Mohon tunggu...
Nugroho Angkasa
Nugroho Angkasa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemilik Toko Online di Dapur Sehat dan Alami, Guide Freelance di Towilfiets dan Urban Organic Farmer. Gemar Baca dan Rangkai Kata untuk Hidup yang lebih Bermakna. Blog: http://local-wisdom.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saling Apresiasi Kebhinekaan? Di Sini Kita Sudah Praksiskan!

29 Juli 2011   11:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:16 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimuat di HMINEWS.COM

http://hminews.com/news/saling-apresiasi-kebhinekaan-di-sini-kita-sudah-praksiskan/

Walau sudah sejak sekolah SMA, kuliah, dan kini bekerja di Yogyakarta, saya belum pernah sekalipun berkunjung ke Candi Plaosan. Padahal jaraknya hanya 16 km dari pusat Gudeg City. Beruntung sore itu National Integration Movement (NIM) menggelar acara Orasi Budaya dan Doa Bersama: Menyambut Ramadhan dalam Kebhinekaan pada Kamis (28/7/2011). Sehingga saya dapat menyaksikan langsung karya agung leluhur tersebut.

Menurut kamus Wikipedia, Candi Plaosan merupakan kompleks percandian yang terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan. Jaraknya hanya 1,5 km ke arah timur-laut Candi Prambanan yang notabene bercorak Hindu. Kendati demikian, Candi Plaosan yang berarsitektur Buddhis dapat berdiri saling berdampingan dalam damai.  Hal ini menunjukkan bahwa para leluhur kita begitu mengapresiasi kebhinekaan.

Sejarah mencatat kompleks percandian ini dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan. Masyarakat sekitar lebih mengenalnya sebagai peninggalan Kerajaan Medang/Mataram Kuno. Candi Induk Selatan Plaosan Lor dipugar pada 1962 oleh Dinas Purbakala. Sementara itu, Candi Induk Selatan direnovasi pada 1990-an oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.

Acara orasi budaya dan doa bersama ini terselengggara berkat kerjasama Komunitas Pecinta Anand Ashram (KPAA), National Integration Movement (NIM), Lingkar Pelangi Nusantara, Aliansi Jogja untuk Indonesia Damai (AJI Damai), Gerakan Moral Rekonsiliasi Pancasila, Lembaga Studi Islam dan Politik (LSIP), AFSC (American Friends Service Committee), dan Paguyuban Tri Tunggal.

1311932920844570917
1311932920844570917
dr Wayan Sayoga (kedua dari kiri)

Ramadhan merupakan bulan suci umat Islam. Sebagai sarana kembali ke dalam diri. Sebuah momentum untuk melihat kembali perjalanan kita selama ini. Apakah sudah tepat atau belum? Begitulah kata sambutan dari dr. Wayan Sayoga, selaku Direktur Eksekutif NIM saat membuka acara. Pria asal Bali tersebut mengingatkan pula bahwa prinsip dasar Pancasila tetap dapat diterapkan hingga kini. Bahkan di mana saja, tak hanya di Indonesia.

Lebih lanjut dr. Sayoga mengingatkan bahwa fundamentalisme yang merebak belakangan ini tidak sesuai dengan cita-cita para founding fathers. Kebanggaan pada budaya Nusantara menjadi kata kunci. Pada masa Sriwijaya leluhur kita memiliki maskapai pelayaran sendiri untuk mengekspor rempah-rempah ke Madagaskar, bahkan semua itu dilakukan demi kesejahteraan rakyat. "Kita perlu meneguhkan persatuan dan kecintaan pada bangsa ini kembali, " ujarnya.

1311932867475999530
1311932867475999530
Romo Agus Pr (paling kanan)

Seorang rohaniwan muda, Romo Agus Pr dari perwakilan umat Kristiani menyambut baik peristiwa budaya semacam ini. Dalam orasinya, Pastor Paroki Bintaran dan Pringgolayan tersebut mengajak seluruh peserta saling meneguhkan kebhinekaan  di antara sesama anak bangsa.

"Perbedaan sebagai suatu kenisacayaan menambah keindahan hidup ini. Sebagai wong Jawa, Ibarat simponi musik gamelan, masing-masing instrumen saling bersinergi menyajikan satu harmoni," tandasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun