OG adalah team Esport game Dota 2 dibentuk pada tahun 2015 dengan roster awal Johan "N0tail" Sundstein, Tal "fly" Aizik  , Amer "Miracle-" Barkawi, Andreas "Cr1t" Nielsen dan David "Moonmeander" Tan.
Sebelumnya tim ini bernama (monkey) Business. Trofi pertama tim ini diraih setalah berhasil mengalahkan salah satu tim terkuat di Grand Final Frankfurt Major melawan Team Secret pada bulan November 2015.Â
Menempati posisi ke-4 di turnanamen The Summit 4, posisi 7-8 Turnamen Shanghai Major, finish diurutan 3 di turnamen EPICENTER, menjadi juara pada turnamen Manila Major, dan terakhir kembali menjadi juara digelaran ESL One Frankfurt mengalahkan Natus Vincere.Â
Dari rentetan prestasi tersebut, OG berhasil mendapatkan invitasi langsung dai Valve untuk mengikuti turnamen terbesar Dota 2, The International 2016. Pada saat itu, Valve belum menerapkan sistem Dota Pro Circuit yang menjadi acuan berbagai tim dota 2 untuk mengikuti turnamen yang disponsori oleh Valve.
Perjalanan OG di TI 6 awalnya berjalan mulus dengan keluar sebagai juara grup, namun kandas di fase playoff. setalah dikalahkan oleh MVP Phoenix.Tidak puas dengan hasil yang didapatkan pada gelaran TI 6, OG melakukan perubahan dalam tim dengan mengaluarkan MoonMeander dari tim.
Diikuti oleh Cr1t dan Miracle yang memutuskan untuk hengkang dari OG. Kekurangan 3 personil, OG merekrut Jesse "Jerax" Vinikka yang bermain diposisi support, Anatan "Ana" Pham sebagai pemain mid, dan pemenang TI 3 Gustav "s4" Magnusson bermain diposisi offlane.
Memulai kompetisi dengan roster baru, OG berhasil menjuarai Boston Major pada bulan Desember 2016 dengan mengalahkan tim Ad Finem di Grand FInal. Pada kompetisi ini, OG berhasil menjadi tim pertama yang berhasil mempertahankan gelar Turnamen Major yang diselenggarakan oleh Valve.Â
Tidak sampai disitu, OG kembali mempertahankan gelar juara Turnamen Major setelah menjuarai Kiev Major pada bulan April 2017 mengalahkan Virtus Pro dalam pertarungan 5 game yang sengit.Â
Pencapain OG pada turnamen kemudian terasa menurun, setelah menempati posisi 5-6 pada turnamen Manila Masters dan gagal pada kualifikasi untuk berlaga pada kompetisi EPICENTER. Walaupun berhasil ikut pada turnamen The International 2017, pada fase playoff OG memulai di lower bracket turnamen dan kandas setelah dikalahkan oleh LGD gaming.
Kompetisi The International 2017 berakhir dan Team Liquid  keluar sebagai juara setelah mengalahkan Newbee di grand final 3 set langsung.Â
Valve kemudian mengumumkan Dota Pro Circuit, yaitu pemberian poin kepada tiap tim yang menduduki posisi tertentu pada turnamen yang diadakan oleh Valve. Tim yang berhasil mendapat poin terbanyak akan mendapat invite diajang The International pada musim kompetisi tersebut.Â
Performa OG setelah TI 7 terbilang buruk, setelah Ana memutuskan untuk beristirahat dari kompetisi, Roman "Resolut1on" Fominok menjadi pengganti sang midlaner.Â
Gagal ikut dalam dalam beberapa turnamen pada awal kompetisi 2017/2018, OG akhirnya berhasil ikut turnamen Dota Pit tetapi memperoleh hasil yang kurang memuaskan dengan menduduki posisi 5-6 pada turnamen tersebut. Menjuarai turnamen MDL Macau pada bulan November 2017, serta berhasil menuju semifinal di ajang DOTA summit dan Captains Draft 4.0.
OG mengikuti ESL One Katowice bulan Februari 2019 namun tidak lolos ke babak playoff, hasil yang sama  juga didapatkan dalam turnamen The Bucharest Major bulan Maret di tahun yang sama.
Dalam kedua turnamen tersebut, OG dikalahkan oleh Team Liqud yang digadang-gadang merupakan rival mereka, Miracle- yang merupakan mantan pemain OG bermain untuk Team Liquid. Serangkain hasil buruk, Resolut1on dikonfirmasi keluar dari OG, dan digantikan oleh coach mereka Sebastian "7ckngMad" Debs.Â
Pergantian roster ini membuat OG tidak dapat mendapatkan invitasi langsung ke The International 2018 maupun reqional qualifiers. Satu - satunya cara agar bisa mengikuti melalui open qualifier yang terkenal sengit karena dapat diikuti semua orang dengan sistem best of 1 atau sekali kalah gugur.
OG kembali mengikuti salah satu turnamen bergengsi tahun 2018, yaitu Dota 2 Asia Championship bulan maret di Shanghai. Hasil buruk diraih OG dalam turnamen ini, gagal lolos ke fase playoff.Â
Bulan April 2018, OG mengikuti turnamen EPICENTER XL di Moscow. Sedikit lebih baik dari turnamen sebelumnya, OG berhasil lolos ke fase playoff namun tersingkir setelah dikalahkan FlyToMoon dilower bracket. Hasil yang sama kembali terulang di turnamen MDL Changsa Major bulan Mei 2018.Â
Lolos fase grup ke playoff dan berjuang dari upper bracket namun harus menerima pil pahit, setelah dikalahkan VGJ.Storm diupper bracket dan kalah dari Newbee di lower bracket.Â
Bulan yang sama pada turnamen ESL One Birmingham 2018, OG kembali menampilkan hasil yang mengecewakan. Walaupun berhasil melaju ke babak playoff, OG harus rela angkat koper dari turnamen setelah dikalahkan Fnatic pada babak pertama di playoff.
Serentetan hasil kurang memuaskan, keputusan mengejutkan terjadi setelah Fly dan s4 hengkang ke Evil Geniuses. Kontroversi ini menciptakan drama antara Fly dan N0tail yang merupakan pendiri dari tim OG sejak bernama (monkey) Business.Â
Mereka berdua berhasil mengantar OG menjadi salah satu tim sukses Dota 2 dengan memenangkan 4 dari 7 turnamen Major yang diselenggarakan Valve sebelum diperkenalkannya sistem Dota Pro Circuit dari tahun 2015 - 2017.Â
Kepergian Fly dan s4 digantikan oleh Ana yang kembali dari liburan dan Topson. Roster OG saat itu menjadi Ana mengisi posisi carry, Topson meenjadi midlaner, 7ckngmad menempati posisi offlane, N0tail dan Jerax bermain support.
Akibat pergantian roster, OG mengundurkan diri dari turnamen China Dota 2 Super Major yang digelar bulan Juni 2018 di Shanghai. Perjalanan OG menuju turnamen utama Dota 2 yaitu The International 2018, bisa dibilang sangat keras. Mereka harus memulai dari open qualifers Eropa dimana tiap tim yang berpartisipasi menggunakan sistem best of 1, sekali kalah dinyatakan gugur dan masih bisa berpartisipasi di open qualifier ke 2.Â
Namun ajaibnya, OG berhasil mengamankan tiket menuju regional qualifier Eropa, sebelum akhirnya dinyatakan lolos ke turnamen The International 2018.
The International 2018 diselenggarakan di Vancouver, Kanada dimulai 15 Agustus - 25 Agustus 2018. Dengan total hadiah lebih dari 25 Juta Dollar atau jika dirupiahkan kurs @14.000 sekitar 350 Milyar.Â
Turnamen ini adalah Turnamen pertama yang menggunakan sistem Dota Pro Circuit untuk menentukan tim yang mendapatkan invitasi langsung. 8 tim yang mendapatkan invitasi langsung adalah Virtus Pro, Team Liquid, PSG.LGD, Team Secret, Mineski, Vici Gaming, Newbee, VJG.Thunder.Â
Dari regional kualifer, OG mewakili Europe, Winstrike mewakili Commonwealth of Independent States (CIS), Fnatic dan TNC Predator mewakili South East Asia (SEA), Team Serenity dan Invictus Gaming mewakili China, VJG.Storm dan Evil Geniuses serta Optic Gaming mewakili North America (NA), dan Pain Gaming mewakili South America (SA).Â
Semenjak The International pertama sampai TI 7, pemenang turnamen bergantian oleh tim luar China kemudian diikuti oleh tim dari China. TI 1 Natus Vincere (CIS), TI 2 oleh Invictus Gaming (China), TI 3 oleh Alliance (Europe), TI 4 dimenangkan oleh Newbee (China), TI 5 oleh Evil Geniuses (North America), TI 6 oleh Wings Gaming (China), TI 7 oleh Team Liquid (Europe).Â
Banyak pengamat yang memprediksi bahwa TI 8 kemungkinan akan dimenangkan oleh PSG.LGD atau Newbee mengingat selain kedua tim tersebut adalah tim kuat juga tradisi The International dimana pemenang turnamen selalu bergantian antara tim dari China dan luar China. Namun, OG berhasil mematahkan tradisi The International dengan memboyong pulang trofi Champion of Aegis ditahun 2018 dan 2019.
OG mencetak rekor dunia ESport dengan memenangkan turnamen dengan total hadiah terbesar di dunia 2 kali berturut - turut. TI 8 dengan total hadiah 25 juta dollar OG mendapatkan sekitar 11 Juta dollar setelah menyabet gelar juara.Â
Jika dikonversikan ke rupiah kurs @14.000 sekitar 150 Milyar rupiah. Tidak sampai disitu tahun berikutnya OG kembali memenangkan turnamen The International 2019 yang diadakan di Shanghai, Agustus 2019 dengan total hadiah yang fantastis hampir 35 juta dollar, memenangkan kejuaraan tersebut OG berhak mendapatkan 15 juta dollar amerika atau sekitar 215 Milyar rupiah.Â
Jika ditotal keseluruhan pendapatkan sekitar lebih dari 33 juta dollar Amerika atau sekitar 460 milyar rupiah dilansir halaman liquipedia.net sejak dibentuk dari tahun 2015 - sekarang.
Dari tim OG kita dapat belajar banyak hal, dimulai dari bagaimana tim tersebut mulai dari kompetisi sengit open qualier sampai bisa memenangkan The International 2018. Menujukkan bagaiman kerja keras mereka dan totalitas dalam kanch Esports.Â
OG jatuh bangun dalam berbagai turnamen, kadang mendapatkan hasil yang baik dan kadang mendapatkan hasil yang buruk. Tapi dengan semangat pantang menyerah, mereka membuktikan diri menjadi legenda Esport Dota 2 dengan memenangkan turnamen paling bergengsi, The International, bukan hanta sekali tapi 2 kali berturut -- turut.
"We keep trying, we keep fighting. We keep feeding each other energy and confidence" 7fckngMad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H