Kabupaten Wonogiri (13/08/2022), Pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro yang dilaksanakan di Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri telah memasuki minggu kelima.Â
Dalam rangkaian kegiatannya, KKN TIM II UNDIP ini mengangkat tema "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's", Nindya Shella Pradipta, mahasiswa S1-Teknik Industri Universitas Diponegoro salah satu mahasiswa yang melaksanakan kegiatan KKN periode 2021/2022 di di Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan KKN ini berlangsung dari tanggal 5 Juli 2022 hingga 18 Agustus 2022.Â
Pada kesempatan ini, mahasiswa mengangkat konsep SDG's khususnya pada konsep Decent Work and Ergonomic Growth (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) serta konsep Industry, Innovation and Infrastructure (Industri, Inovasi dan Infrastruktur).Â
Berdasarkan survei Desa Pokoh Kidul memiliki home industry salah satunya memproduksi tempe keripik. Mahasiswa ini menilai bahwa produk tempe keripik yang berasal dari salah satu UMKM memiliki nilai jual yang tidak sesuai, belum banyak dikenal kalangan masyarakat, belum memiliki brand/merek, kemasan yang kurang menarik.
Dunia perdagangan yang semakin ketat membuat UMKM menjadi kesulitan dalam mengikat pembeli. Keripik Tempe pada salah satu UMKM ini memiliki potensi untuk dapat berkembang. Akan tetapi banyaknya eksistensi tempe keripik ini masih belum stabil  di kalangan kompetitor.
 Untuk mengatasi hal tersebut, Nindya Shella Pradipta selaku mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2021/2022 melakukan program kerja meningkatkan value added pada tempe keripik di Desa Pokoh Kidul melalui inovasi kemasan.
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan sosialisasi kepada salah satu UMKM tempe keripik yang terdapat di Dusun Jurug terkait dengan cara meningkatkan daya tarik pembeli melalui inovasi kemasan pada hari Rabu, 27 Juli 2022. Inovasi kemasan yang dilakukan pada UMKM yaitu mengganti kemasan yang sebelumnya menggunakan plastik biasa kemudian beralih menjadi plastik standing pouch.Â
Kemasan standing pouch dipilih menjadi kemasan tempe keripik karena dapat menarik pelanggan, bisa dipajang di depan etalase toko, kedap udara, dapat melindungi kualitas produk. Setelah menentukan jenis kemasan, mahasiswa membuatkan sebuah brand dan logo untuk UMKM tersebut dengan nama "Tempe Keripik Rahma".Â
Logo tersebut dibuat stiker yang nantinya ditempelkan pada kemasan standing pouch. Dengan adanya inovasi kemasan, pemilik UMKM dapat mengubah target pasar yang sebelumnya dijual pada pedagang keliling menjadi dijual ke toko-toko dan dapat dibeli melalui e-commerce.
Oleh : Nindya Shella Pradipta-- Teknik Industri 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H