Mohon tunggu...
Nugraha Wasistha
Nugraha Wasistha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penggemar bacaan dan tontonan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pangeran Sultan bin Salman: Mendirikan Shalat, Puasa, dan Mengaji di Antariksa

26 Februari 2021   21:36 Diperbarui: 13 Maret 2021   22:15 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al-Qur'an yang dibawa Pangeran Sultan di pesawat (foto Arab News)

17 Juni 1985. Space-shuttle Discovery meluncur dari pusat antariksa Kennedy di Florida dengan kecepatan 28,968 kilometer per jam. Pesawat antariksa ini akan melakukan berbagai kegiatan selama tujuh hari, di ketinggian 387 kilometer, dan mengelilingi orbit bumi sebanyak 111 kali. Tapi tidak seperti misi-misi sebelumnya, ada yang tidak biasa pada peluncuran kala itu.

Selain mengangkut tujuh antariksawan - satu di antaranya perempuan, tiga satelit komunikasi, dan serangkaian alat peminda anti rudal, pesawat ini juga membawa sebuah kitab suci Al-Qur'an.

Pemiliknya adalah pangeran Arab bernama Sultan bin Salman Al Saud. Dia adalah salah satu antariksawan yang berada dalam pesawat tersebut. Putra kedua dari Raja Salman tersebut menjadi muslim pertama yang menjadi astronot dan terbang ke orbit bumi.

Sejak kecil sang pangeran memang berangan-angan menjadi antariksawan. Utamanya semenjak menyaksikan pendaratan manusia di bulan lewat televisi hitam-putih tatkala masih berusia 13 tahun. Tapi dia sama-sekali tidak pernah berpikir angan-angannya akan jadi kenyataan. Apalagi kemudian dia sempat menderita rematik saat sekolah lanjutan. Penyakit ini membuatnya meninggalkan sekolah selama setahun, dan membuatnya sulit melakukan aktifitas fisik selama beberapa tahun.

Tapi seperti kata pepatah. All good things come for those who wait.

Saat NASA mau meluncurkan satelit Arabsat 1B milik Liga Arab di orbit, mereka mengundang wakil dari negara anggota untuk mengikuti seleksi sebagai kru pesawat untuk mengawasi peluncuran satelit selama di orbit. Berdasar kesepakatan, Arab Saudi yang mendapat kesempatan mengirim wakilnya.

Pencarian kandidat membutuhkan waktu berbulan-bulan. Yang dicari adalah mereka yang fasih berbahasa Inggris dan memiliki pengalaman sebagai pilot. Meski pangeran Sultan saat itu baru 28 tahun dan hanya seorang staf di kementerian informasi, tapi dia termasuk 20 orang yang diundang untuk mendaftar. Bahasa Inggrisnya lancar dan telah memiliki lisensi pilot dari FAA yang diperolehnya saat kuliah di Amerika tahun 1977.

Setelah uji coba sebanyak 1000 jam penerbangan dan pemeriksaan medis yang ketat, ternyata dia dinyatakan lulus sebagai kandidat utama - dan menjadi anggota tim yang paling muda. Saingan terdekatnya adalah Mayor Abdulmohsen Hamad Al-Bassam, seorang instruktur di Angkatan Udara Arab Saudi. Yang terakhir ini dinyatakan sebagai kandidat cadangan.

Pangeran Sultan akan menjadi satu dari tujuh orang awak pesawat Discovery. Tugasnya selain memantau penempatan Arabsat di orbit, juga melakukan eksperimen tentang ionisasi gas buang roket, bekerja sama dengan Universitas Raja Fahd. Di samping itu, dia juga melakukan pengambilan gambar topografi wilayah barat daya Saudi, untuk program ekplorasi air tanah dan riset pergerakan tanah.

Pangeran Sultan bersama enam anggota tim lainnya (foto Arab News)
Pangeran Sultan bersama enam anggota tim lainnya (foto Arab News)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun