Mohon tunggu...
Nugroho Aricahyo
Nugroho Aricahyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja sebagai seorang Pengusaha dengan modal pas-pasan di bidang IT dan juga fokus di bidang kesehatan khususnya Herbal dan Terapi Al Hijamah. Hobi menulis, main komputer dan travelling. Lahir di Surabaya, anak ke 3 dari 3 bersaudara dan masih melajang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu, Siapa yang Diuntungkan?

20 September 2012   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:11 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang pasti bukan rakyat. Itu adalah jawaban yang mungkin akan terdengar. Jika pertanyaan dikembangkan menjadi mengapa bukan rakyat yang diuntungkan. Jawabannya sederhana saja, ketika melakukan perumusan program kerja apakah para calon benar-benar tahu menahu mengenai apa yang dibutuhkan oleh rakyat ? sekali lagi yang dibutuhkan oleh rakyat. Sebenarnya sangat sederhana ketika melihat seseorang mencalonkan diri menjadi seorang pemimpin, cukup dengan melihat lingkungan tempat dimana dia berada dan bagaimana perilakunya terhadap lingkungan sekitar itu.

Saya jadi ingat tentang seorang kawan yang selalu saja menolak untuk diangkat menjadi ketua organisasi atau direktur perusahaan. Ketika saya selidiki, ternyata ada suatu simpulan yang menarik. Tidak semua orang mampu menjadi seorang pemimpin diluar kapabilitasnya dia sebagai pemimpin dirinya sendiri. Jika untuk mengatur dirinya sendiri, mengendalikan dirinya sendiri masih sukar, maka dapat dipastikan dia akan sulit untuk mengatur sebuah pola yang sistematis dan terukur.

Seorang pemimpin memang dipilih namun sangat tidak relevan jika kita tidak paham betul siapa calonnya, bagaimana lingkungannya, berapa besar rasa tangguhnya menghadapi ujian yang akan terjadi. Seorang pemimpin tidak cukup pintar, namun juga harus penuh empati-simpati. Bukan sekedar dari kalangan praktisi maupun akedimisi namun yang memang dia mampu untuk mengatur dirinya sendiri.

Pemilu hanyalah sebuah sarana untuk memberikan dukungan moril kepada sang calon pemimpin dan harus mengetahui bagaimana watak-sifat-karakter calon pemimpin tersebut baik secara personal atau keseluruhan. Selama kita (Rakyat) tidak mengetahui bagaimana waktak-karakter-sifat-watak yang akan memimpinnya, maka hanya orang berpengaruh yang tertawa paling keras.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun