Mohon tunggu...
nuansa persada
nuansa persada Mohon Tunggu... Jurnalis - citizen journalism

Ini adalah blog Nuansa Persada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia di Jalur Strategis Dunia: Ketum LDII Serukan Bela Negara

19 Desember 2024   19:59 Diperbarui: 19 Desember 2024   19:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono (foto: lines)

Jakarta (19/12) -- Dalam peringatan Hari Bela Negara, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso kembali menegaskan pentingnya semangat bela negara di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Mengutip pepatah Latin si vis pacem, para bellum --- "Jika menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang" --- ia menekankan bahwa perang di era modern meliputi dimensi ekonomi, pangan, hingga konflik fisik.

"Indonesia adalah wilayah strategis di jalur perdagangan dunia, menghubungkan Asia, Eropa, dan Australia. Tanah yang kaya dan letak geografis yang istimewa membuat negeri ini selalu menjadi incaran bangsa imperialis sejak dahulu kala," ujar KH Chriswanto dalam keterangannya, Selasa (19/12).

Ia juga mengingatkan dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China, serta krisis pangan akibat perubahan iklim. "Kebijakan Presiden Prabowo dalam pengembangan food estate sangat relevan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi impor, dan menjadikan Indonesia lebih berdaulat," tambahnya. Menurutnya, menjaga kedaulatan pangan tak hanya menjamin kemakmuran nasional, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia di panggung internasional.

Perang Nonkonvensional Mengancam Generasi Muda

KH Chriswanto menyoroti ancaman perang ideologi yang menyerang generasi muda melalui media sosial. "Tanpa nasionalisme, patriotisme, dan pemahaman nilai-nilai Pancasila, mereka akan mudah menjadi korban perang ideologi. Budaya konsumerisme dan gaya hidup hedonisme semakin melemahkan mental generasi muda," tegasnya.

Ia mengungkapkan, derasnya arus barang impor akibat konsumerisme telah menguras kekayaan negara. "Triliunan rupiah mengalir ke luar negeri. Ini harus dihentikan dengan menanamkan nilai cinta tanah air kepada anak muda," ujarnya.

Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono (foto: lines)
Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono (foto: lines)

Refleksi Peristiwa 19 Desember 1948

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Singgih Tri Sulistiyono, mengajak masyarakat untuk mengenang Agresi Militer Belanda II sebagai momentum persatuan bangsa. "Belanda ingin membuktikan bahwa Proklamasi Indonesia hanya ulah kaum ekstremis. Namun, rakyat Indonesia bersatu mempertahankan kemerdekaannya," jelasnya.

Menurut Singgih, istilah bela negara dalam bahasa Jawa, melu hangrungkebi, melambangkan tekad untuk menjaga hak dan kedaulatan bangsa. "Kesadaran akan cinta tanah air dan nasionalisme menjadi tantangan terbesar saat ini," imbuhnya. Ia menegaskan, tanpa semangat ini, generasi muda akan kehilangan arah dalam menjaga keutuhan NKRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun