Mohon tunggu...
Nugraha Entra
Nugraha Entra Mohon Tunggu... -

orang kampung yang ingin bangkit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Syiah Takfiri

20 Juni 2013   02:36 Diperbarui: 11 Juli 2017   04:03 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Takfir artinya pemahaman mengkafirkan muslim. Adapun takfiri artinya orang yang memiliki pemahaman seperti itu. Mungkin anda masih bingung.

Untuk memperjelas, lebih baik saya beri contoh.

Berikut ini saya sertakan bukti-bukti takfir (pengkafiran) Syiah imamiyah itsna asyariyah terhadap para istri dan sahabat Nabi serta pengikut mereka. Mudah-mudahan memperluas cakrawala wawasan kita.

1.Al-Kulaini, ulama syiah  abad ke-3 H berkata:

حنان عن أبيه عن أبي جعفر (ع) قال : كان الناس أهل ردة بعد النبي (صلى الله عليه وآله) إلا ثلاثة فقلت: ومن الثلاثة؟ فقال: المقداد بن الأسود وأبو ذر الغفاري و سلمان الفارسي رحمة الله وبركاته عليهم

“Hanan dari ayahnya dari Abu Ja’far ia berkata, “Seluruh manusia menjadi murtad sepeninggal Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam kecuali tiga orang.” Aku pun bertanya, “Siapa 3 orang itu? ” Ia menjawab, “Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar Al-Ghifari, dan Salman Al-Farisi semoga rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah atas mereka. “ (Al-Kafi hal 133)

Perkataan di atas menunjukkan bahwa semua orang murtad setelah Rasulullah shollallahu’alahi wasallam wafat kecuali 3 orang.

Dan tidak ada sahabat Nabi yang masih muslim kecuali hanya 3 orang saja.

2.Berkata Asy-Syaikh Al-Mufiid ulama syiah abad ke-4 H:

(اتفقت الإمامية على أن من أنكر إمامة أحد من الأئمة وجحد ما أوجبه الله تعالى له من فروض الطاعة فهو كافر ضال مستحق للخلود في النار

"Syiah imamiyah itsna asyariyyah sepakat bahwa siapa yang mengingkari keimaman salah satu imam dan menentang apa yang Allah wajibkan untuknya yaitu berupa kewajiban taat (kepadanya), maka orang tersebut kafir dan sesat berhak kekal di neraka. " (Dari Bihar Al-Anwar juz 23 hal 390)

Perkataan di atas menunjukkan bahwa siapa yang mengingkari keimaman dari 12 imam syiah, walaupun seorang saja, maka ia telah kafir, dan pantas untuk masuk neraka selama-lamanya.

3.Muhammad bin Mas'ud Al-Ayyasy Ulama syiah abad ke-4 H menukilkan dari Abdurrahman bin Salim Al-Asyal dari Ali bahwa tafsir dari ayat:
التي نقضت غزلها من بعد قوة أنكاثا)

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, (QS. An-Nahl: 92) yaitu: عائشة هي نكتت أيمانها

"Aisyah dialah yang melanggar perjanjiannya (murtad). "  (Tafsir Al-Ayasy juz 3 hal 22)

Perkataan di atas menunjukkan bahwa Istri Nabi Aisyah adalah murtad.

4.Ali Al-Bayadhi Al-'Amili, ulama syiah abad ke-8 H berkata:

(قالوا-:برأها الله في قوله: (أولئك مبرؤون مما يقولون)، قلنا: ذلك تنزيه لنبيه عن الزنا، لا لها

"Mereka (Ahlussunnah) berpendapat bahwa 'Allah telah membersihkan Aisyah dari tuduhan zina dalam firman-Nya: 'Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang-orang. ' adapun kami (Syiah Imamiyah) berpendapat bahwa ayat itu merupakan pembersihan untuk Nabinya dari tuduhan zina bukan untuk istrinya. "  (Ash-shirothul Mustaqim ilaa Mustahiqqit Taqdim juz 3 hal 165)

Perkataaanya sesuai dengan perkataan At Thusi dalam kitab Ikhtiyar Ma’rifatur Rijalbahwa bahwa istri nabi adalah pelacur.

5.Husain Al-Usfur Al-Bahrani ulama Syiah abad ke-13 H berkata:
بل أخبارهم عليهم السلام تنادي بأن الناصب هو ما يقال له عندهم سنيا.
“Bahkan kabar-kabar dari mereka (para imam) alaihissalam menyerukan bahwa yang dimaksud dengan seorang An-Nashibah adalah yang dikenal oleh kalangan mereka sebagai sunni”. (Al-Mahasin al-Nafsaniyyah fi ajwibah al-Masail al-Hurrasaniyah, hal. 147)

Orang-orang syi’ah menjuluki orang-orang sunni atau ahlu sunnah dengan an-Nashibah (pembangkang).

Lalu apa konsekuensinya kalau dicap sebagai An-Nashibah (pembangkang)?

6.As-Sayyid Al-Khouni, ulama syiah abad 14 H berkata:

والأظهر أن الناصب في حكم الكافر ون كان مظهرا للشهادتين والاعتقاد بالمعاد.

“Pendapat yang paling jelas yaitu bahwa seorang An-Nashibah (yaitu Ahlussunnah) dihukumi kafir walaupun ia mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengimani hari akhir. " (Al-Masail Al-Muntakhobah hal 56)

7.As-Sayyid Muhammad Baqir Ash-Shadr hidup abad 14 H berkata:

فإن هؤلاء الغلاة و النواصب كفار ولكنهم طاهرون شرعا ما داموا ينسبون أنفسهم إلا الإسلام

"Sesungguhnya orang-orang ekstrim dan para Nashibah (Ahlussunah) adalah kafir. Akan tetapi mereka suci (tidak najis) secara syariat selama mereka masih menisbatkan diri mereka kepada islam. " (Al-Fatawa Al-Wadhihah)

Ia menyebutkan riwayat dari Abu Ya'fur fil Muwatsaq dari Abu Abdillah dalam hadits ia berkata,

وإياك أن تغتسل من غسالة الحمام، ففيها غسالة اليهودي، والنصراني، والمجوسي، والناصب لنا أهل البيت فهو شرهم فإن الله تبارك وتعالى لم يخلق خلقا أنجس من الكلب، والناصب لنا أهل البيت لأنه أنجس منه).

"Hati-hatilah kamu jangan sampai mandi dari air sisa di kamar mandi. Karena itu sisa dari seorang Yahudi,  Nashrani, Majusi dan seorang An-Nashibah (ahlussunnah) dan (yang terakhir) ini adalah yang paling jelek di antara semuanya. Sesungguhnya Allah tabaraka wata'ala tidaklah menciptakan suatu makhluk yang lebih najis dibandingkan anjing dan seorang An-Nashibah (ahlussunnah) sebab ia lebih najis darinya. " (Al-Fatawa Al-Wadhihah hal 227)

Perkataan di atas menunjukkan bahwa seorang sunni/Ahlussunnah itu kafir dan lebih najis dari anjing.

8.Khomeini, ulama syiah abad ke-20 berkata:

فلو خرج سلطان على أمير المؤمنين عليه السلام لا بعنوان التدين بل للمعارضة في الملك أو غرض آخر كعائشة وزبير وطلحة ومعاوية وأشباههم أو نصب أحد عداوة له أو لاحد من الائمة عليهم السلام لا بعنوان التدين بل لعدواة قريش أو بني هاشم أو العرب أو لاجل كونه قاتل ولده أو أبيه أو غير ذلك لا يوجب ظاهرا شئ منها نجاسة ظاهرية. وإن كانوا أخبث من الكلاب والخنازير

“Kalau seorang pemimpin memberontak terhadap Amirulmukminin (Ali bin Abi Thalib) alaihissalam bukan dengan simbol agama melainkan untuk melawannya dalam hal kepemimpinan atau tujuan lain seperti Aisyah, Zubair, Thalhah, Muawiyah, dan semisal mereka atau jika ia menampakkan permusuhan terhadap Amirul Mukminin atau salah satu imam bukan dengan simbol agama melainkan karena permusuhan terhadap Quraisy atau Bani Hasyim atau Arab atau karena Ali memerangi anak atau ayahnya atau selain itu, maka itu tak  berkonsekuensi secara jelas bahwa mereka itu najis dalam penampilan luar,walaupun mereka lebih buruk daripada anjing dan babi…” (Kitab Ath-Thoharoh juz 3 hal 337)

Perkataan di atas menunjukkan bahwa Istri Nabi, Aisyah lebih buruk dari pada 2 hewan yang sudah disebutkan.

Dan juga Zubair, Tholhah, Muawiyah dan para sahabat Nabi lain, mereka semua lebih buruk dari pada 2 hewan yang sudah disebutkan.

Mudah-mudahan nukilan di atas menambah wawasan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun