Mohon tunggu...
Nugra Ze
Nugra Ze Mohon Tunggu... profesional -

Sukses adalah pilihan,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Papua Menolak Menteri Asal Papua

28 Oktober 2014   14:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:28 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Papua Menolak Menteri Asal Papua

Memilih menteri susah-susah gampang. Urusan Anak, Perempuan dan Papua dengan segudang permasalahannya, disederhanakan dan direpresentasikan pada sosok Yohana, Guru Besar Universitas Cendrawasih.

Bukannya mendapat dukungan, pilihan Jokowi justru mendapat kritikan tajam dari Bupati Papua terkait sosok Yohana yang kurang dikenal masyarakat Papua.

"Kami anggap ini sama saja Pak Jokowi melecehkan Papua. Terus terang menteri dari Papua yang dia angkat tidak kami kenal. Tidak cukup mengakar di masyarakat Papua. Apalagi kalau bicara soal jembatan aspirasi antra Jakarta dan Papua pasti tidak bisa," kata Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, Senin, 27 Oktober 2014.

Selaku Menteri Pemberdayaan Anak dan Perempuan barangkali Yohana mampu melaksanakannya. Namun jika soal mampu, banyak tokoh wanita di Jakarta yang barangkali jauh lebih mampu dari sosok Yohana. Lantas mengapa Jokowi mengambil dari Papua jika sekedar mencari representasi Indonesia Timur ?

Nah tak heran tokoh Papua mengkoneksikan Yohana sekaligus sebagai jembatan masalah Papua. Mampukah sosok Yohana mengatasi OPM ? Sanggupkah sang Guru Besar Menaklukkan Freeport dengan segala permasalahannya, selaku sumber uangnya AS ? Sosok dosen atau peneliti yang kurang dikenal tiba-tiba berkutat pada masalah yang jauh lebih besar dari kapasitas dan pengalamannya.

"Papua ini kan masalah yang rumit. Maka butuh sosok yang bisa jadi jembatan antara masyarakat dengan pemerintah di Jakarta. Nah ini yang dilupakan Pak Jokowi. Maka kami anggap ini sama saja melecehkan kami," jelas Tabuni yang adalah juga alumni FISIP UGM Yogyakarta tersebut.

Kita tunggu kinerja dari Yohana dalam mengatasi problem Anak, Perempuan dan Papua itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun