Paradok Prancis
Beberapa pengunjung tertarik minum wine lokal karena ingin membuktikan konsep menjaga kesehatan dengan mengkomsusi wine secara moderat, yang diketahui sebagi ‘Paradok Prancis”. Paradok Prancis merujuk pada fenomena yang diamati di Prancis, di mana meskipun pola diet kaya lemak (seperti keju dan daging), tingkat penyakit jantung koroner dan kematian akibat penyakit kardiovaskular tetap lebih rendah dibandingkan dengan negara lain yang memiliki pola makan serupa.
Penjelasan yang paling umum untuk paradoks ini adalah konsumsi moderat anggur merah, yang dikaitkan dengan manfaat kesehatan, terutama karena kandungan polifenol seperti resveratrol yang memiliki sifat antioksidan dan perlindungan jantung. Paradok ini menarik perhatian karena bertentangan dengan asumsi bahwa diet tinggi lemak secara otomatis meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Paradoks Prancis" diperkenalkan pada tahun 1980-an oleh epidemiolog Prancis yang memeriksa tingkat penyakit kardiovaskular dan kadar kolesterol di berbagai populasi. Mereka menemukan korelasi positif, kecuali di Toulouse, yang memiliki kadar kolesterol serupa dengan Glasgow tetapi tingkat kematian kardiovaskular yang lebih rendah. Ketidaksesuaian ini disebut "paradoks Prancis." Pada tahun 1992, peneliti Renauld dan De Lorgeril mengaitkan fenomena ini dengan diet Mediterania, yang kaya akan sayuran, buah-buahan, minyak zaitun, dan terutama anggur merah. Penyelidikan mereka yang luas mengungkapkan bahwa konsumsi anggur secara moderat dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular meskipun dengan diet tinggi lemak.
Selain itu, penelitian dari Prancis dan Denmark menunjukkan bahwa konsumsi anggur secara moderat mengurangi tingkat kematian (24-31%) akibat penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan konsumsi bir atau minuman keras yang setara. Juga telah disarankan bahwa para peminum anggur moderat mungkin menikmati harapan hidup yang lebih lama dibandingkan dengan peminum berat maupun yang tidak minum sama sekali.
Permintaan pasar dan persaingan mendorong produsen wineuntuk memproduksi anggur berkualitas tinggi. Kualitas anggur dipengaruhi oleh berbagai sifat fisikokimia—seperti kandungan alkohol, sisa gula, densitas, total asam, asam volatil, dan sulfit—bersamaan dengan atribut sensorik seperti aroma, rasa, astringensi, kepahitan, warna, kekeruhan, dan bau yang tidak diinginkan. Faktor-faktor ini dibentuk oleh elemen intrinsik seperti varietas anggur dan faktor ekstrinsik termasuk kondisi tanah, iklim, dan praktik pembuatan anggur. Interaksi dari elemen-elemen ini menciptakan profil senyawa yang penting bagi kualitas anggur. Moga bermanfaat ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H