Siang hari itu, saya dijemput di Bandara Eltari, Kupang. Saya sendiri baru pertama kali datang di kota itu, Kota yang berada di dekat pantai, sungguh sangat mengesankan saya, indah  dan unik, dengan tradisi masyarakatnya yang ramah.
Saya dijemput oleh Lukas Pardosi  dan kawan-kawan, dari Universitas Timor. Mereka semuanya
 telah berada sejak pagi hari, meraka berangkat dari Kabupaten Timor Tengah Utara, dengan jarak tempuh 4-5 jam.
Saya disambut dengan rasa hormat dan ramah, seperti kebanyakan tradisi orang Timor yang saya liwati. Ketika melintasi jalan keluar bandara.  Tersenyum ramah dengan bibir merah  karena tradisi menguyah sirih, yang membuat bibir mereka seperti bergincu.
Saya melempar pandangan kesegala arah, dengan menyentuhkan tanah, kemudian saya oleskan digidat saya, sebagai hormat saya pada Ibu Pertiwi (tanah ) dimanapun kami datangi.
Saya hadir untuk mendampingi  kegiatan pengabdian Kosabangsa, hibah pengabdian yang mereka dapatkan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek)  dengan judul " Diversifikasi Tekonologi Pertanian Budidaya Jamur Tiram Dan Akuaponik Pada Kelompok Tani Anifu Dan PKKDesa Fatuneno Sebagai Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Di Perbatasan NKRI- RDTL. Lalu apa itu program  kosabangsa?
Kosabangsa adalah merupakan kegiatan pengabdian yang digelontorkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek).Â
Program ini sebagai bentuk kontribusi nyata dari perguruan tinggi untuk bangsa, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan dengan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni budaya.
Program ini adalah inisiatif pendanaan dari Ditjen Diktiristek melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), yang bertujuan untuk mendorong kolaborasi dalam pengembangan dan penerapan IPTEKS yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, agar dapat bermanfaat bagi masyarakat di daerah-daerah tertinggal, kawasan dengan tingkat kemiskinan ekstrem, serta wilayah rawan bencana.