Mohon tunggu...
NURUL FITRI
NURUL FITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Prodi Magister Keperawatan Peminatan Keperawatan Medikal Bedah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nasi Putih Tidak Seburuk Itu

31 Oktober 2023   14:10 Diperbarui: 31 Oktober 2023   14:22 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasi putih merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Namun, banyak asumsi saat ini yang mengatakan bahwa nasi putih itu tidak sehat. Mengapa? karena dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat. 

Makadari itu, banyak penderita diabetes yang menghindari nasi putih. Tetapi saat seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terdapat metode yang dapat menjadi alternatif solusi untuk penderita diabetes yang ingin mengonsumsi nasi putih. Dalam dunia kesehatan, dikenal istilah resistant starch (RS) atau pati resisten.

Pati resisten ini merupakan jenis pati yang tidak dicerna oleh enzim pencernaan misalnya enzim amilase. Sehingga pati resisten yang masuk ke dalam tubuh tidak diubah menjadi glukosa dan tidak diserap menjadi glukosa darah. Beras merupakan jenis biji-bijian yang sekitar kandunagn pati pada berat keringnya bisa mencapai 98% hingga 99%. 

Pati sendiri merupakan homopolisakarida. Ketika beras dimasak, pati yang terkandung akan mengalami gelatinisasi. Hal ini mengakibatkan pati yang terkandung menjadi pati yang mudah dicerna enzim pencernaan. Sedangkan ketika nasi tersebut didinginkan di suhu 4oC selama 12-24 jam, nasi akan mengalami proses retrogradasi. Proses ini mengakibatkan pati yang mudah dicerna beralih menjadi resisten terhadap enzim pencernaan. Bukan hanya itu, jika selama proses memasak tadi, nasi yang dimasak ditambahkan sedikit minyak kelapa murni, struktur kimia nasi akan semakin kuat dan semakin resisten terhadap enzim pencernaan.

Berdasarkan kerangka konsep yang cukup singkat diatas, dapat kita tarik hipotesis bahawa pati resisten efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Pati yang resisten tidak diubah menjadi monosakarida (glukosa) sehingga peningkatan kadar glukosa darah lebih terkontrol namun bukan berarti tidak terjadi peningkatan. Pati yang terkandung pada nasi bukan hanya pati resisten ada juga pati yang dicerna dengan cepat dan pati yang dicerna lambat. Jika kadar pati resisten ditingkatkan menjadi lebih tinggi dari biasanya, maka peningkatan kadar glukosa darah tidak akan meningkat signifikan.

Untuk memverifikasi hipotesis diatas, maka perlu dilakukan telaah terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. Salah satu penelitian systematic review and meta analysis yang ditulis oleh Xiong et.al tahun 2021 menganalisis intervensi suplemen pati resisten terhadap kontrol glikemik menemukan fakta bahwa pati resisten meskipun tidak signifikan terhadap penurunan HbA1c tetapu signifikan menurunkan kadar glukosa plasma puasa. 

Adapun hasil penelitian pati resisten khusus pada retrogradasi adalah penelitian Ztrozyk et.al tahun 2022 yang membandingkan nasi yang baru dimasak dan nasi yang telah didinginkan (retrogradasi) menyimpulkan bahwa beras yang didinginkan mengurangi peningkatan glukosa darah postprandial pada orang dengan diabetes tipe 1. Ada juga penelitian Khrisnan et.al tahun 2020 yang meneliti terkait penambahan minyak pada beras yang dimasak dengan rice bran oil secara efektif menurunkan respon glikemik dan memperkaya kadar pati resisten pada nasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa memodifikasi nasi putih dengan metode retrogradasi dan penambahan minyak (minyak kelapa murni atau rice bran oil) dapat mengontrol peningkatan kadar glukosa darah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun