Inspirasi/in-spi-ra-si/n ilham;
Begitu yang saya dapatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara online, kata tersebut yang saya cari meski secara garis besar saya telah memahaminya. Lalu apa itu "kelas inspirasi" dan mengapa saya memilih mengikuti kegiatan tersebut. Pertama, saya tertarik dari penggunaan istilahnya, dan selanjutnya saya justru terinspirasi.
Â
Tahun 2015 ini saya genap 40 tahun, dan sebagian dari kita tentunya akrab dengan "life begin forty" , kemudian timbullah pertanyaan bertubi tubi bagi saya, dari saya dan untuk saya. Apa yang saya mulai, apa yang saya telah lakukan, apa manfaat hidup saya bagi sesama ?. Apakah saya hanya akan menjadi 4F (Female, Fat, Forty, Fertile) yang beresiko besar mempunyai Batu Empedu (duhh Tuhanku Yang Maha Assikk). Tidak mau hanya menjadi 4F saya berusaha lebih baik lagi mengisi hidup ini dan saya bertemu dengan "Kelas Inspirasi" yang diselenggarakan "Indonesia Mengajar".
Â
Dimulai dari informasi teman yang sering mengikuti kegiatan sebagai Sukarelawan Fotografi, saya membuka website Indonesia Mengajar, lalu memilih Kelas Inspirasi yang diselenggarakan di Kediri, Jawa Timur.
"Mengapa Kediri ?"
saya sentimentil memang, saya mau memulai 40 tahun saya dengan lebih baik dan lebih bermanfaat.
"Kelas Inspirasi Kediri diselenggarakan satu hari tepat setelah saya berusia 40 tahun."
Rangkaian kegiatan yang dimulai dari teknikal meeting yang harus saya hadiri sementara saya masih bekerja di Malaysia, Hari Inspirasi pada tanggal 04 Mei 2015 yang merupakan puncaknya.
Saya berangkat dari KLIA (Kuala Lumpur International Airport) menuju Surabaya, dengan penuh drama karena saya harus ke Medan terlebih dahulu yang diperkeruh dengan kesalahan tanggal dalam membeli tiket pesawat Medan ke Surabaya. Pada akhirnya saya berhasil sampai Kediri pukul 08.00 tanpa mandi dan langsung mengikuti acara berikut penjelasan teknis di Kantor PT Telkom Indonesia. Saya masih terkaget-kaget dan belum mengerti apa-apa tentang apa yang harus saya ajarkan sebagai Sukarelawan Inspirator.
Tanggal 03 Mei 2015, bertepatan dengan hari lahir saya, saya berangkat ke Kediri dari desa kelahiran saya dengan menggunakan bus dari Yogyakarta, dengan berbekal telepon genggam full baterai saya duduk manis menunggu instruksi demi instruksi dari rekan-rekan satu kelompok yang dengan gigih memberi instruksi agar turun di pasar dan menunggu. Akhirnya hari itu kami naik sepeda motor menuju SDN Kalipang 3, Kalinanas Kalipang Grogol. Rupanya desa Kalipang tempat kami mengajar merupakan desa paling ujung yang berbatasan langsung dengan hutan. Kami menginap di rumah penduduk, esoknya kami mandi di kamar mandi Masjid dan bergegas menuju sekolah untuk memulai kegiatan.
Hari Inspirasi dilakukan pada hari Senin, sehingga kami mengikuti Upacara Bendera yang telah lama sekali tidak saya ikuti, rasa haru menyeruak, apalagi ketika anak-anak menyanyikan Lagu Tanah Airku karya Ibu Soed.
Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan
Saya tertohok, tersedu dan merasakan egoisme saya meninggalkan Tanah Air untuk bekerja di Luar Negeri tidak ada seberapa penting, Banyak hal yang dapat saya lakukan untuk Tanah Air Indonesia. Bukan hanya pembuktian bahwa Anak Indonesia mampu bersaing bekerja di Luar Negeri. Kelas demi kelas saya masuki, saya memberikan contoh bagaimana merawat luka bagi kelas 3 dan 4, mendongeng bagi kelas 1 dan 2, menceritakan perjalanan saya untuk kelas 5 dan 6 dan kelas kami akhiri dengan Lagu Tanah Airku.
Pada Akhirnya, saya mendapatkan inspirasi untuk lebih baik dan lebih berguna bagi Tanah Air Indonesia dibandingkan saya menjadi inspirasi bagi anak-anak.
Terimakasih Kelas Inspirasi Kediri.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H