Mohon tunggu...
Nuey A Setiawan
Nuey A Setiawan Mohon Tunggu... -

Mencoba berbagi untuk lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

PSK Itu Mengatakan,Pada Enggak Ngerti, Demo Apa? Ada-ada Aja

4 November 2016   02:25 Diperbarui: 22 Desember 2016   14:39 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore ini aku mengunjungi kos kosan pacarku,. karena sudah 3 hari ini kami hanya berkomunikasi melalui pesan singkat, rasa rindu ini begitu menggebu-gebu. Aku berharap kami dapat memandu asmara. dan bercengkerama dalam canda tawa. Tetapi harapan indah itu pupus ketika ku dapati si Eneng sedang menitikan air matanya."

Ada apa sayang,." Kok kamu menangis,.?? Mas kangen lho sama kamu."  Aku mulai membuka percakapan.

Mas,..kamu tahu gak, jika aku seorang pelacur yang sudah cukup banyak mengenyam dosa,.. dengan pipi berlinang airmata neng meneruskan ucapanya.' apakah mas tahu jika dosa ini apabila kelihatan dan di bentukan dalam wujud barang, besarnya seperti apa.?? kita sudah melakukan perbuatan dosa itu berkali kali dan berulang ulang mas,. mungkin mas hanya dengan eneng saja melakukan ini, tapi apakah eneng bisa dengan mas seorang,? kan enggak mas, neng setiap hari melayani lebih dari 3 orang lelaki pencari kehangatan. Eneng gak mau mas terus menerus ikut dalam lumpur dosa ini, Eneng sayang dan Cinta sama mas, mas harus menyadari itu. Tolong mas. Jauhi eneng,' Pikirkan baik baik. Bukan Eneng tega atau kejam meminta mas menjauhi eneng, semata mata Eneng lakukan karena Demi Cinta Eneng terhadap mas,

Aku terdiam dan ikut meneteskan air mata... Aku menyadari yang kucintai di depanku saat ini adalah seorang pelacur, pelacur yang sudah kupacari 5 bulan terakhir ini sungguh bisa membuat mataku terbuka, bahwa yang aku lakukan selama ini adalah perbuatan dosa, perbuatan buruk yang semua agama melarangnya.

Eneng masih menangis tersengguk,. perlahan kupeluk dan kukecup keningnya.. "Neng,. maaf kan mas ya,." mas belum bisa menjauhi eneng Sekarang,. biarlah mas berdosa Demi Cinta ini.'

Tidak mas,. Tidak,. Kamu jangan gilaaaaaa,..!!!! kamu jangan gilaaaa.! Eneng berteriak histeris menimpali ucapanku."

Kembalilah kamu kepada istrimu,. Kembalilah kamu kepada keluargamu,. jangan lagi dekati Eneng," tolong mas,. Tolong,. Tolong penuhi permintaan Eneng,. Demi Cinta kita mas,.' Eneng tidak mau nanti ketemu mas di neraka,.!!!!

Kupeluk dirinya,. Kudekap dengan erat,. Kubisikan dengan lembut ke telinganya.." Apakah Eneng yakin akan masuk neraka.???

di saat aku masih memeluk Eneng dengan hangat terdengar pintu ada yang membuka dan membantingnya dengan keras," Brakkkkk,...!!!!!!

Ahok itu enggak ngerti,. Nusron itu mungkin lebih enggak ngerti,' eh,.eh. eh.. kenapa kalian kok saling menangis gitu," pelukan lagi,. ada apa sih mas,.? kalian bertengkar ya,'

Ternyata yang datang adalah teman dari kekasihku eneng, namanya vera, janda cantik beranak satu yang hobinya mabuk,' vera adalah teman seprofesi dengan Eneng.' serta merta kedatangan vera membuat kami yang tadinya sedang bersedih sedah menjadi berangsur baik, terlebih lagi Vera mengatakan "Ahok itu enggak ngerti, nusron lebih enggak ngerti," aku bingung mengapa Vera tiba-tiba mengatakan itu,

Enggak kok ver,. kami sedang curhat curhatan saja,jadi kami menangis,' kamu kenapa ver,' kok dateng-dateng ngoceh ahok sih.,? Tanya Eneng.

Gue habis lihat berita, si Ahok begitu si nusron begitu, aneh aja, harusnya tuh ya pada ngerti, kan ahok Bukan Muslim,atau bukan Islam, Ahok jelas aja gak ngerti kandungan isi atau tafsir kitab suci Al-Quran, orang dia bukan Islam, yang orang Islam sendiri aja jarang yang ngerti, apalagi Ahok yang bukan orang Islam,

Maksud kamu nusron yang harus ngertiin,.? apa nusron yang gak ngerti,.? tanya Eneng pada Vera.

Gini lho beb,.." biar kamu tambah wawasan, ulama yang ada di Indonesia itu kata om aku, 50% senengnya deket pejabat,30% main di dua kaki dan 20% mudah-mudahan bener. yang pertama ulama yang 50% itu kamu tahu lah, senengnya atau indahnya deket pejabat, ngalir ngalir dan mengalir terus tiada henti. kamu tahu maksudku kan beb.di sini ada simbiosis antara ulama dan si pejabat. terus yang 30% main di dua kaki adalah, di antaranya kategori yang sering kita datengin untuk minta penglaris, biar kita banyak "tamu" lho beb,. dan yang 20% itu aku bilang, kali aja bener bener ulama.

Eh vera,.kamu kalau ngomong kok sembarangan banget sih, kalau ulamanya denger gimana.? jangan sok tahu sih. di demo baru tahu rasa kamu."

Aku ngomong bener lho beb,. Aku sendiri bingung membedakan,mana yang lebih penting  kebutuhan material sang ulama dan kebutuhan Doa sang pejabat. Doa ulama buat si pejabat ini konon sangat ampuh,jreng jreng jreng,..!!!  dan aku yakin duit si pejabat buat ulama ini juga lebih ampuh.!!

Ahh,. Udah ah Vera,. Aku gak ngerti ucapan kamu, hubunganya apa coba sama Ahok dan nusron.?  Emangnya Ahok ulama,? Emangnya nusron ulama .? ada-ada aja kamu ver.'

Nah ini nih,,.. kamu gak ngerti juga, yang bilang Ahok itu ulama siapa.? kan aku bilang tadi, kalau Ahok itu bukan Islam, mana ngerti kandungan atau tafsir surat Al Maidah, kamu aja belum tentu ngerti kan, lalu yang bilang nusron itu ulama siapa juga,? Aku gak bilang kok.sekarang siapa coba yang mau demo-demo itu,? apa mereka ngerti..??

Aku hanya tersenyum kecut melihat mereka berdua ngobrol,' kepala ini berfikir dan hati ini berucap, "kalian profesinya pelacur lho,'sebelum keadaan memanas dan bisa mengakibatkan hubungan Eneng dan Vera memburuk gara-gara Ahok dan nusron aku terpaksa ikut bicara."Sudah-sudah,. yuk kita pergi makan, lapar nih perut,' nusron itu cuma ingin numpang populer sama ahok.' masa gitu aja gak boleh.'

Ehh,.. Kamu nanti ikut demo gak,?  celetuk eneng kepada Vera.

 Demo,...."" Gak ah,. Wong yang mau di demo pada enggak ngerti kok."

 [caption caption="Planet kenthir"][/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun