Mohon tunggu...
Nugroho Aricahyo
Nugroho Aricahyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bekerja sebagai seorang Pengusaha dengan modal pas-pasan di bidang IT dan juga fokus di bidang kesehatan khususnya Herbal dan Terapi Al Hijamah. Hobi menulis, main komputer dan travelling. Lahir di Surabaya, anak ke 3 dari 3 bersaudara dan masih melajang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Daripada Kondom, Surat Nikah Dong.

26 Juni 2012   00:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:32 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita mengejutkan datang dari Menteri Kesehatan yang baru, entah apa yang ada dalam pikiran beliau sehingga menggulirkan pembagian kondom gratis untuk remaja, dengan alasan agar terhindar dari penyakit seksual terutama AIDS.

Bukan solusi tapi terfasilitasi
Dilain pihak banyak sekali organisasi masyarakat independen yang menentang aksi perilaku seks bebas  yang merebak dikalangan remaja sekarang. Beberapa hal pun sudah dilakukan, sebut saja seminar tentang bahaya seks bebas hingga pembahasan tentang penyakit menular seksual yang amat sangat berbahaya. Seminar parenting pun juga sering dilakukan. Menjaring orang tua agar waspada terhadap pergaulan putra-putrina yang menginjak remaja atau berusia akhil baligh. Bahkan pemerintah sendiri pun mengeluarkan anjuran yang serupa, hingga keranah pendidikan.

Akan tetapi, menteri kesehatan justru membuyarkan perjuangan mereka. Dengan memfasilitasi untuk melakukan hubungan seks bebas, seolah-olah remaja 'disuruh' untuk berperilaku yang demikian 'bejat'. Apa yang terjadi jika hal itu benar-benar terjadi, yang pasti produsen kondomlah yang akan tertawa paling akhir dan paling keras. Dan itu siapa lagi jika bukan dari negara-negara sekuler penganut kebebasan, sukses membuat generasi muda ini rusak dan hancur.

Untuk mencegah perilaku tersebut, bukan memberikan sebuah pemicu, dan kondom adalah pemicu. Akan tetapi memberikan sebuah solusi yang dapat diterima oleh semua orang dan memberikan dampak yang baik bagi semua kalangan.

Penikahan itu Solusi Konkrit

Jika setiap orang mampu berpikir dengan jernih, berpikir dengan baik dan berpikir dengan benar. Maka, hanya orang yang kurang ilmu yang akan menolak sebuah pernikahan sebagai solusi atas permasalahan ini. Namun tetap memperhatikan usia dan kesiapan mental. Pemerintah seharusnya lebih lunak dalam masalah pernikahan, sehingga orang tidak takut untuk melangkahkan kaki ke jenjang pernikahan di usia yang masih terbilang muda.

Ada sebuah berita ketika petugas kepolisian menangkap para remaja yang berbuat mesum disuatu kawasan, digiring ke kantor polisi kemudian mendapatkan pengarahan. Kedua orang tua remaja pun dipanggil dan diberikan pengarahan. Hal ini baik untuk usia remaja yang masih SMP, karena masih ada efek psikologis untuk melawan orang tua dan takut untuk hidup mandiri. Akan tetapi berbeda ketika usianya sudah beranjak SMU atau Mahasiswa, mereka akan cenderung melakukan hal yang sama berulang kali dan akan selalu mencari celah untuk berkelit, jangankan yang SMU yang usia diatas 20 tahun saja banyak.

Secara pribadi salut dengan orang tua yang mengijinkan anaknya untuk menikah diusia muda, dengan mempertimbangkan bahwa itu lebih baik daripada anaknya berbuat maksiat yang dilarang oleh agama. Dan alangkah luar biasanya ketika pemerintah terutama kementerian Agama merubah UU Perkawinan sehingga syarat sah perkawinan secara hukum negara lebih dipermudah.

Itu akan memberikan jalan keluar kepada sang anak untuk berpikir realistis tentang perasaannya terhadap lawan jenisnya. Dan kedepannya, angka kelahiran bayi diluar penikahan dapat ditekan, tingkat aborsi pun juga dapat ditekan, lambat namun pasti jumlah Pekerja Seks Komersial pun juga akan menurun, perilaku seks bebas dapat dicegah dan angka penderita penyakit menular seksual pun dapat ditekan.

Pernikahan adalah sebuah solusi yang humanis, yang setiap orang dapat menerima. Dunia pendidikan lebih baik mengenalkan pernikahan diusia muda daripada mengajarkan pendidikan seks. Dan peran orang tua untuk sadar diri bahwa pernikahan itulah jalan terbaik untuk melindungi anak-anaknya dari jeratan perilaku amoral. Selama si anak menunjukkan kesiapan mental dan kematangan diri serta memenuhi syarat sah secara hukum, tidak ada yang keliru dengan pernikahan di usia muda.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun