Total 96 kursi Stadion Madejski dikosongkan sebagai bentuk penghormatan. Selain itu, chairman Reading, Sir John Madejski memimpin sesi mengheningkan cipta untuk 96 korban Hillsborough Disaster. Kebetulan pada saat itu diketahui korbannya 96 orang, namun temuan terbaru ternyata 97 orang. Setelah mengheningkan cipta untuk para korban Hillsborough Disaster selesai, Stadion Madejski bergemuruh kembali. Sayangnya gemuruh itu justru lebih ditunjukkan kepada seseorang yang baru saja meninggal, yaitu Margaret Thatcher. Spanduk yang berisi hinaan terhadap Thatcher pun dibentangkan. Mulai dari spanduk "You didn't care when you lied, We don't care that you died" hingga yang bertuliskan "a stroke of good luck". Ada pula spanduk "Ding Dong! The Witch is Dead". Kata-kata tersebut diadaptasi dari judul lagu The Wizard of Oz yang merajai tangga lagu setelah kematian Thatcher. Bahkan spanduk yang bertuliskan "We`re gonna have a party" dengan gambar Thatcher yang tua renta tengah dikejar malaikat maut, turut dikibarkan.
Kebencian terhadap Thatcher sebenarnya bukan hanya untuk warga Kota Liverpool, melainkan juga untuk semua pendukung sepak bola di Inggris atau biasa disebut "Hooligan". Karena Thatcer sendiri sangat membenci sepak bola terutama sikap Hooliganisme padahal sepak bola sendiri sudah menjadi agama bagi Sebagian masyarakat Inggris, belum lagi Inggris juga merupakan tempat lahirnya olahraga si kulit bundar (sepak bola). Selain itu, Thatcher juga membenci serikat buruh yang ia anggap sebagai beban negara. Menariknya Kota Liverpool sendiri merupakan kandangnya Partai Buruh Inggris, sedangkan Thatcher berasal dari Partai Konservatif Inggris yang justru tidak pernah laku di Liverpool.Â
Meskipun kasus sudah selesai dan Iron Lady telah wafat, tensi antara Inggris dan Liverpool masih belum usai. Pada tanggal 4 Agustus 2019, dalam pertandingan Community Shiled antara Liverpool dan Manchester City yang diadakan di Stadion Wembley, London. Saat lagu kebangsaan Inggris, God Save The Queen dinyanyikan sebelum pertandingan mulai, para pendukung Liverpool justru memberikan sikap tak hormat dan meneriakkan kata "boo" tepat dihadapan anggota kerajaan yang saat itu dihadiri oleh Pangeran William.
Hal serupa terjadi lagi, pada tanggal 30 Juli 2022, juga dalam pertandingan Community Shield yang mempertemukan antara Liverpool dan Manchester City lagi. Namun, diadakannya bukan di Stadion Wembley, London melainkan di Stadion King Power, Leicester. Para pendukung Liverpool kembali mencemooh dan meneriakkan kata "boo" tepat saat lagu kebangsaan Inggris, God Save The Queen diputar. Kini sang ratu telah wafat dan lagu kebangsaan resmi berubah menjadi "God Save The King" karena yang naik tahta menggantikannya ialah Raja Charles III.
Biarpun begitu, tidak semua rakyat Inggris mulai senang dengan monarki apalagi sosok Raja Charles III sendiri sebenarnya kurang disukai oleh kebanyakan rakyat Inggris untuk menggantikan Ratu Elizabeth II. Namun, apapun itu menarik untuk disimak bagaimana masa depan Inggris di bawah kepemimpinan seorang raja yang telah berusia 73 tahun dan bagaimana tanggapan warga Merseyside, khususnya Kota Liverpool. Walaupun demikian, tidak semua orang Liverpool (Liverpudlian) membenci Inggris, menariknya Tim Nasional Inggris pernah dikaptenin oleh Liverpudlian sekaligus legenda hidup mati Liverpool, yakni Steven Gerrard.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H