Pendukung fanatik Persija Jakarta The Jack dan Pendukung tradisional nan fanatik juga Persib Bandung, Bobotohalias Viking, akan melakukan islah pada bulan-bulan ini. Pasca petandingan yang berakhir 1-1 pada Liga 1 beberapa Minggu lalu, kedua belah pihak sepakat untuk memulai kehidupan suporter yang baru; harmonis, toleran dan sportif. Bahagia rasanya mendengar berita ini sebagai penggemar sepak bola di Tanah Persada Nusantara
Pasang surut hubungan tidak harmonis antara Bobotohdengan The Jack selalu terjadi sejak era Perserikatan, Liga Indonesia, LSI, ISC dan samapai sekarang Liga 1. Semua energy terkuras oleh hubungan yang tidak harmonis ini, oleh karena itu mendengar islah diantara keduanya, seperti oasedi Padang Pasir.
Saat itu, pertandingan antara Persib vs Persija pada akhir putaran kedua LSI di Stadion Gelora Bung Karno, 10 Agustus 2014 wilayah barat berakhir dengan kedudukan 0-0. Ini adalah laga klasik yang selalui dibumbui rivalitas tifosi antara Viking/Bobotoh dengan The Jakmania. Laga ini juga menandai adanya rekonsiliasi antara Viking/Bobotoh vs The Jakmania.
Berakhirnya drama permusuhan antara dua suporter bola paling fanatik di Pulau Jawa ini menjadi berita gembira bagi para pecinta bola di tanah air---khususnya di Bandung dan Jakarta. Bertempat di Mapolres Bogor, Jumat 11 April 2014, Abi Gardini BobotohViking dan Ricard dari jakmania membacakan ikrar damai di gedung Divia Cita dengan disaksikan ratusan Bobotoh/Vikingdan Jakmania.
Ada enam butir ikrar damai yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Diantaranya; 1). Saling menghormati antara kedua supporter, 2). Menghentikan pertikaian, 3). Melaksanakan tugas secara bersama-sama, 4). Secara proaktif akan membantu aparat keamanan dalam menjaga keamanan dan ketertiban, 5). Meningkatkan hubungan silaturahni dan persaudaraan, 6). Serta mentaati seluruh hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Rekonsiliasi antara Bobotoh/Viking dan Jakmania menjadi kemenangan sepak bola nasional sekaligus mengangkat moralitas dan sportivitas insane olahraga. Persib dengan Viking dan Persija dengan Jakmanianya adalah asset yang sangat berharga bagi PSSI serta seluruh pecinta sepak bola di tanah air. Betapa tidak, permusuhan antara Bobotoh/Viking dan Jakmania sudah berlangsung sejak era perserikatan dan bentrokan antara keduanya sering kali menimbulkan korban jiwa diantara kedua belah pihak. Puluhan tahun memendam permusuhan menyebabkan setiap kali terjadi duel klasik antara Persib vs Persija pihak aparat keamanan tidak mau ambil resiko dengan melarang diselenggarakan di Bandung atau Jakarta.
Dengan islah, maka Bobotoh/Viking dan Jakmania memasuki babak baru dalam dunia suporter sepak bola Indonesia. Pertama, Bobotoh sebagai kelompok suporter sepak bola mewakili kultur Orang Sundayang terkenal dengan konsep budaya silih asah, asih jeung asuhsesungguhnya menegasikan sifat permusuhan antar sesama suporter. Kedua, sikap bermusuhan sesungguhnya adalah "penghianatan" terhadap nilai-nilai fair playdan sportifitas dalam dunia sepak bola sendiri. Alih-alih menjadi spirit bagi tim kesyangannya tetapi justeru menjadi penghambat prestasi klub. Keempat, islahnya Bobotoh/Viking dengan Jakmania menjadi kartu as PSSI untuk meningkatkan gairah sepak bola di tanah air, bagaimanapun Persib dan Persija adalah dua klub besar dengan segudang prestasi.
Pada dimensi lain, pertandingan Persib vs Persija selalu mendatangkan keuntungan finansial yang sangat menggiurkan untuk kedua klub, PSSI dan tentunya sponsor. Apalagi persaingan kedua klub dan kedua pendukung sudah berlangsung puluhan tahun sejak era perserikatan. Kelima, bersatunya Bobotoh/Viking dengan Jakmania memperkuat persatuan dan kesatuan insan pencintan tim nasional. Ketika timnas main di GBK dapat dipastikan pendukung utama yang hadir di tribun stadion adalah Bobotoh dan Jakmania, karena secara geografis merekalah yang paling dekat, jika dibandingkan dengan Bonek, Snack maupun Pasopati. Belum lagi fanatisme pada timnas yang sekarang berangsur-angsur mulai bergairah lagi dengan prestasi timnas U-19 sebagai Juara AFF 2013.
Keenam, rekonsiliasi antara Bobotoh/Viking dan Jakmania membawa ketenangan tersendiri bagi masyarakat Jawa Barat dan Jakarta ketika keduanya sedang berkunjung di kedua kota tersebut tanpa harus was-was "dihakimi" oleh Bobotoh maupun Jakmania. Ketujuh, enam butir ikrar islah antara Bobotoh dan Jakmania adalah perwujudan universalisme nilai-nilai humanism, bahwa sepak bola mampu menyatukan manusia di seluruh dunia tanpa harus melihat sekat-sekat; ras, etnisitas, dan politik.
Semoga rekonsiliasi antara Bobotoh/Viking dan Jakmania berlangsung abadi sebagai wujud dari rasa tanggungjawab kita bersama dalam memajukan dunia sepak bola nasional agar timnas mampu berprestasi di tingkat dunia. Selamat datang babak baru Viking dan Jakmania. Bravo Viking! Bravo Jakmania!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H