Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pohon Aren, Tuak, Gula dan serat Alam

18 Januari 2025   18:47 Diperbarui: 19 Januari 2025   04:32 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari nira yang mengalir lembut,ada rasa dan karsa
Tuak terlahir, manis dan hangat, bisa menyejukkan hati yang gundah
Di setiap tetesnya, ada cerita,
Tentang tanah, tentang waktu yang merambat.

Tuak, memang selalu menarik untuk diulas, sebab tuak di Bali adalah minuman alkohol tradisional yang banyak ditemukandi derah lain , Indonesia. Bukan hanya di bali,daerah lain pun ada, seperti di Pulau Timor saya lihat, atau di Toraja  juga ada dijajakan. 

Tuak terbuat dari air nira yang diambil dari pohon kelapa atau pohon aren. Proses pembuatannya dimulai dengan memanjat pohon kelapa atau aren untuk menampung air nira yang mengalir dari bunga pohon tersebut. Air nira ini kemudian difermentasi untuk menghasilkan alkohol.

Di Bali, tuak sering disajikan dalam acara adat atau perayaan, dan menjadi bagian penting dalam berbagai ritual keagamaan atau upacara tradisional. Tuak memiliki rasa manis yang khas, meskipun tingkat keasamannya dapat bervariasi tergantung pada lama fermentasi dan jenis pohon yang digunakan. Biasanya, tuak diminum langsung dari wadah kecil atau botol kaca.

Selain itu, ada juga variasi tuak yang lebih kuat dan lebih difermentasi, yang dikenal dengan nama "arak", yang sering digunakan dalam campuran minuman keras atau sebagai bagian dari ritual adat. Arak di Bali umumnya dibuat dengan cara penyulingan, menghasilkan minuman dengan kandungan alkohol yang lebih tinggi.

Meskipun tuak adalah bagian dari budaya Bali, penggunaannya sering kali dibatasi untuk orang dewasa dan dipantau dalam konteks adat dan agama, mengingat pengaruh budaya Hindu Bali yang cukup kental dalam kehidupan masyarakat setempat

Sepanjang jalan Ke Klungkung, anda akan melihat orang menjajakan tuak, orang percaya minuman khas ini bisa membuat melayang', dan sering mabuk beneran.  Tentu Kalau berlebihan.

Dulu, Saya perhatikan bahwa arena tempat Minum tuak, para orang tua biasanya tidak banyak-banyak hanya beberapa gelas, tidak sampai mabuk, mereka berkumpul untuk berdiskusi tentang banyak hal.  Itu waktu kecil saya diajak orang tua , beliau hanya memesan 2-3 gelas, dengan membawa kacang, sayuran dan lain sebagainya.

Tuak dengan konsentrasi alcohol 8-15 persen, dan diminum hanya 2 gelas, itu mudah menghangatkan tubuh, benar, memang, karena etanol lebih mudah terserap lalu dioksiasi dalam mitrkondria dalam bentuk reaksi  glikolisis. Sehingga dapat menghasilkan energi., dari pada pati, pati perlu enzim pemecah polisakarida menjadi disakrida, lalu menjadi mono sakarida..Perjalanannya panjang,

 Namun kini, zaman telah berubah, anak-anak muda minum, sampai ketagihan dan teler. Walaupun sebelumnya arena ngobrol, bercanda,  dan diselingi dengan nyanyian, sehingga di Singaraja ada  tarian dan lagu yang dikenal dengan Genjek" ,  menjadi aktif   aktivitasnya dikenal dengan istilah megenjekan",  awalnya tarian spontan  orang minum tuak, Namun, kini mengamami modifikasi yang lebih knstruktif dan mendidik  dengan konten moral dan etika , sehingga tarian genjek  ini dilombakan di berbagai daerah di Bali (https://www.nusabali.com/berita/64818/lomba-genjek-tingkat-sd-digelar-saat-saraswati)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun