Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pangeran Sultan bin Salman: Mendirikan Shalat, Puasa, dan Mengaji di Antariksa

26 Februari 2021   21:36 Diperbarui: 13 Maret 2021   22:15 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa pemusatan latihan di Pusat Antariksa Houston ternyata bertepatan dengan bulan Ramadhan. Meski Imam Besar Saudi Sheikh Abdul Aziz Bin Baz menyatakan pangeran bisa meng-qadhapuasa sekembali dari antariksa dan NASA pun menawarkan untuk menunda pemusatan latihan, namun yang bersangkutan bertekad untuk terus berpuasa dan berlatih sesuai jadwal.

Tentu saja ini suatu tantangan tersendiri buat sang pangeran. Mengingat Amerika saat itu musim panas, di mana siang begitu terik dan malamnya hanya berkisar enam jam saja. Sementara jadwal latihan sudah dimulai sejak pukul 6.30 pagi.

Latihan tanpa bobot di pesawat KC-135 (foto Saudi Gazette)
Latihan tanpa bobot di pesawat KC-135 (foto Saudi Gazette)

Peluncurannya sendiri diundur. Dari semula tanggal 24 Ramadhan menjadi 29 Ramadhan. Yang berarti Pangeran Sultan bisa merasakan puasa akhir Ramadhan di luar angkasa. Yang menjadi persoalan adalah menentukan saat berbuka puasa. Dalam pesawat yang mengorbit dengan kecepatan hampir 30 kali kecepatan suara, matahari terbit dan tenggelam bisa sebanyak 16 kali dalam tempo 24 jam.

Setelah berkonsultasi dengan Imam Abdul Aziz, sang pangeran akan berbuka berdasar waktu sahur di titik keberangkatan. Dengan demikian dia akan berbuka puasa berdasar waktu Florida, Amerika Serikat.

Meski merasa lemas karena kehilangan cairan, kurang tidur, dan perubahan gravitasi yang mendadak, Pangeran Sultan bisa menyelesaikan puasanya di antariksa. Dia berbuka dengan masakan China - ayam saus asam-manis.

Berbeda dengan menu astronot generasi pertama yang hanya berupa pasta dalam tube seperti pasta gigi yang nyaris tidak mengundang nafsu makan, awak pesawat Discovery lebih beruntung. Menunya jauh lebih beragam. Ada jagung manis kukus, kembang kol dengan keju, tuna, udang, salmon, daging, pasta, salad buah, jus jeruk dan nanas, plus kopi tanpa kafein.

Buka puasa di antariksa (foto Arab News)
Buka puasa di antariksa (foto Arab News)

Selain puasa, pangeran Sultan juga tak meninggalkan sholat selama di antariksa. Khusus untuk ibadah ini, dia juga berkonsultasi dengan Mufti Arab Saudi Sheikh Abdul-Aziz Al-Sheikh. Dia berwudhu menggunakan tisu basah karena air susah menempel dalam gravitasi nol. Jadwal sholat pun disesuaikan dengan titik keberangkatan.

"Di pesawat antariksa, kita tidak bisa menghadap kiblat. Karena kecepatannya sangat tinggi. Begitu kita menghadap ke sana, sekejab mata pula kiblatnya sudah berpindah tempat."

"Dan jangan membayangkan saya sholat di atas sajadah yang melayang-layang. Di angkasa luar, sulit menjejak di satu permukaan. Saya malah harus mengikat kaki saya agar bisa bersujud, karena posisi ini sulit dilakukan dalam keadaan tanpa bobot dan cenderung membuat pusing."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun