menikmati sepi yang membunuh keegoisanku
merasakan indahnya malam cerah tanpa bintang
seperti alunan nada-nada sumbang
kau disampingku namun maya tanpa rupa
jika suatu saat nanti ada perubahan dihatimu
entah sembilan puluh atau seratus delapan puluh derajat
semoga saat itu terjadi hatiku sudah siap menerima
tak ada dendam dan tetap berteman
seperti alur air mengalir kepotensial rendah
seiring perkembangan waktu pasti ada perubahan
potensial berlawanan dengan grafitasi
seperti itulah hidup, ada sesuatu yang tak terduga
diluar nalar dan diluar penilaian kasat mata
tanpa ada kesepakatan tak akan ada kedamaian
dengan kedamaian maka aka terlahir kebahagiaan
indah memang bila hal-hal itu menghiasi hari
tapi jangan lupa, kalau kepahitanlah yang membuat
rasa manis semakin terasa manis
masih bisa tersenyum dalam kepalsuan
masih tetap tertawa walau hati terluka
apakah itu bukan suatu kemunafikan diri
atau itu suatu cara mendholimi diri
mungkin hanya proses yang harus dilewati
waktu menuntut manusia untuk hidup mandiri
kadang waktu berjalan secara perlahan
hujan tak menghiasi malam ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H