Mohon tunggu...
Nugroho Angkasa
Nugroho Angkasa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemilik Toko Online di Dapur Sehat dan Alami, Guide Freelance di Towilfiets dan Urban Organic Farmer. Gemar Baca dan Rangkai Kata untuk Hidup yang lebih Bermakna. Blog: http://local-wisdom.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menghindari Jebakan Ranjau (Menulis) Biografi

27 April 2014   18:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, Cantik Sumber Inspirasi, Tetapi Menyimpan Bahaya Tersembunyi (Ranjau#5). Saat pelopor blog sosial Kompasiana tersebut menulis sosok Alexandra Kosteniuk di Kompas edisi Sabtu, 16 Maret 2002, beberapa rekan jurnalis sontak mengkritisinya. Bukan terkait kualitas atau konten tulisannya melainkan soal pilihan. Kenapa harus Alexandra Kosteniuk yang hanya meraih runner-up juara dunia? Mengapa bukan pecatur asal China, Zhu Chen yang notabebe menjadi juara dunia?

Singkat cerita, muncul asumsi kalau pertimbangannya sekadar isu seksis. Pepih dianggap hanya menulis sosok perempuan yang ia anggap cantik. Alih-alih bersikap resisten, suami Tantri Sulastri tersebut justru senang mendapat pertanyaan kristis dari koleganya. Di lingkungan redaksi Kompas memang biasa terjadi dinamika semacam itu dan sudah dianggap sebagai bagian dari pekerjaan yang wajar. Salah satu pertimbangan Pepih menulis sosok Sasha karena ia seorang dara multitalenta. Dunia Sasha bukan catur semata. Ia juga foto model dan penulis puisi (halaman 81).

Sistematika buku ini terdiri atas 11 bab. Setiap bab memaparkan satu "ranjau" dalam menulis sosok (feature) atau biografi singkat. Tak sekadar beretorika, ayah dua anak tersebut juga memberikan contoh tulisannya yang pernah dimuat di harian Kompas. Pepih juga membuka interaksi lebih lanjut dengan pembaca yang berminat mendalami dunia jurnalistik lewat "sekolah menulis virtual" di http://facebook.com/pepih.nugraha atau di laman blog sosial http://kompasiana.com/pepihnugraha. Gratis dan terbuka untuk umum. Dalam konteks ini, tesis Rene Suhardono menjadi relevan, "Menulis bukan sekadar untuk merasa tahu (knowing), tapi untuk berbagi (sharing) dan berempati (caring)."

"Ranjau" berikutnya adalah Karena Masih Dianggap Bau Kencur (Ranjau#8). Menurut Pepih, selama ini rubrik Sosok Kompas terlalu didominasi oleh sosok-sosok dewasa, bahkan cenderung tua. Padahal baginya, anak-anak adalah inspirasi. "Lebih baik berpaling kepada anak-anak yang berprestasi sejak dini di tingkat dunia daripada mereka yang mungkin kebetulan meraihnya setelah dewasa (halaman 121)."

Fahma Waluya Rosmansyah (12) dan adiknya, Hania Pracika menjadi sosok orang Indonesia termuda yang pernah muncul di rubrik Sosok Kompas. Prestasi kedua tunas bangsa tersebut sangat membanggakan karena mereka tercatat sebagai pembuat aplikasi mobile paling belia di dunia. Fahma dan Hania juga pernah memenangi lomba pembuatan software Asia Pasific Information 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia. Lomba tersebut diikuti 16 negara.

Pepih sempat menantang mereka membuat aplikasi ponsel dalam waktu lima menit. Seorang relawan, anak kelas 1 SD, meminta Fahma membuat kupu-kupu. Fahma langsung bekerja di laptopnya. Dengan software Adobe Flash, ia menggambar sebelah sayap kupu-kupu dengan tetikus, sayap satunya lagi tinggal menduplikasi sehingga tak lebih dari satu menit rancangan grafis kupu-kupu selesai. Fahma mewarnai kupu-kupu yang kelak bisa bergerak. Kurang dari empat menit animasi sudah tercipta, tinggal memasukkan suara (halaman 126).

Buku Ranjau Biografi ini sebuah referensi berharga bagi siapa saja yang hendak menulis sosok atau biografi singkat, sehingga dapat terhindar dari jebakan "ranjau". Menyitir pendapat Pepih Nugraha, "Pendekatan jurnalistik diperlukan untuk penulisan biografi daripada metode ilmiah seperti menyusun sejarah. Gunanya agar sosok atau biografi seseorang itu menjadi "hidup" sebagaimana orang menonton film." Selamat membaca! (T. Nugroho Angkasa S.Pd, guru privat bahasa Inggris, editor, dan penerjemah lepas. Tinggal di Kampung Nyutran, Jogjakarta).

[caption id="attachment_304715" align="alignleft" width="300" caption="Dok. Pri"]

13985727251390273313
13985727251390273313
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun