Udara dingin menyelimuti kulit
Suara-suara burung malam mulai terdengar  khas, namun beraturanÂ
Mereka hadir membawa pesan bahwa alam ini masih asri dan lestari
Lampu temaran di sisi timurnya, menambah suasana.
Masyarakat tak ada keluar malam, wilayahnya asri dan penuh pesona magis
Pohon-pohon berdiri tegar dengan ekosistem hutan yang terjaga
Penduduk disekitarnya membiarkannya lestari.
Desa taro adalah desa Tua, dibangun oleh Rsi Markandeya,Tokoh Jawa Timur di abad ke 7 yang melakukan misi spiritualÂ
Membenagun peradaban  dan budaya, dari nasalnya Lereng Gunung Raung Jawa Timur
Ekspedisi ini berhasil membuka hutan untuk pemukiman, Â dengan sebut Sarwa Ada dan artefak sejarah itu tetap terpelihara hingga kiniÂ
Tatanan adat ditaati , yakni  Tak diizinkan memetik dan mengambil apapun dari hutan
Sinar bulan temaram, semakin indah menuju tengah malam, sepi hening,
Hanya simponi hewan malam bernyanyi membuat simponi alam yang ritmis Â
Masyarakat percaya, kalau burung elang bersuara Eik Eik.......... berdengung panjang
Itu pertanda  ada orang yang akan meninggal besok harinya.....
Hutan yang terjaga dan masyarakat menganggapnya suci
Para turis asing kerapa lewat di sekitarnyaÂ
Memandang dan menikmati suasana magisnya
Seseorang pecinta  keris duduk di pinggir hutan itu
Mencari inspirasi  dengan dunia lain
Dia bercerita bahwa memasuki Kawasan itu ada portal yang tinggi
Pembatas antara alam nyata dan alam tak nyata
Wilayah ini tak ada lalu linta dedemit, wong smar atau memedi
Ala mini suci, katanya, banyak orang melewati wilayah itu
Masuk ke zona gelombang pikiran alpha , tenang, menjadi sisi healing banyak pihakÂ
Di sisi timur, ada batas dengan penduduk, sawah yang menawan
Sang pemilik membangun sebuah  joglo menarik, tempat sekedar minum kopiÂ
Atau menginap untuk melihat suasana magis  alas Taro.***
Taro, 17 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H