Mohon tunggu...
Nugroho Purbohandoyo
Nugroho Purbohandoyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - menulis lepas, menulis apa saja

senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sekilas Penyebab dan Pengobatan Hipertensi

25 September 2022   03:22 Diperbarui: 25 September 2022   06:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANJARNEGARA - Hipertensi hampir tidak ada gejalanya. Satu cara untuk mengetahui adalah dengan mengecek tekanan darah.

"Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah menderita hipertensi adalah dengan memeriksakan tekanan darah secara teratur," ujar Dokter Hening Widiawati Dokter RSI Banjarnegara Jawa Tengah.

Untuk diketahui, ada studi menunjukkan bahwa hipertensi primer hanya terjadi pada orang dengan asupan garam harian yang melebihi 5,8 gram. Keturunan dan ras terbukti menjadi faktor dalam 30 persen kasus yang diteliti. Orang dengan riwayat keluarga hipertensi dua kali lebih mungkin untuk mendapatkannya. Sebagian besar subjek penelitian ini menunjukkan peningkatan kekakuan atau resistensi arteri perifer mereka. Kekakuan ini telah dikaitkan dengan faktor genetik, obesitas dan kurang olahraga, asupan garam yang berlebihan dan usia tua.

Sekitar 5 sampai 10 persen dari kasus hipertensi dapat dikaitkan dengan beberapa penyebab spesifik dan disebut hipertensi sekunder. Penyakit ginjal kronis, pil kontrasepsi oral, tumor kelenjar adrenal, penyalahgunaan alkohol kronis dan koarktasio aorta diketahui sebagai penyebab hipertensi sekunder.

Menurutnya, dokter belum dapat menemukan obat untuk hipertensi primer, tetapi mereka telah dapat menentukan pengobatan yang dapat menurunkan tekanan darah ke tingkat yang akan mencegah komplikasi hipertensi.
Hipertensi sekunder dapat dikelola dengan mengobati penyebab yang mendasarinya.

"Jika dengan hipertensi ringan atau sedang yang tidak memiliki kerusakan pada jantung atau ginjal, dapat mempertimbangkan untuk mengubah gaya hidup," ujarnya.

Perubahan ini termasuk menjaga berat badan yang sehat, menurunkan jumlah garam yang dikonsumsi, berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Latihan aerobik selama 20 menit setidaknya 3 sampai 4 kali setiap minggu.

"Diet yang baik rendah kolesterol dan lemak, dan tinggi kalsium, potasium, magnesium dan protein. Hal lain yang mungkin bisa dipertimbangkan adalah teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan hipnosis," terangnya.

Orang dengan hipertensi sedang atau berat mungkin harus menggunakan salah satu dari banyak obat yang telah dikembangkan untuk mengobati hipertensi. Obat-obatan ini termasuk beta-blocker, diretik, penghambat saluran kalsium dan penghambat enzim pengubah angiotensin. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun