Jika Ki Hadjar Dewantara; Bapak Pendidikan Nasional Indonesia mengatakan bahwa Pendidikan sebagai pembentuk karakter, kemerdekaan, proses sosial, pembebasan, holistik, berbasis budaya. Maka pandangan menarik terkait pendidikan oleh para tokoh maupun pahlawan wanita Indonesia. Pendidikan ialah:Â
1. Raden Ajeng Kartini
Sebagai salah satu tokoh yang paling dikenal dalam perjuangan emansipasi perempuan dan pendidikan wanita baginya pendidikan merupakan suatu hal yang utama. Melalui surat-suratnya yang dihimpun dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menekankan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan perempuan dari kebodohan dan keterbelakangan. Ia percaya bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki untuk mendapatkan pendidikan dan bahwa melalui pendidikan, perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam pembangunan masyarakat.
Kartini menginspirasi banyak perempuan untuk berjuang mendapatkan akses pendidikan yang setara. Pandangannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan berkontribusi pada gerakan emansipasi dan kesetaraan gender di Indonesia.
2. Dewi Sartika
Sebagai pelopor pendidikan perempuan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Pada tahun 1904, ia mendirikan sekolah khusus untuk perempuan bernama Sakola Istri di Bandung. Bagi Dewi Sartika, pendidikan bukan hanya alat untuk mendapatkan pengetahuan, tetapi juga sarana untuk memberdayakan perempuan agar dapat berdiri sendiri, bekerja, dan berkontribusi pada kehidupan sosial dan ekonomi.
Dewi Sartika meyakini bahwa perempuan yang terdidik tidak hanya akan lebih mandiri tetapi juga mampu mendidik generasi berikutnya dengan lebih baik, sehingga pendidikan perempuan penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih maju.
Salah satu bukunya, Pelopor Pendidikan Bagi Kaum Perempuan -- Buku ini mengulas perjalanan hidup Dewi Sartika serta kontribusinya dalam pendidikan perempuan di Indonesia.
3. Maria Walanda Maramis
Sebagai pahlawan yang dikenang dari Sulawesi Utara yang gigih memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ia mendirikan organisasi Pikiran Permpuan yang memberikan pendidikan keterampilan dan pengajaran dasar bagi perempuan, sehingga mereka bisa menjalankan peran dalam rumah tangga maupun dalam kehidupan sosial dengan lebih baik. Bagi Maria, pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan.