Mohon tunggu...
Ibnu Hasan Sadeli
Ibnu Hasan Sadeli Mohon Tunggu... -

"Siapalah saya"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menunggu dan Ditunggu

30 Desember 2014   06:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:12 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat menulis ini, aku sedang menunggu seseorang. Seseorang yang belum ku kenal. Di tempat berbeda, berbarengan seseorang juga tengah menungguku, bedanya aku sudah mengenalnya. Menunggu itu memang melelapkan, apa lagi jika berkaitan dengan "deadline", berlomba dengan waktu tentu tak semudah lomba makan kerupuk pada acara tujuh belasan, mengingat waktu tak berjeda meski sekejap mata. Aku sudah menghabiskan satu kaleng kopi dan sejumlah batang rokok, namun seseorang yang ditunggu belum juga muncul. Apa gerangan yang terjadi? Entahlah, karena memang aku belum mengenal rupa, komunikasi kami hanya melalui handphone, itu pun baru tadi pagi, jadi tak bisa menyimpulkan kepribadiannya.

Hampir satu jam berlalu begitu saja. Melirik jam dihandphone putaran jarum antara cepat dan lamban, mengamati sembari menerka-nerka orang-orang yang keluar masuk parkiran dan pintu masuk "mungkin dia, berharap dia yang berdiri disamping pintu" pikirku. Bola mataku berputar arah ke orang yang tengah kebingungan selepas memarkirkan motornya dan kembali mengundang tanya "mungkin saja dia" tapi bukan, semua orang disekitarku hanya menimbulkan pertanyaan, sementara jawabannya mungkin masih diperjalanan.

"Cling" telepon genggamku berbunyi, ada BBM masuk, rupanya dari seseorang diseberang sana yang sedari tadi menungguku, "mas ibnu kalo masih lama aku nyalon dulu yah di Rudy H, nanti kamu langsung kesitu aja" begitu isinya. Pesan blackberry mesenger itu sedikit melancarkan pernafasanku, karena seseorang yang menungguku berusaha mengusir kejenuhan dengan memanjakan dirinya, aku sedikit lega dan lebih santai menunggu seseorang yang ku tunggu sembari menulis tanpa harus senewen menebak orang-orang disekelilingku. Sebelum melanjutkan jemariku menari, sekedar memastikan terlebih dulu aku menelepon seseorang yang tengah ku tunggu, tapi sayang tak diangkat, "mungkin dia sedang mengendarai motor" begitu dugaanku. Ah! sudahlah, lagi pula diluar hujan, barangkali ia berteduh sebelum melanjutkan perjalanan.

Kini aku terhanyut oleh pilihan kata dan wacana, mencoba menuangkan situasi yang tengah dialami ke dalam tulisan hanya untuk mengenyahkan kebosanan. Sesekali aku meneguk minuman dan menghisap rokok lalu menyembulkan asapnya perlahan seraya terus melatih jemariku agar semakin lincah. Pendek cerita, seiring meredanya hujan kembali selulerku berbunyi, kali ini seseorang yang menungguku menelepon, "mas ibnu masih lama gak? Nyalonnya udah selesai nih, sekarang aku lagi dikafe kopi legit" ujarnya dari celah speaker selulerku. Meski bingung dan terbata aku berusaha menenangkannya "iya mbak, sabar yah" jawabku. Dialog itu membuyarkan kegemaranku menganyam kata, kembali bola mataku berpaling ke sekeliling teringat seseorang yang tengah ku tunggu.

Aku tersadar waktu mulai menyudutkanku, aku bangkit dari kursi, menelepon seseorang yang telah mengoyak kesabaranku. "Ah kampret!! Umpatku dalam hati. Handphone-nya mati. Beserta sisa kesabaran aku mencoba menghubunginya berulang kali, tetapi upayaku tak memberikan jawaban. Perasaanku rancu, antara memikirkan seseorang yang ku tunggu dan menungguku.

Ditengah keruhnya otak, mendadak seseorang menghampiri lalu menyapaku, "Mas Ibnu? Tanya orang itu. "betul" jawabku bingung. "saya Gani, yang disuruh antar materi video iklan" jelasnya sembari mengulurkan tanganya. Aku menatapnya datar berusaha menyembunyikan kekesalan sembari mempersilahkannya duduk, kemudian ia menjelaskan alasan keterlambatanya. "Maaf mas, saya udah lama disini, handphone saya lowbat lupa bawa charger" ungkapnya. "Kok bisa tau saya ibnu?" Tanyaku. "Dari ujung sana tiap orang yang keliatan bingung saya tanya, tapi beberapa kali salah orang, saya juga sempet perhatiin mas ibnu, tapi gak nunjukin kaya orang lagi bingung, malah asik mainin handphone, Jadi saya pikir gak mungkin mas ibnu orang yang dimaksud" ujar Gani. "Knapa sekarang tau?" cecarku. "Nahhh, pas saya mau ke parkiran, saya liat mas ibnu kaya orang kebingungan, telpon orang gak nyambung-nyambung, makanya saya berani nanya" ungkapnya sembari melepas tawa.

Meski aku tengah berpacu dengan sang waktu, mengingat materi video iklan tersebut harus segera sampai pada seseorang yang tengah menungguku karena iklan tersebut hendak ditayangkan hari ini juga distasiun tv swasta. Tetapi setelah Mendengar cerita Gani aku sedikit terhibur dan menghargai upayanya menanyai ke setiap orang yang kelihatan bingung, karena aku sendiri belum tentu bisa melakukannya.

Kejadian ini bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja, oleh karenanya segala sesuatu yang berhubungan dengan komunikasi harus prepare sebelum menemui seseorang yang belum dikenal. Dan jika mengalami kejadian seperti Gani (lupa bawa charger) jika lokasi memungkin kan, mengingat hal ini urgen sebaiknya cari warung handphone terdekat, kalau tidak, silahkan ikuti cara Gani menanyai ke setiap orang yang kelihatan bingung. Gani adalah kurir pada perusahaan yang menyediakan jasa transfer video. Terima kasih Gani, perjuanganmu sungguh tak terduga, saatnya meluncur ke TKP (tempat ketemuan pelanggan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun