Mohon tunggu...
Nugroho Angkasa
Nugroho Angkasa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemilik Toko Online di Dapur Sehat dan Alami, Guide Freelance di Towilfiets dan Urban Organic Farmer. Gemar Baca dan Rangkai Kata untuk Hidup yang lebih Bermakna. Blog: http://local-wisdom.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gigih Melakoni Kehidupan

11 Maret 2012   15:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:13 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13314796041617969979

Buku ini juga memuat kisah romantis. Setiap subuh Mbah Khatijah menyuguhkan secangkir teh hangat. Pasangan hidupnya bernama Mbah Setyowikromo. Beliau bekerja sebagai penjual arang.

Mereka berdua tinggal di dusun Suko, berjarak 40 km dari kota Yogyakarta. Pemasukannya berkisar Rp2.000-Rp5.000/hari. Profesi ini telah ditekuni sejak zaman Belanda. Uniknya, tatkala berjualan arang di Kota Gudeg, Mbah Setyowikromo tak pernah mau jajan. Bahkan ia hanya makan sekali - itu pun selalu hasil masakan Mbah Khatijah sendiri - yakni pada petang hari.

Sang istri berjualan daun jati di pasar tradisional. Dengan menjalani kehidupan sederhana semacam ini, mereka bisa menabung di dalam celengan bambu. Sehingga kalau ada tetangga menggelar hajatan, mereka bisa memberi amplop berisi Rp20.000-Rp25.000. “Kami tidak tega menyantap makanan kenduren dengan lauk ayam ingkung goreng utuh jika belum membayarnya,“ jelas Mbah Khatijah (halaman 161).

Lewat kisah nyata tersebut, penulis buku ini mengajak sidang pembaca bercermin diri. Ternyata, martabat seseorang tak hanya ditentukan oleh kekayaan dan ketenaran. Namun lebih pada setiap tetes keringat untuk mencecap kebahagiaan hidup.

Bukankah saat ini banyak pejabat dan anggota dewan yang mencari uang dengan cara tak lazim (baca: korupsi). Padahal, kerja keras, kejujuran, dan pengorbanan merupakan rumusan universal untuk meraih keberhasilan. Tak ada jalan pintas, apalagi dengan menghisap uang rakyat.

Proses Panjang

Sidik Nugroho menulis buku “366 Reflections of Life, Kisah-kisah Kehidupan yang Meneduhkan Hati” ini dalam waktu relatif panjang. Yakni dari 2003-2011 (8 tahun). Isinya terdiri atas 366 refleksi kehidupan.

Ibarat menu pengobat rasa lapar, satu hari cukup 1 renungan. Sehingga bisa dikonsumsi selama setahun penuh. Sumbernya beragam sekali. Antara lain dari buku bacaan, film bioskop, interaksi di kelas, sampai pada perjumpaan dengan orang gila di warung kopi.

Ada sebuah inspirasi apik dari biografi On Writing karya Stephen King. Ketika kecil, ia sudah bisa mengarang cerita sendiri. Isinya tentang Mr. Rabbit Trick. Tokoh utama ini menjadi pemimpin 4 binatang ajaib. Setiap hari mereka berkeliling guna memberi pertolongan kepada anak-anak kecil.

Stephen lantas menyerahkan manuskrip itu kepada ibunya. Sang ibu merasa terkesan sekali dan memberi pujian penyemangat. Bahkan ia membayar 25 sen untuk setiap cerita yang dibuat King.

Tentu saja, hal ini memompa motivasi Stephen untuk terus menulis. Dalam waktu singkat, ia berhasil membuat 4 cerita dengan tokoh utama yang sama. “Empat cerita. Masing-masing 25 sen. Itulah upahku yang pertama dalam bisnis ini,” demikian tulis Stephen King dalam memoarnya (halaman 107).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun