Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa atau yang biasa dikenal dengan PMM merupakn program wajib dari Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) . Kegiatan ini berisi program-program kerja dari mahasiswa bertujuan untuk memeberi manfaat kepada Masyarakat. Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa juga dapat dikatakan sebagai pengganti program KKN. Gelombang 03 kegiatan PMM ini dilakukan serentak oleh kampus, dari tanggal 19 Januari dan berakhir pada tanggal 19 Februari 2024.
Kegiatan kali ini dilakukan oleh kelompok 83 gelombang 03 PMM UMM, bersama Ibu-ibu kelompok PKK dari desa Tegalgondo, kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Kelompok 83 mempunyai 4 anggota yang berasal dari Fakultas dan Prodi yang sama, yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan(FKIP) dari program studi Pendidikan Bahasa Inggris.
Anggota kelompok PMM 83 berisikan Zalfa Firyal Fariesmana sebagai Koordinator, Dewi utari sebagai Sekertaris, Sri Nufatin Amanah sebagai Bendahara dan Humas, dan Wahyu Sya’ba sebagai Publikasi, Dekorasi, dan Dekumentasi(PDD). Kelompok PMM 83 di dampingi oleh Bapak Zainal Arifin, SE., MSi. Selaku Dosen Pebimbing Lapangan (DPL).
Seringkali pakaian atau kain bekas yang tidak digunakan berakhir menjadi keset atau bahkan dibuang begitu saja. Pakaian bekas atau kain bekas biasanya langsung di letakkan di lantai sebagai keset. Padahal, jika kain-kain bekas itu dirombak sedikit akan menambah nilai estetika dan juga dapat menjadi ide usaha rumahan. Maka dari itu, PMM kelompok 83 membuat program pelatihan kerajinan tangan: Pembuatan Keset bersama Ibu-ibu kelompok PKK desa Tegalgondo.
Bahan-bahan pembuatan keset ini juga sangat umum dan dapat ditemukan dengan mudah. Bahan-bahan dan alat tersebut seperti, Kain bekas atau kain perca, benang Kasur, kardus bekas, dan gunting.
Cara pembuatannya, kardus dengan Panjang dan lebar 55x25 dengan 2cm kotak -kotak kecil di sepanjang kedua pinggiran bagian Panjang kardus, fungsinya untuk menyelipkan benang. Kemudian gunting kotak-kotak kecil tersebut tanpa terpisah dari kardus. Selipkan benang kkasur diantara kotak-kotak kecil di pinggir kardus membentuk zig-zag.
Lalu untuk kain perca atau kain bekas, di gunting memanjang agar mudah di anyam. Setelah itu selipkan kain-kain tersebut diantara benang secara bergantian dan teruskan sampai kain memenuhi kardus. Setelah itu buat sampul di kedua ujung benang kasur, agar saat keset dilepaskan kain tidak berantakan.
Benang yang terselip diantara kotak-kotak kecil dilepas / ditarik dari kotak tersebut agar dapat keluar dari kardus. Setelah itu, kain yang tidak teranyam kedua ujung itu di ikat. Untuk cara pengitannya, kain diikat bersama dengan kain dipinggirnya. Setelah itu, gunting ujung kain yang masih merumbai agar terlihat rapih.
Selama pelatihan, Ibu-ibu Kelompok PKK dapat mengikuti dengan baik instruksi dari mahasiswa anggota PMM, sehingga pelatihan tidak membutuhkan waktu yang lama. “Pembuatan karpet ini, selain menggunakan bahan-bahan yang sangat umum atau mudah di temukan sekitar ternyata sangat mudah cara membuatnya. Tentunya harus bersabar juga ketika harus menganyam kain satu-satu di antara benang secara bergantian” ucap salah satu peserta pelatihan Ibu-ibu kelompok PKK.
Dengan adanya pelatihan kerajinan tangan oleh PMM kelompok 83 bersama Ibu-ibu kelompok PKK ini, diharapkan agar sampah-sampah kain dapat di daur ulang kembali menjadi sesuatu yang berguna. Selain itu, dari pelatihan ini dapat memunculkan sebuah ide usaha rumahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H