Mohon tunggu...
Nugraha
Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Generasi Sekarang Penting untuk Bisa Coding?

4 Juli 2022   17:39 Diperbarui: 4 Juli 2022   17:43 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apakah Anak Anda termasuk generasi Z atau Milenial? Mereka adalah sebuah generasi yang lahir di tahun 1995 -- 2014. Mereka lahir dan tumbuh dikelilingi teknologi canggih yang meningkat pesat dalam kurun waktu 20 tahun belakang ini. Mereka dengan cepat memahami penggunaan rangkaian elektronik. Sedikit klik di sana dan di sini, mereka sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Anak-anak yang terpapar dengan teknologi dan akrab dengan apps hampir 12 jam sehari ini tentu perlu memahami pembuatan aplikasi yang menjadi otak teknologi yang ada. Mereka perlu mempelajari bahasa komputer untuk mengarungi gelombang era digital ini. Bagaimana caranya? Mereka perlu belajar Coding.

Harus belajar coding ga sih saya? Melihat banyaknya lowongan pekerjaan di bidang pemrograman, kamu pernah ga bertanya seperti itu?

Sekarang ini banyak perguruan tinggi yang membuat jurusan IT. Yang tadinya belum membuat, langsung pada berlomba-lomba membuat. Yang sudah membuat juga ikutan berkompetisi mencetak lulusan IT terbaik mereka.

Orang tua sekarang banyak yang memasukkan anaknya ke jurusan IT dengan harapan mudah mencari pekerjaan ketika lulus nanti. Dari berbagai macam penjurusan yang ada di jurusan IT, banyak juga lulusannya yang ga ngerti coding dengan alasan, "IT ga cuma ngoding doang" atau "gua ga bakat ngoding". Padahal ya banyak manfaat yang diambil dari ngoding itu sendiri, selain buat jadi programmer.

Apa itu Coding?

Coding adalah salah satu tindakan dari langkah-langkah pemrograman dengan menuliskan kode atau skrip dalam bahasa pemrograman. Supaya skrip tersebut dapat dipahami oleh komputer, maka saat proses coding kamu harus mengikuti aturan sintaks yang berlaku. Aturan sintaks sangat tergantung dari bahasa pemrograman apa yang kamu gunakan saat menuliskan skrip.

Dengan kata lain coding merupakan kegiatan yang dimana kamu memberitahukan komputer apa yang harus dia kerjakan untuk kamu. Sebuah kode yang ada pada skrip bisa diibaratkan layaknya bahasa sehari-hari. Setiap kode yang kamu tulis akan membantu komputer untuk mengetahui dan memahami apa yang ingin kamu lakukan pada komputer. Komputer akan menerima perintah ini dan komputer akan melakukan operasi berdasarkan perintah yang kamu tuliskan.

Sempat disinggung sebelumnya, bahwa saat kamu menuliskan kode saat ngoding kamu harus memperhatikan aturan sintaks. Aturan sintaks ini sangat penting untuk kamu patuhi. Karena komputer merupakan mesin yang hanya mampu menerima kode atau perintah yang kamu masukkan. Apabila kamu tidak menuliskan kode sesuai dengan aturan sintaks dan ada kode yang salah kamu tulis, maka perintah yang kamu tulis tidak dapat dijalankan oleh komputer.

Beberapa Alasan Anak Jaman Sekarang Harus Bisa Coding

1. Memiliki pola pikir komputerisasi

Pola pikir komputerisasi adalah sebuah kemampuan yang kudu dimiliki oleh orang-orang di abad pertengahan 21 ini. Dia setingkat dengan kemampuan membaca, menulis dan matematika. Pola pikir yang satu ini bisa dibentuk dengan belajar pemrograman. Sekalipun coding atau pemrograman sangat disanjung oleh semua orang di dunia ini karena manfaatnya, Anda sebagai orang tua tidak mengerti kaitannya dengan anak.

Belajar pemrograman diibaratkan dengan belajar alat masuk. Ketika anak belajar alat musik, bukan berarti dia harus memiliki cita-cita menjadi musisi profesional. Tetapi orang tua tahu kalau alat musik bisa mengembangkan kecerdasan pendengaran, apresiasi seni, koordinasi mata tangan dan kerja sama. Maka belajar coding untuk anak melatih pola pikir komputerisasinya.

 2. Meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan kerjaan

Beberapa ahli sudah memperkirakan kalau di tahun 2020, permintaan pasar akan pegawai-pegawai yang mengerti ilmu komputer akan meningkat pesat hingga 1,4 juta. Namun hanya sedikit yang memiliki kualifikasi untuk mendapatkannya. Selain itu, hampir semua pekerjaan berhubungan dengan teknologi.

Kalau anak Anda tidak berkeinginan untuk menjadi programmer, bisa saja dia perlu menjadi orang yang mampu bekerjasama dengan mereka. Bahasa dan pola pikir komputerisasi pun perlu dimengerti agar lancar teamwork-nya.

Misalkan, anak Anda bercita-cita menjadi seorang dokter bedah. Saat ini banyak sekali dokter bedah yang menggunakan bantuan alat komputer dalam meja operasi. Alasannya, teknik pembedahannya bisa lebih rapi atau mereka bisa melihat kondisi lebih jelas. Dalam kesehariannya, mereka juga bisa menyimpan file-file pasien yang mereka tangani di komputer dan lain sebagainya.

3.  Membantu mereka menjadi creator dibanding penikmat

Salah satu masalah yang sering terjadi pada anak-anak di Indonesia adalah mereka lebih senang konsumsi dibanding menghasilkan. Belajar coding baik melalui kursus atau sendiri tentu membuat anak-anak generasi baru ini memiliki keinginan untuk membangun sesuatu dibanding hanya menerima atau belanja.

Orang tua yang bijak pastinya lebih senang melihat hasil karya anak dibanding hanya memenuhi kebutuhan anak. Jadi belajar programming akan meningkatkan produktifitas anak dalam menghasilkan karya-karya yang berguna untuk orang lain. Alhasil, mereka pun bisa tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri.

Begitulah alasan coding perlu menjadi mata pelajaran wajib Generasi Z. Dan mereka sudah bisa belajar sejak SD. Jadi anak bisa memiliki pola pikir komputerisasi dan logika yang kuat sejak dini.

4. Lapangan Pekerjaan

Kalo ini sih pasti ya, apalagi jaman sekarang ini. Untuk meningkatkan produktivitas suatu perusahaan, perusahaan ga mungkin ga butuh tenaga IT. Apalagi tenaga programmer, udah hampir ga ada perusahaan yang menjual produknya dengan cara konvensional seperti di pasar.

Untuk mengatur data penjualan, pengeluaran, pemasukan, karyawan, perusahaan pasti memakai program atau aplikasi, ga ada lagi namanya 100% manual kertas ditulis tangan. Semakin banyak yang hampir paperless (tanpa penggunaan kertas).

Makanya IT di perusahaan produksi pun membutuhkan seorang programmer. Bahkan seorang IT support pun yang biasanya mengurusi perangkat keras, bisa-bisa pernah ditawari atau disuruh membuat program. Jadi ketika menghadapi seorang HR yang ingin merekrut programmer, kemungkinan besar akan dicari tahu kemampuan programming kamu sampai di mana, sehingga paling tidak kamu wajib punya skill dasar pemrograman.

5. Mengasah Kemampuan Problem Solving

Ngoding itu adalah sebuah permainan logika. Kebutuhan akan seorang programmer pasti diawali dari suatu masalah. Dosen saya pernah bilang, programmer itu tugasnya mencari masalah, dan dicari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Dahulu kita ga mungkin kebayang gimana cara ngabarin orang dari jauh, pesen ojek dari rumah padahal ga tau nomor telepon kang ojeknya, konsultasi ke dokter ga perlu datengin rumah sakit, dan lain-lain.

Ketika kamu belajar ngoding, gak lama kamu akan terbiasa mengatasi masalah dengan logika dan bukan dengan emosi, karena agar codingan kamu bekerja, ya codinganmu ga boleh ada errornya. Itu tantangan sendiri buat kamu buat mecahin masalah pake otak dan bukan otot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun