Mohon tunggu...
Nugroho Widiyanto
Nugroho Widiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Ikut berjuang untuk Indonesia yang taat hukum, adil, plural dan sejahtera twitter:@nugroho1971

Selanjutnya

Tutup

Politik

Laporan hasil survey pilkada: INES vs lembaga survei mapan

18 September 2012   16:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:16 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

72,48%

0

2.5%

INES satu-satunya lembaga survei yang secara tegas menyatakan bahwa JB akan menang dengan telak. Lembaga survei yang lain menyatakan bahwa persaingan sangat ketat sehingga tidak bisa diprediksi siapa yang menjadi pemenangnya.

Bagi saya lembaga pollster masih trauma dengan kesalahan prediksi mereka pada putaran pertama sehingga kebanyakan mencari 'aman' dalam prediksinya. Cara mencari aman ini tampak sekali pada undecided voters (saya satukan untuk jawaban: masih belum ada pilihan, tidak tahu dan akan golput) yang masih sangat tinggi (bahkan di SSSG, jumlah mereka melebihi pemilih FN..;)) sehingga bisa kembali membuat justifikasi terhadap anomali pemilih. Cara aman yang kedua adalah dengan membuat magin error yang tinggi (sekitar 5 %) sehingga perubahan yang besarpun atas hasil akhir (sebagian besar meramalkan JB menang tipis) masih bisa dicover.

Ujian atas prediksi

Tanggal 20 September 2012 adalah saat ujian kembali bagi semua lembaga survei terutama yang sudah mapan apakah mereka memang mencari aman ataukah prediksi mereka memang tidak tepat. Apabila JB memang dengan telak seperti yang diprediksikan INES, lembaga survei akan kembali dipermalukan oleh sebuah lembaga yang 'hanya' digawangi para aktivis! Apabila JB atau FN menang tipis, lembaga survei akan mendapat legitimasi akan keakuratan prediksinya. Mereka bisa kembali meraih kepercayaan publik bahwa ilmu yang mereka dapatkan di luar negri benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat. Disisi lain, INES akan dianggap sebagai lembaga yang punya hidden agenda untuk tujuan politiknya.

Siapa yang benar?   Mari kita saksikan bersama....apapun hasilnya: kita satu bangsa...bangsa yang besar...biarlah siapapun yang memimpin, terpilih dengan proses yang demokratis dan tetap kita dukung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun