Banyak tokoh Indonesia yang kita kenal dan kita hormati. Selain para tokoh kenegaraan, keagamaan dan olahraga, kita juga memiliki tokoh dalam bidang kesenian, tepatnya di bidang seni lukis.
Sederet nama besar seperti Basuki Abdullah, Raden Saleh, Rusli, Nashar, Muslim Saleh dan Affandi adalah pelukis-pelukis besar bangsa Indonesia yang sudah terkenal hingga ke berbagai penjuru dunia.
Affandi adalah salah satu pelukis yang patut kita banggakan dan kita tauladani. Ia bukan saja pelukis yang baik, melainkan seorang ayah yang baik bagi keluarganya.
Affandi lahir di Cirebon pada tahun 1907. Â Tanggal lahir dan bulannya sampai sekarang tidak diketahui secara persis karena tidak tercatat. Ayah Afandi, Pak Sudarga, adalah seorang mantra ukur yang bekerja di pabrik gula Cirebon. Sebagaimana kesukaan anak-anak Cirebon di masa itu, Affandi punya kegemaran menonton wayang kulit di desanya.
Kalau kebanyakan teman-temannya kagum terhadap tokoh pewayangan yang gagah perkasa seperti Gatotkaca, Bima, Arjuna atau Kresna, Affandi justru lebih menyukai tokoh yang berwajah buruk, yaitu Sukrasana, atau yang biasa dikenal Buta Gering; hidungnya seperti terong bungkung dan penampilannya seperti orang sakit.
Mungkin karena Affandi ini orangnya mudah simpati dengan orang yang kurang baik nasibnya sehingga lebih suka menyukai Buta Gering. Namun, kata Pak Ajip Rosidi, penulis buku ini bilang, "kelak Affandi sering mengatakan bahwa ia menggemari tokoh itu karena wajahnya sama buruknya dengan wajah Affandi sendiri." (hlm 13). Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Barangkali karena sikap rendah hati Affandi itulah ia tidak malu mengatakan dirinya jelek seperti Buta Gering.
Sebelum masuk sekolah, Affandi sudah gemar menggambar wayang di atas tanah, kemudian setelah Sekolah Dasar Hindia Belanda, di Holand Inlandsche Scholol (HIS) Indramayu Affandi mulai menyalurkan bakatnya dengan melukis di atas batu tulis dan kertas dengan potlot.
Ketika kakaknya, Sabur, masuk kuliah di Technische Hooge School (THS) Bandung, (sekarang ITB), Affandi ikut merantau dan menyelesaikan sekolah HISnya di Bandung. Setelah tamat lalu melanjutnya sekolah setingkat SMP di Meer Uitgebreit Lagere Onderwijs (MULO). Kemudian ia melanjutkan sekolah setingkat SMA di Jakarta, tepatnya di Algemere Middelbare School (AMS).
Pada masa sekolah ini Affandi menjadikan kegiatan melukis sebagai salah satu kegemarannya tanpa melupakan kewajiban belajar wajibnya. Sampai ia lulus sekolah, Affandi terus menyalurkan bakatnya tanpa mengeluh. Ia terima bekerja apa saja asal halal untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Bahkan sampai menikah pun, ia tetap melukis di kala waktu senggang kerja. Istrinya sangat pengertian dengan kegemaran melukis.
Banyak dukungan yang diberikan Ibu Maryati untuk sang suami. Sampai akhirnya kelak, mereka berdua memiliki anak, Kartika, yang mewarisi bakat Affandi menjadi pelukis ternama.
Affandi melukis apa saja; mulai dari orang, benda dan alam di sekitarnya. Kalau sebagian orang melukis di ruang tertutup dan tidak melihat langsung objeknya, Affandi lebih  senang melukis objek yang nyata di depannya.
Masa melukisnya tergantung rasa. Saat ada perasaan enak untuk melukis, ia langsung kerjakan. Dalam waktu satu jam, atau setengah jam, bahkan bisa lebih cepat dari itu, Affandi kadang mampu menyelesaikan satu buah lukisan. Hebat ya?
Lebih hebat lagi, setiap lukisan harganya mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Bahkan setelah Affandi meninggal dunia 1990 di Yogyakarta, harga lukisannya menanjak naik menjadi milliaran rupiah.
Menjadi hebat seperti Affandi tentu saja butuh perjuangan sungguh-sungguh. Tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan. Ketekunan, kesabaran dan kemauan untuk belajar adalah kunci sukses Affandi. Tak kalah pentingnya adalah kemauan kita mendengar kritik dengan hasil karya kita.
Affandi tidak pernah memuji diri sendiri hasil lukisannya. Baik buruknya lukisan ia serahkan pada orang yang melihat. Bahkan karena saking rendah hatinya, Affandi sering bilang lukisannya jelek, sekalipun banyak orang yang menggap bagus dan mau membeli ratusan juta.
Bapak-Ibu guru kita mungkin sudah sering menceritakan tentang Pelukis Affandi. Tapi, sudahkan kita tahu kisah perjalanan hidup sang pelukis terkemuka ini? Sudahkah kita melihat hasil karya lukisannya?
Melalui buku yang ditulis Pak Ajip Rosidi, seorang sastrawan terkenal ini kita bisa mengenal kehidupan pelukis Affandi. Dalam buku ini juga terdapat beberapa lampiran foto yang menampilkan karya lukis Affandi.
Judul Buku: Pelukis Affandi; Perkenalan Buat Anak-Anak/Penulis: Ajip Rosidi/Penerbit: Nuansa Cendekia Bandung (Anggota IKAPI) 2008/ Tebal: 64 Halaman. http://nuansabuku.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H