Mohon tunggu...
Anugrah Kusumo
Anugrah Kusumo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Bogor tahun 1979. Telah selesai menjalani studi PhD di Pusan National University, Busan, Korea Selatan. Topik riset "Path planning and control for multiple robots". Sangat tertarik pada implementasi robotika untuk membantu tugas-tugas yang sulit dilakukan manusia.\r\nSaat ini mengabdikan diri di Surya University (http://www.surya.ac.id), Serpong, Tangerang sebagai peneliti di bidang robotika dan juga sebagai pengajar di Program Studi Physics - Energy Engineering (PEE).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Sebuah Ide tentang Cara Melaksanakan Resolusi Tahun Baru

2 Januari 2014   02:40 Diperbarui: 1 Januari 2018   08:37 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hari kedua tahun 2014 ini saya mulai lagi menulis di Kompasiana. Karena kesibukan di tempat kerja yang baru, saya akhirnya menyempatkan diri untuk kembali berkomitmen untuk menulis. Sebuah resolusi baru untuk menulis, bisalah dikatakan demikian.

Omong-omong soal resolusi, banyak sekali di berbagai media sosial  kita temukan postingan-postingan teman-teman kita tentang resolusi 2014, target-target 2014. Mulai dari yang membuat statement, sampai yang meremehkan makna resolusi baru. Kali ini saya ingin membahas yang namanya "resolusi". Secara bodoh-bodohan, "resolusi" menurut google translate, yang sesuai dengan tema kali ini adalah "ketetapan hati". Ketetapan hati untuk melakukan sesuatu/mencapai sesuatu di 2014.

Kalau saya buat sebuah analogi di area publikasi ilmiah, ketika kita membuat "resolusi baru", itu mirip dengan kita membuat "definisi masalah baru" atau "definisi target baru". Ambil contoh, ketika kita membuat resolusi tahun 2014 ini untuk menurunkan berat badan 15 kg, itu berarti kita membuat definisi masalah baru kita di tahun 2014 seperti ini: "bagaimanakah cara menurunkan berat badan saya sampai 15 kg?"

Contoh lain: "Di tahun 2014 harus mampu membuat 2 publikasi ilmiah internasional." Fine! Resolusi yang positif.

Yang jadi masalah pada umumnya adalah: setelah kita membuat resolusi, kita seringkali gagal untuk menjadi konsisten sepanjang tahun untuk mewujudkan resolusi tersebut. Lalu bagaimana caranya agar resolusi kita berhasil (setidaknya bisa mencapai 50% target)?

Jujur, saya belum pernah membuat resolusi yang bisa saya laksanakan secara konsisten sampai akhir tahun. Namun demikian, setidaknya kali ini saya memilih satu pendekatan "problem solving" dari buku Engineering Your Future: A Comprehensive Introduction to Engineering,(William C. Oakes, Les L. Leone, dan Craig. J. Gunn). Salah satu metode yang saya pikir cukup bisa diaplikasikan adalah metode "Divergence and Convergence". Saya sendiri menyebutnya "Gather, then select" (kumpulkan, lalu pilih). Dengan metode ini, resolusi yang kita buat di awal tahun dapat dijabarkan menjadi langkah-langkah konkrit:

1. What is wrong?

a. Gathering:  Katakanlah sebuah masalah: "Bagaimana menurunkan berat badan 15 kg?", yang secara umum dapat disebut sebagai masalah: "Badan saya terlalu berat, beratnya harus dikurangi". Pada proses ini, kumpulkanlah beberapa cara yang memberi peluang untuk memecahkan masalah tersebut, misalnya: mengurangi makan malam, mengurangi nasi, diet ketat, seleksi jenis makanan, melakukan kalkulasi jumlah kalori setiap kali makan, mengatur jadwal makan, dan sebagainya. Kumpulkan sebanyak-banyaknya.

b. Select: Setelah banyak peluang metode terkumpul, pilihlah metode-metode mana saja yang kira-kira bisa dilakukan (sesuai dengan kemampuan). Mungkin saja ada tiga metode yang memungkinkan, yaitu mengurangi makan malam, mengurangi makan nasi, dan mengatur jadwal makan.

2. What do we know (related to our resolution)?

Ini adalah proses pengumpulan informasi, terkait masalah yang kita hadapi.

a. Gathering: Pada proses ini yang harus dilakukan adalah mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan resolusi kita. Misalnya: bagaimana pengalaman orang lain yang sudah sukses melakukan penurunan berat badan dengan cara apa saja, apa dampaknya pada kesehatan, dan sebagainya. Kumpulkan semua informasi tersebut sampai pada informasi-informasi sampingannya. Ini adalah tahap belajar.

b. Select:  Pilihlah informasi-informasi yang relevan dengan masalah kita.

3. What is the real problem?

Kita memang sudah mendefinisikan masalah/membuat resolusi. Tetapi apakah kita yakin bahwa itu adalah masalah yang sebenarnya? Kalau yang pertama tadi adalah definisi masalah untuk menjawab pertanyaan What, yang ini adalah definisi masalah untuk menjawab pertanyaan Why.  "Mengapa timbul masalah berat badan saya yang di atas rata-rata berat badan normal?"

a. Gathering: Kumpulkan informasi mengapa terjadi masalah-masalah berat badan di atas normal. Ini bisa juga uraian secara umum, atau yang berupa refleksi diri.

b. Select: Urutkan informasi-informasi tersebut berdasarkan tingkat kekritisannya/urgensinya dan kesesuaian dengan kondisi kita sekarang, sehingga kita menemukan penyebab paling utama dari masalah berat badan kita tersebut. Jangan-jangan, penyebab paling utama dari masalah berat badan berlebih itu bukan kebanyakan makan (tidak melihat suasana hati yang stress atau tidak), tetapi karena faktor lain, misalnyastress berkepanjanganyang berujung pada peningkatan frekuensi makan (makannya tidak terlalu banyak, tetapi dalam sehari bisa 6 kali makan misalnya).

4. What is the best solution?

Sekarang, karena kita sudah tahu bahwa penyebab utama naiknya berat badan kita adalah stress dan bukan semata-mata karena kebanyakan makan, maka solusi yang ingin kita capai adalah solusi yang langsung "menembak" masalah riil tersebut.

a. Gathering: Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang cara mengatasi kelebihan berat badan yang dipengaruhi oleh stress. Sebagai contoh: keluar dari pekerjaan, mengurangi beban kerja dengan pendelegasian tugas, mengambil cuti, mengkonsumsi makanan-makanan pengurang stress (katanya coklat adalah salah satunya, benarkah?)

b. Select:  Berdasarkan informasi tersebut, carilah solusi optimal, sesuai dengan situasi dan kondisi kita. Misalnya: mengurangi beban kerja di kantor, dengan mendelegasikan tugas ke bawahan (mengurangi beban pikiran).

5. How to implement the best solution?

Pada tahap ini, kita menyusun tahapan-tahapan konkrit dari best solution.

a. Gathering:  Identifikasi berbagai implementasi strategi yang memungkinkan, anak buah yang bisa diserahi tugas, dan juga langkah-langkah supaya beban kerja tersebut dapat dikurangi tanpa menyebabkan stress dan tidak mengganggu aktivitas orang lain di kantor.

b. Select: Putuskan sebuah implementasi dari strategi pengurangan beban kerja tersebut.

6.  What is the result of the best solution? (Tahap evaluasi)

a. Gathering: Identifikasi siapa saja yang terkena dampak dari best solution Anda? Contoh, bisa saja karena Anda mendelegasikan tugas-tugas kantor, anak buah akan merasa bahwa bebannya bertambah dan tidak sesuai gajinya. Identifikasi berbagai kriteria untuk dievaluasi.

b. Jawablah pertanyaan berikut: apakah masalah terselesaikan? Apakah timbul masalah baru? Biasa saja, masalah yang kita resolusikan dapat kita selesaikan. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan ada masalah sampingan yang muncul. Jika demikian, keenam proses di atas dapat dilakukan lagi, tentunya dengan definisi masalah baru.

***

Cara ini hanya satu dari berbagai macam cara. Semoga bisa membantu para pembaca mentuntaskan resolusi yang dibuat di awal tahun, sehingga di akhir tahun tidak menjadi omong kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun