Mohon tunggu...
Nugroho Angkasa
Nugroho Angkasa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemilik Toko Online di Dapur Sehat dan Alami, Guide Freelance di Towilfiets dan Urban Organic Farmer. Gemar Baca dan Rangkai Kata untuk Hidup yang lebih Bermakna. Blog: http://local-wisdom.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saling Apresiasi Kebhinekaan? Di Sini Kita Sudah Praksiskan!

29 Juli 2011   11:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:16 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sama halnya kalau jumlah kita terlalu besar kita akan ribut sendiri. Dulu hanya 2 orang yang berani memproklamirkan kemerdekaan Indonesia atas nama bangsa Indonesia (Soekarno Hatta). Kurawa juga banyak, Pandawa hanya 5. Saat dikejar-kejar suku Quraish, Nabi Muhammad SAW hijrah dengan belasan orang saja. Tapi Beliau dikenang dalam sejarah umat manusia.

Menurut Anand Krishna, bangsa Eropa tak akan mengenal peradaban tanpa adanya Islam. Saat itu sungguh sulit menuliskan bilangan Romawi. Angka O (Nol/Sunya) berasal dari peradaban Sindhu (dari Gandahar, sekarang Afganistan sampai Astaraley, kini Australia, termasuk kepulauan Nusantara), lantas dibawa ke Arab dan akhirnya sampai ke Eropa. Ironisnya, kita lupa pada itu semua.

Bahkan seorang pejabat, di sebuah acara formal yang dihadiri ratusan orang berkata bahwa kita tak memiliki budaya Nusantara. Padahal Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya yang berasal dari seluruh kepulauan di Indonesia.

Almarhum ayahanda Anand Krishna berasal dari Pakistan. Pada 1947 Baba Tolaram menjual semua harta miliknya, ia pindah dari Surakarta kembali ke tanah kelahirannya. Keluarganya di sana ada yang beragama Islam, Sikh, Hindu, dll.

Mereka tinggal di satu rumah besar, tapi masih sering bertengkar sendiri. Oleh sebab itulah, ia memilih Indonesia lagi. Ada 2 hal yang menyebabkanya: Bung Karno dan Pancasila. Padahal saat itu ia diberi kebebasan untuk memilih kewarganegaraan. Entah itu Inggris, Pakistan, atau India.

Oleh sebab itulah, saat menjadi duta bangsa dalam forum internasional Parliament of the World's Religions di Melbourne, Australia pada 2009, Anand menawarkan Pancasila sebagai solusi bagi dunia. Menurutnya, Bhinneka Tunggal Ika - Tan Hana Dharma Mangrwa berarti tampaknya berbeda tapi esensinya sama (Appearing many but essentially one).

Dalam orasi budayanya sore itu, Anand juga bercerita tentang Sang Ibu. Bahasa ibunya bahasa Arab. Sehingga ia sedikit-banyak bisa membaca Al-Quran. Bahkan Gurunya, Sheikh Baba yang berprofesi sebagai penjual es balok di Lucknow, India begitu "fanatik" dengan sebuah hadis, berikut ini tafsiran bebasnya, "Bila engkau membiarkan tetanggamu tidur dengan perut kosong, maka engkau belum menjadi seorang Mukmin."

Senada  dengan apa yang disabdakan Yesus, "Cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri". Di dalam kitab suci Al-Quran juga disampaikan bahwa siapapun yang beramal saleh dan bertakwa maka tak ada kekhawatiran dalam dirinya.  Seperti wejangan Sang Buddha, ""Batu-batupun pada akhirnya akan menjadi Buddha.""

Memang dalam hal akidah, teologi kita tak bisa bersatu. Tapi bukan perbedaan itu yang kita kedepankan, apalagi untuk memicu konflik. Kita musti mengumandangkan kesamaan nilai-nilai universal yang terkandung dalam setiap ajaran agama dan kepercayaan.

Acara di Candi Plaosan ini diakhiri dengan doa bersama. Masing-masing tokoh agama memimpin prosesi sakral tersebut. Ratusan peserta yang hadir berdiri dan memejamkan mata dengan penuh hikmat. Meski berdoa dengan cara berbeda, tapi sejatinya semua berdoa pada Ia Hyang Satu adanya. Saling apresiasi kebhinekaan? Di sini kita sudah praksiskan!

13119318841476560251
13119318841476560251

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun