Mohon tunggu...
Hayatun Nufus
Hayatun Nufus Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030079

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 21107030079

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hari Lahir Pancasila: Tolak Terorisme

5 Juni 2022   18:30 Diperbarui: 5 Juni 2022   18:35 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tepat pada awal hari Rabu, awal juni 2022 kita memperingati hari lahir pancasila. Siapa sih yang tidak tahu Pancasila, semua warga indonesia wajib tau karena pancasila merupakam ideologi,pondasi dan tiang negara indonesia. 

Dikutip dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), pada 1 Juni 1945, Soekarno berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara di hadapan para anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). 

Ketika itu, BPUPKI memang tengah mengadakan sidang kedua mempersiapkan dasar negara bagi Indonesia merdeka. Presiden pertama Republik Indonesia itu pun menyampaikan gagasannya dalam Pidato bertajuk "Lahirnya Pancasila". 

Pada awalnya, pidato ini disampaikan Soekarno tanpa judul, tetapi mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat memberikan judul pada pidato "Lahirnya Pancasila". Tak hanya tanpa judul, Soekarno melakukan pidato tanpa persiapan tertulis alias disampaikan secara aklamasi. Narasi yang disampaikan oleh Soekarno ketika dituliskan ke dalam ketikan mencapai tebal 17 halaman. 

Dalam momentum ini semoga kita dapat meningkatkan rasa nasionalisme kita , karena belakangan ini banyak pemberontakan dan isu-isu penggantian ideologi pancasila. belakangan banyak ditemukan kasus terorisme bom bunuh diri diantaranya adalah yang terjadi di pulau Bali dan juga Surabaya misalnya. jadi apa sebenarnya tujuan terorisme? dan apa terorisme itu? terorisme merupakan tindakan yang dapat menghancurkan nilai- nilai kemanusiaan dan mengabaikan moral etik merusak peradaban. 

Hal ini dilakukan oleh manusia yang berjiwa kemanusiaanny rendah, selagi masih memiliki rasa kemanusiaan tinggi seseorang tidak akan mungkin melakukan tindakan teroris. Ini artinya berbanding terbalik dengan kemanusiaan. 

Seseorang yang memiliki nilai kemanusiaan tinggi yang tidak akan mampu atau tega untuk melakukan teroris. Jika semakin tinggi nilai kemanusiaan itu, maka semakin rendah atau sebaliknya semakin tinggi dengan tindakan terorisnya, maka akan semakin rendah derajat kemanusiaan. 

Tindakan ini hanya dilakukan oleh orang yang tertutup mata hatinya, pikirannya, rasanya nuraninya yang bisa melakukan pembunuhan dengan alat perusak atau melakukan tindakan-tindakan teroris.

Menurut ibu Dr. Amanah Nurish, dalam acara webinarnya orang yang melakukan tindakan bunuh diri, atau mereka yang terpapar radikalisme bukan berarti mereka tidak berbudaya. 

Persoalannya adalah ketika kebudayaan itu mengalami pergeseran atau transformasi sekaligus evolusi. Sebenarnya berbudaya tetapi berbudayanya seperti apa? Nah ini yang perlu dipertanyakan.

Di Jawa, simbol-simbol mayoritas muslim berbeda dengan sekarang ini. Tetapi saat ini kalau kita melihat akan berbeda secara simbolis walaupun secara ritual sebenarnya tidak sangat jauh berbeda kecuali akan dikategorisasikan sebagai kelompok-kelompok tertentu misalnya Islam modern, Islam tradisionalis, atau atau kelompok-kelompok Muhammadiyah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun