Kaliwuluh, 16 Juli 2024 - Rangkaian puncak kegiatan telah tiba, acara 'Sosialisasi & Edukasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Eco-Brick' oleh mahasiswa KKN 259 bersama Pemuda Karangtaruna berhasil dilaksanakan pada pukul 20.00 WIB tanggal 16 Juli 2024.
Acara puncak ini adalah acara yang digelar setelah berhasilnya proses pembuatan ecobrick oleh mahasiswa KKN 259 bersama anak-anak desa Kaliwuluh.
Acara sosialisasi yang diselenggarakan di balai Desa Kaliwuluh ini selain bertujuan memamerkan produk kreativitas ecobrick dari anak-anak desa kepada hadirin, sosialisasi ini mempunyai tujuan utama sebagai hasil dari berhasilnya rangkaian kegiatan pengelolaan sampah plastic selama 2-3 pekan; yakni memberikan kesempatan untuk para hadirin, maupun pemuda karangtaruna hingga perangkat desa untuk dapat meningkatkan kesadaran intensif tentang cerdasnya generasi anak-anak di desa mereka. Dimana kesadaran yang diharapkan ialah; “Apabila antusiasme dalam pemanfaatan sampah plastic dari para generasi anak-anak sudah berhasil diwujudkan, apakah generasi pemuda hingga orang tua akan tetap tidak menghiraukan pemanfaatan sampah plastik menjadi kerajinan yang bermanfaat bagi rumah dan lingkungannya?”, Ini yang menjadi tujuan utama dari dilaksanakannya rangkaian kegiatan yang panjang ini.
Acara puncak sosialisasi oleh mahasiswa KKN 259 pada pemuda karangtaruna ini dibumbui dengan sesi edukasi mengenai berbagai manfaat dari pengelolaan sekaligus pemanfaatan sampah plastic, sesi sharing rangkaian kegiatan pembuatan ecobrick dari para mahasiswa dan anak-anak usia dini melalui lisan maupun video dokumentasi kegiatan serta sesi diskusi mengenai sudut pandang opini bagaimana hadirin bisa terus menyumbangsih upaya dalam mengurangi sampah plastik.
Setelah para hadirin menuntaskan menulis masing-masing identitas pada meja absensi, Najma Milanisti, anggota mahasiswa KKN 259 yang bertugas sebagai MC membuka acara dengan bacaan ummul kitab. Dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Rizki Awal Situmorang, menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Winda Ivana dan sambutan oleh Muhammad Ubaidillah sebagai ketua pelaksana acara, bapak Suranto sebagai kepala dusun gedhangan lor yang kebetulan menggantikan kesempatan sambutan bapak Suratmin sebagai kepala desa Kaliwuluh yang berhalangan hadir. Kedua sambutan tersebut menuturkan isi dengan konteks yang tidak jauh beda; yakni berterima kasih atas hadirnya para undangan peserta, ucapan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam mensukseskan acara serta permohonan maaf atas kekeliruan yang akan ada dari seluruh sumber rangkaian acara.
Sesi inti daripada sosialiasi pengelolaan dan pemanfaatan sampah plastik ecobrick diisi oleh tiga mahasiswa KKN 259; mereka Muhammad Ubaidillah, dan Nufi Asii Fairuziyyah sebagai pengisi materi edukasi pengelolaan sampah serta Puguh Pambudi dan Sherly Aprilia sebagai pengisi materi sosialisasi pemanfaatan sampah plastic ecobrik.
Sesi penyampaian edukasi pengelolaan sampah dimulai dengan cara yang cukup menggugah kesadaran para peserta. Sebelum sesi utama dimulai, pemateri memilih untuk membuka acara dengan memutar sebuah video berdurasi 8 menit yang menampilkan fenomena banyaknya sampah plastik di Indonesia.
Video tersebut menampilkan rangkaian gambar dan cuplikan video dari berbagai daerah di Indonesia, memperlihatkan tumpukan sampah plastik yang memenuhi sungai, pantai, dan tempat pembuangan akhir. Beberapa cuplikan juga menunjukkan dampak langsung sampah plastik terhadap lingkungan, seperti hewan laut yang terjerat plastik atau perairan yang tercemar.
Narasi dalam video itu penuh dengan data dan fakta yang mengejutkan, memaparkan betapa besar masalah sampah di negeri ini. Statistik tentang volume sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun serta dampaknya terhadap ekosistem diperlihatkan dengan jelas, membuat peserta tertegun melihat realitas yang dihadapi bangsa ini.
Video tersebut juga mengangkat suara dari berbagai kalangan hingga tokoh masyarakat, termasuk warga yang terdampak langsung oleh masalah sampah, aktivis lingkungan, dan ahli ekologi yang memberikan pandangan mereka tentang bagaimana sampah plastik telah menjadi ancaman serius. Dengan latar musik yang penuh emosi, video ini tidak hanya menginformasikan, tetapi juga menggugah perasaan dan kesadaran para peserta.
Setelah video selesai diputar, suasana ruangan tetap hening sejenak. Ekspresi para peserta mencerminkan keprihatinan yang mendalam, seolah mereka baru saja menyadari betapa urgennya masalah sampah plastik ini. Beberapa peserta terlihat saling berbisik, sementara yang lain hanya terdiam merenung.
Ubaidillah sebagai pemateri kemudian memecah keheningan dengan memulai pembicaraan. "Video yang baru saja kita saksikan adalah realita yang kita hadapi setiap hari. Ini bukan hanya masalah pemerintah, tetapi masalah kita semua sebagai warga negara. ita harus bertindak sekarang, sebelum keadaan menjadi semakin buruk." Dan pemaparan Panjang lainnya dari berbagai sudut pandang.
Dengan cara yang tepat, pemutaran video ini berhasil memberikan konteks yang kuat dan emosional untuk pembukaan sehingga para peserta kini lebih siap dan termotivasi untuk mengikuti rangkaian materi berikutnya, dengan kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya pengelolaan sampah plastik, khususnya melalui solusi kreatif seperti ecobrick.
Pada acara sosialisasi sejenis ini, sesi tanya jawab atau sharing session menjadi salah satu momen paling menarik dan interaktif. Setelah pemaparan materi mengenai dampak sampah plastik dan langkah-langkah pembuatan ecobrick, peserta yang terdiri dari kalangan pemuda karangtaruna dan perangkat desa Kaliwuluh yang mengikuti suasana sesi untuk terlibat dalam diskusi yang intens.
Tak hanya pertanyaan yang dipersilakan oleh pemateri, sehingga hadirin yang berpartisipasi pada sharing session ini lebih pada berbagi cerita tentang fenomena upaya masyarakat desa yang sempat dilakukan untuk meminimalisir adanya tingkat statistika pengelolaan sampah yang tergolong buruk hingga berbagi solusi atas kesuksesan acara sosialisasi serupa.
Sesi tanya jawab ini juga menjadi ajang bagi peserta untuk mendapatkan tips praktis dari pembicara tentang bagaimana mengajak lebih banyak orang terlibat dalam gerakan ecobrick. bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Ketika sesi tanya jawab berakhir, suasana ruangan dipenuhi dengan kesadaran diri akan kebersihan dan kreativitas yang lebih maksimal.yang harapannya dapat menjadi awal dari perubahan di lingkungan mereka masing-masing, menjadikan workshop ini sebagai langkah awal yang berharga dalam perjalanan menuju lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Sehingga harapannya serangkaian kegiatan pembuatan ecobrick hingga acara puncak sosialisasi pengelolaan dan pemanfaatan sampah plastic ecobrik tidak hanya ‘ber-output pra/sebelum’ puncak acara, namun pula menghasilkan ‘output pasca’ yang berkualitas dan bermanfaat setelah puncak acara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H