Ria, tunggu!" seru Anton sambil tergopoh-gopoh. "Aku benar-benar minta maaf!"
"Seharusnya kau tidak melakukan itu, Ton," cetus Ria yang terus berjalan cepat.
"Ya, aku tahu," sahut Anton yang berusaha menyusul. "Aku menyesal melakukannya..."
"Seharusnya kau tidak menciumku," tegas Ria.
"Sumpah, aku sama-sekali tidak berniat melakukannya," Anton terus memohon. "Itu...itu terjadi begitu saja."
"Kau tahu aku sudah punya suami," Ria berjalan semakin cepat. "Aku sudah mengatakan itu. Berkali-kali malah."
"Percaya atau tidak, aku sama-sekali tidak lupa. Aku bahkan sering mengingatkan diriku sendiri soal itu."
"Kau sendiri sudah punya istri. Kau bilang itu padaku. Dan kau juga bilang betapa kau mencintainya."
"Dan sampai sekarang pun aku masih mencintainya..."
Ria mendadak berhenti, lalu berpaling dan menghardik, "Lalu kenapa kau berani menciumku?"