Mohon tunggu...
E. Nugroho
E. Nugroho Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, ilmuwan, seniman, pengamat bahasa

Dokter, pengamat bahasa, pengamat sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gebrakan Bereskan Masalah Obat

22 Maret 2016   01:46 Diperbarui: 23 Maret 2016   02:01 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENGAPA ARTIKEL INI DIBUAT?  Karena program kesehatan yg baik paling disenangi masyarakat, menurut survei.

***************************

[caption caption="Perlu gebrakan kuat untuk ubah Indonesia"][/caption]

Tidak banyak yang tahu, pemerintah Filipina dulu, lebih dari 16 tahun lalu, dua kali menggebrak dunia farmasi di sana. Harga obat terlalu tinggi karena dimainkan harganya. Juga karena dokter kongkalikong dengan perusahaan farmasi. Dan tidak ada yang bisa menertibkan (seperti di Indonesia, bukan?). Maka pemerintah pusat pun turun tangan.

Pada waktu obat generik mulai dipopulerkan di dunia oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO, pemerintah sana langsung memakai momentum itu untuk menggebrak. (coba Google: "philippines drug price cut")

Sebagian obat paten dari luar negeri yang dihitung terlalu tinggi harganya, diminta diturunkan harganya secara sukarela... Atau dipaksa turun. Perusahaan2 farmasi itu tahu, pemerintah tidak main2. Maka berbondong2 mereka menuruti permintaan pemerintah. TURUN… ! Lho, kok bisa?

Bersamaan dengan itu penggunaan obat generik digencarkan (Baca Apa itu Obat Generik?). Ini untuk menutup kemungkinan dokter kaya bermain mata dengan perusahaan farmasi. Kok ada disebut kata KAYA? Karena dokter yang miskin, yang tidak punya banyak pasien, tidak akan diajak bekerja sama oleh perusahaan farmasi. Ditemui oleh medrep (medical representatif) dari farmasi saja tidak. Yang diajak kerja sama adalah dokter2 yang sudah terkenal, yang banyak pasien, yang dengan sendirinya, tentunya, kaya.  Dan masih merasa kurang kaya, sehingga menerima sogokan dari perusahaan farmasi untuk mendapat tambahan kekayaan. Dengan korban para pasien...

Pemerintah Filipina sangat menyadari hal itu. Pemerintah Indonesia, lewat menteri2 kesehatannya (yang sebagian dokter spesialis, yang mungkin laris), sejak dulu tentunya dan selayaknya juga amat sangat tahu persis. Bedanya, Filipina sungguh2 memikirkan rakyat, yg di sini mementingkan kelompok sendiri.

Maka Filipina membuat kebijakan seperti tertera pada gambar. Coba bandingkan dengan Indonesia.
 [caption caption="** Sumber gambar pribadi."]

[/caption]

** Lihat  UU untuk Mempromosikan, Mengharuskan, dan Memastikan Produksi Obat yang Diidentifikasikan oleh Nama Generik dengan Pasokan yang Mencukupi, Distribusi, Penggunaan serta Penerimaannya.

Nah. Bagaimana? Jelas sekali ketinggalan Indonesia di bidang penyelenggaraan kesehatan di masyarakat, bukan?  Jelas sekali bagaimana seriusnya Filipina membantu rakyat kecilnya.  Dan betapa sedikitnya, betapa parahnya,  betapa mengenaskannya, cara  Indonesia mendidik rakyat serta tenaga kesehatannya. Juga betapa kasihannya rakyat di Indonesia…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun