Mohon tunggu...
Rahmat Nugraha
Rahmat Nugraha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Keep Learning and Struggling | MantanMahasiswa | www.rahmatnugraha.net | contact : email@rahmatnugraha.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kecupan Hangat untuk Moral Bangsa Indonesia

16 November 2011   17:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:35 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi datang,

kuhaturkan salam untuk Indonesiaku pagi ini

"Apa Kabar Indonesiaku?,

Bagaimana Atmosfermu hari ini?

masihkah dihiasi gas gas kebohongan dan debu-debu kemunafikan?"

Bagaimana mataharimu detik ini?

masihkan dipenuhi dialektika-dialektika bodoh dan rasa ketidakacuhan?

Bagaimana juga dengan jantungmu akhir ini?

masihkah di kunjungi flek-flek nepotisme dengan ketebalan berlapis-lapis?

Tentang Hatimu, Bagaimanakah kondisinya?

apakah tancapan racun-racun ideologis dan parasit moral tetap tertancap kukuh disana?

Sekelumit pertanyaan setiap kali kubuka mata menyambut Indonesiaku hari ini.

Prihatin, dari kedalaman lubuk hati,

mendambakan arti sebenarnya sebuah negeri

buka kembali sejarah! lembar hitam yang kumal penuh debu,

mengingatkan panjajahan nilai-nilai, paradigma, sistem sosial

mengawali lahirnya negeri ini dengan dominan ke-barat-an yang didesakkan

psikologis moral domestik yang dirasakan negeri ini

"Si Jamrud Khatulistiwa lenyap tak berbekas kah?"

Sentuhan Kekuasaan dan Prestise

lingkup aparat birokrasi pemegang kebijakan

menggaramkan kehidupan negara

ketika faktor etika tampil sebagai penguasa yang sebenarnya

seketika, kecupan hangat doktrin-doktrin

menyentuh jiwa merambat moral bangsa

budaya barat merobek kesucian bunda pertiwi

anak-anak bangsa kehilangan siapa dia sebenarnya

pemikir, cendrung bermetaformosis hedonis

Kemanusiaan, manusiawi terkoyak, menganak cucu

harus dimulai, perbaikan citra "Ibunda"

hampir lenyap dimuka tetangga

jawaban bangsa

cipratkan sebanyak-banyaknya minyak wangi negeri

dengan kecupan hangat moral

demi Indonesia, kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun