Jalan-jalan di weekend kemaren banyak liat spanduk dengan tulisan yang sama " Tolak Kenaikkan BBM - Jangan Bebani Rakyat". Ada perasaan yang tidak sreg disini saat melihat spanduk tersebut, dengan foto sang presiden partai mengacungkan tinjunya keudara dan ketua DPC (?) setempat tergantung dimana spanduk itu dipajang.
Apa yang salah ? Tidak ada yang salah sepertinya soal menolak kenaikkan harga BBM, walaupun menurut saya ini adalah pendapat yang sangat naif. Dimana negara terpaksa berhutang untuk menutupi subsidi BBM. Kita boleh berhutang tetapi untuk sesuatu yang produktif, seperti pembangunan infrastrukutur.. bukan untuk sesuatu yang dibakar sekejap hilang ditelan kemacetan ibu kota.. sungguh perbuatan yang sia-sia.
"Jangan Bebani Rakyat" --- Setuju, kenaikan BBM tentu akan membebani rakyat tidak perlu dibantah lagi. Kenaikkan BBM akan diikuti kenaikkan harga barang (walaupun sekarang sebenarnya harga sudah terlanjur naik, dan pemerintah masih terus meragu...), dan kenaikkan harga tentu akan menambah beban kehidupan yang sudah berat. Tetapi kalau BBM tidak dinaikkan itu akan membebani anak cucu kita yang akan membayar hutang negara untuk subsidi BBM, sekali lagi sesuatu perbuatan yang sia-sia.
Dan saya tidak mengerti partai yang kita tau adalah berakar dari Islam, mendukung perbuatan yang sia-sia ini, perbuatan yang mubazir. Apalagi mengingat kasus yang mereka alami sekarang, saya ingin rasanya membuat spanduk untuk dipasang disebelahnya --- "Jangan jadi Koruptor ! - Korupsi membebani Rakyat".
Tabik,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H