Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pidato Presiden Prabowo: Kemiskinan dan Korupsi

22 Oktober 2024   06:26 Diperbarui: 22 Oktober 2024   06:57 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo (Sumber : minanews.net) 

Konsen Presiden Prabowo memberantas korupsi sangat jelas, karena korupsi merupakan salah satu penyebab kemiskinan.  Menarik kita simak, ada harapan baru dalam hal pemberantasan korupsi di era Pak Prabowo, ada secercah harapan memang


Jargon "ikan busuk dari kepalanya" adalah pilihan kata yang tepat dari Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto. Jargon ini sekaligus berfungsi sebagai peringatan, di mana Prabowo menegaskan bahwa "ikan mulai busuk dari kepala." Semua pejabat di berbagai tingkatan harus memberikan contoh dalam menjalankan pemerintahan yang bersih. Ini harus dimulai dari tingkat atas, diikuti dengan penegakan hukum yang tegas dan serius.

Tak diragukan lagi bahwa dua istilah dalam pernyataan tersebut, yaitu "menjadi teladan yang baik dalam kepemimpinannya" dan "penegakan hukum yang tegas dan disiplin," adalah kunci untuk mencapai penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), sesuai dengan UU 28/1999 tentang KKN. Ungkapan itu memang menarik,  rakyat  ingin melihat keseriusan presiden untuk memulainya, sehingga tidak hanya omon-omon saja, seperti  jargon lain yang beliau dengungkan.

Pengentasan kemiskinan menjadi salah satu program signifikan dalam pemerintahan yang peduli terhadap kesejahteraan warganya untuk keberlanjutan jangka panjang. Pemikiran mengenai hal ini telah berkembang, tetapi pada dasarnya berkaitan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi kelompok tertentu. Kemiskinan menunjukkan keadaan ketidakberdayaan total yang terjadi bukan karena kehendak orang-orang yang miskin, tetapi karena mereka tidak mampu keluar dari situasi tersebut dengan kemampuan yang mereka miliki.

Kemiskinan adalah keadaan di mana individu atau kelompok tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya akses terhadap pekerjaan yang layak, pendidikan yang tidak memadai, dan ketidakadilan sosial. Kemiskinan dapat berdampak luas, memengaruhi kesehatan fisik dan mental, serta menghambat perkembangan ekonomi suatu masyarakat.

Namun menurut, Ekonom Amartya Sen dan Jean Drze mendeskripsikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan. Mereka juga mengkritik definisi kemiskinan yang semata-mata menekankan aspek finansial, karena hal itu tidak mempertimbangkan kesejahteraan dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Itu sebabnya, Menolak korupsi adalah wujud cinta kepada bangsa dan masyarakat. Korupsi merampas hak-hak rakyat, jadi mari kita bersama-sama melindungi hak-hak tersebut. Korupsi tidak akan membawa kebahagiaan; mari kita jadikan kejujuran sebagai dasar hidup kita. Korupsi adalah musuh yang perlu kita hadapi bersama demi masa depan yang lebih baik.

Kemiskinan selalu dikaitkan dengan korupsi, korupsi yang marak akan sulit mengentaskan kemiskinan.

Potret Kemiskinan di Indonesia, dimana negeri yang kaya raya, maka Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah kompleks yang melibatkan berbagai faktor ekonomi, sosial, dan politik. Meskipun telah terjadi penurunan angka kemiskinan dalam beberapa tahun terakhir, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.

BEBERAPA PENYEBAB UTAMA KEMISKINAN DI INDONESIA MELIPUTI:

Pertama, Ketidakmerataan Ekonomi yakni Perbedaan perkembangan antara daerah perkotaan dan pedesaan seringkali membuat akses terhadap sumber daya, pendidikan, dan pekerjaan tidak merata. Kedua, Pendidikan yang Terbatas yakni, Akses terhadap pendidikan berkualitas masih menjadi kendala bagi banyak masyarakat, terutama di daerah terpencil. Ketiga, yakni, Pekerjaan yang Tidak Stabil: Banyak masyarakat mengandalkan pekerjaan informal yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi. Keempat, Bencana Alam: Indonesia yang rawan bencana alam seperti gempa bumi dan banjir dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi masyarakat yang sudah rentan.

Lalu, Upaya pemerintah dalam mengurangi kemiskinan antara lain melalui program bantuan sosial, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan akses pendidikan. Meskipun demikian, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk mencapai hasil yang lebih efektif dan berkelanjutan.

KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN

Kemiskinan selalu berdampak besar pada kehidupan masyarakat di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Masalah ini memengaruhi setiap aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Meskipun pendidikan merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kemiskinan, kondisi ini sangat menghambat anak-anak dalam mengakses pendidikan, memperoleh pendidikan berkualitas, dan meraih prestasi di sekolah.

Kemiskinan adalah faktor penting yang memengaruhi kualitas dan akses pendidikan bagi jutaan orang di seluruh dunia. Hal ini dapat membatasi peluang dan sumber daya yang tersedia bagi siswa dan guru dalam mencapai tujuan akademis, seperti akses ke materi pembelajaran yang memadai, infrastruktur, gizi, perawatan kesehatan, dan keselamatan. Selain itu, kemiskinan dapat menciptakan hambatan dalam pendaftaran, kehadiran, retensi, dan penyelesaian pendidikan, terutama bagi perempuan, minoritas etnis, dan kelompok terpinggirkan lainnya.

Di samping itu, kemiskinan juga dapat memengaruhi perkembangan kognitif dan sosio-emosional anak, yang berpengaruh pada kesiapan mereka untuk belajar dan motivasi untuk sukses. Dampak kemiskinan terhadap pendidikan tidak hanya menjadi tantangan bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat dan perekonomian. Pendidikan berperan sebagai pendorong utama dalam pembangunan manusia, mobilitas sosial, pertumbuhan ekonomi, dan inovasi. Tanpa pendidikan yang berkualitas dan inklusif bagi semua, masyarakat global tidak akan dapat mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yang bertujuan mengakhiri kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan mempromosikan perdamaian serta keadilan pada tahun 2030.

Oleh karena itu, penting untuk menangani penyebab dan konsekuensi kemiskinan terhadap pendidikan demi menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera bagi semua. Apa perbedaan antara berpenghasilan rendah dan kurang terdidik? Berpenghasilan rendah merujuk pada status ekonomi suatu negara atau individu berdasarkan tingkat pendapatan relatif terhadap ambang batas tertentu. Sementara itu, kurang terdidik mengacu pada tingkat pendidikan formal yang dicapai, diukur dengan indikator seperti tingkat literasi, lama pendidikan, atau pencapaian pendidikan. Berpenghasilan rendah dan kurang terdidik bukanlah istilah yang sama, karena mungkin ada kasus di mana suatu negara atau individu memiliki pendapatan rendah tetapi tingkat pendidikan tinggi, atau sebaliknya.

Dampak kemiskinan terhadap pendidikan: Salah satu pengaruh kemiskinan pada pendidikan adalah pembatasan peluang dan sumber daya yang tersedia bagi siswa dan guru. Misalnya, kemiskinan dapat menghalangi siswa untuk mendaftar di sekolah, hadir secara teratur, menyelesaikan pendidikan, dan meraih hasil belajar yang baik. Selain itu, kemiskinan dapat mengakibatkan kurangnya infrastruktur, materi pembelajaran, perawatan kesehatan, gizi, dan keselamatan yang diperlukan untuk mendukung proses belajar dan kesejahteraan mereka. Kemiskinan juga dapat memengaruhi motivasi, kinerja, dan pengembangan profesional guru, yang pada gilirannya dapat menciptakan kesenjangan dalam pencapaian pendidikan antara kelompok kaya dan miskin.

Dampak lain dari kemiskinan pada pendidikan adalah pengaruhnya terhadap perkembangan dan pembelajaran siswa. Misalnya, kemiskinan dapat merusak perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak, yang semuanya penting untuk keterampilan belajar dan kehidupan. Selain itu, kemiskinan dapat membuat siswa mengalami stres, trauma, kekerasan, atau penyalahgunaan, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan mereka. Kemiskinan juga dapat memengaruhi sikap, nilai, dan perilaku siswa, yang pada gilirannya dapat berdampak pada motivasi akademis, keterlibatan, dan kinerja mereka. Oleh karena itu, kemiskinan dapat menghalangi potensi dan pertumbuhan siswa serta mengurangi peluang mereka untuk berhasil di masa depan.

Dampak ketiga dari kemiskinan pada pendidikan adalah bahwa hal ini memperkuat siklus kemiskinan dan ketidaksetaraan. Misalnya, kemiskinan dapat menghalangi siswa dari memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengakses pendidikan tinggi atau peluang kerja. Kemiskinan juga dapat membatasi partisipasi dan kontribusi siswa dalam masyarakat dan pembangunan. Selain itu, kemiskinan dapat memengaruhi mobilitas antargenerasi dan inklusi sosial siswa. Dengan demikian, kemiskinan dapat menjebak siswa dalam siklus buruk kemiskinan dan ketidaksetaraan yang tidak hanya mempengaruhi mereka, tetapi juga keluarga dan komunitas mereka.

Pendidikan anak-anak merupakan salah satu aspek yang paling terpengaruh oleh kemiskinan. Menurut Bank Dunia, lebih dari 700 juta orang hidup dalam kemiskinan ekstrem, yang didefinisikan sebagai hidup dengan kurang dari $1,90 per hari. Kemiskinan dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak, serta pencapaian akademis dan prospek masa depan mereka. Selain itu, kemiskinan dapat menghalangi akses anak-anak terhadap pendidikan berkualitas, disebabkan oleh kurangnya infrastruktur, materi pembelajaran, perawatan kesehatan, gizi, dan keselamatan. Kemiskinan juga dapat menyebabkan anak-anak putus sekolah, sering absen, atau mengalami penurunan prestasi.

LALU BENARKAH KORUPSI BERKAITAN DENGAN KEMISKINAN? 

Korupsi dan kemiskinan memiliki hubungan yang erat dan saling memengaruhi. Berikut beberapa poin mengenai hubungan tersebut:

Pertama, Pengalihan Sumber Daya.  Korupsi sering kali mengakibatkan pengalihan sumber daya dari proyek-proyek publik yang dapat mengurangi kemiskinan, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, menuju kepentingan pribadi.

Kedua, Keterbatasan Akses. Praktik korupsi dapat membatasi akses masyarakat miskin terhadap layanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan, sehingga memperburuk kondisi kemiskinan.

Ketiga, Ketidakadilan Ekonomi. Korupsi menciptakan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan, di mana segelintir orang mengumpulkan kekayaan sementara banyak yang tetap miskin.

Keempat, Iklim Investasi yang Buruk: Korupsi dapat menciptakan iklim yang tidak kondusif bagi investasi, yang pada gilirannya menghambat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Kelima, Pembangunan yang Tidak Merata: Dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan sering kali disalahgunakan, mengakibatkan ketimpangan dan kemiskinan di daerah-daerah tertentu.

Dengan demikian, memberantas korupsi bisa menjadi langkah penting dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengakhiri  tulisan ini, saya kutipan  nasihat para bijak, " Ketika Anda tetap pada jalan Kebenaran dan Kebenaran, rasa sakit dan kemiskinan menghantui Anda. Tetapi mereka hanyalah awan yang melewati langit, bersembunyi sebentar, kemegahan Matahari. Moga bermanfaat *****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun