Mohon tunggu...
Nugroho Purbohandoyo
Nugroho Purbohandoyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - menulis lepas, menulis apa saja

senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sayangi Ginjal, Yuk Diet Rendah Protein

17 Oktober 2022   11:15 Diperbarui: 17 Oktober 2022   11:37 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


BANJARNEGARA - Ginjal merupakan salah satu organ vital bagi manusia. Menjaga kesehatan lebih baik daripada mengobati. Salah satunya dengan diet rendah protein. Simak penjelasan Kepala Instalasi Gizi RSI Banjarnegara Jawa Tengah, Pujiningsih AmG, berikut ini.

Ia menjelaskan,diet rendah protein adalah konsumsi protein disesuikan dengan kemampuan ginjal menyaring sisa metabolisme protein, agar sisa tersebut tidak menumpuk dalam darah karena dapat bersifat racun.

"Tujuan diet ini diantaranya, mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi," ujar Pujiningsih.

Selain itu, diet ini juga bertujuan mengatur keseimbangan cairan elektrolit. Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal," ujarnya.

Puji juga menyebutkan, cara diet protein tersebut, yaitu konsumsi protein dikurangi dari kebutuhan normal. Diutamakan menggunakan protein berasal dari hewan seperti susu, daging, ikan, telur.

"Batasi garam bila ada oedema dan tekanan darah tinggi. Kalori harus cukup agar protein tidak dipecah di jadikan energi, yaitu 35 kali per kg berat badan per hari," sebutnya.

Makanan yang dianjurkan, sember karbohidrat nasi, bihun, jagung, kentang, makaroni, mi, tepung-tepungan, singkong, ubi, madu, permen. Untuk sumber protein hewani daging, ikan, telur, ayam, susu.

Makanan yang dibatasi, garam dapur, bahan penyedap makanan dan aditif seperti bumbu masak (monosodium glutamat), soda kue (natrium bikarbonat), pengawet (natrium benzoat). Kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti tahu dan tempe.

"Sayuran dan buah tinggi kalium. Sayuran tinggi kalium seperti, tomat, kol, bayam, bit, tauge, kacang ijo, buncis, kembang kol, waluh. Buah tinggi kalium anggur, blimbing, duku, jambu biji, jeruk, pisang, alpukat. Minuman bersoda, juga dibatasi," ujarnya.

Ia mencontohkan, menu sehari-hari pagi, nasi, telur semur, prekedel, tahu, sayur bening, melon. Siang hari, nasi, daging bistik, ca sayuran, dan pepaya. Untuk malam hari bisa konsumsi nasi denganb lauk pepes ikan, tumis kacang panjang, dan buah melon. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun