Mohon tunggu...
OAP
OAP Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan

Mulai menyukai sejarah dan filsafat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesadaran untuk Menjalani Hidup yang Sadar: Sebuah Kebutuhan Kodrati

20 Oktober 2024   07:10 Diperbarui: 20 Oktober 2024   07:14 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KESADARAN UNTUK MENJALANI HIDUP YANG SADAR: SEBUAH KEBUTUHAN KODRATI

LATAR BELAKANG

Sering kali, dalam menjalani kehidupan, kita dihadapkan pada berbagai pilihan tentang bagaimana kita hidup, untuk hidup, harusnya hidup dan pilihan lainya yang merupakan hak setiap pribadi (Hak Asasi Manusia / HAM) dimana setiap individu memiliki hak asasi manusia untuk mengatur dirinya sendiri, termasuk menentukan bagaimana ia menjalani kehidupannya, asalkan sesuai dengan norma sosial dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa kesadaran dalam memilih bagaimana kita hidup adalah unsur yang mendasar dalam menjalani hidup secara bermakna.. 

"Hidup yang tidak diuji, tidak layak dijalani" --Socrates.

PENDAHULUAN

Untuk memahami lebih lanjut tentang pentingnya kesadaran dalam kehidupan, mari kita lihat beberapa definisi kesadaran  dan kodrat menurut para ahli.

Berikut konsep tentang Kesadaran.

Konsep "kesadaran" memiliki beragam definisi tergantung pada sudut pandang para ahli, terutama dari bidang psikologi, filsafat, dan neurosains. Berikut adalah beberapa definisi kesadaran menurut beberapa ahli:

  1. Sigmund Freud (Psikoanalisis): Freud membagi kesadaran manusia menjadi tiga tingkat, yaitu kesadaran (conscious), prasadar (preconscious), dan alam bawah sadar (unconscious). Kesadaran menurut Freud adalah bagian dari pikiran yang berisi pikiran, perasaan, dan persepsi yang disadari dan dapat diakses kapan saja.

  2. John Locke (Filsafat): Menurut Locke, kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk menyadari pikiran, perasaan, atau tindakannya sendiri. Locke menekankan bahwa kesadaran adalah hal yang integral dalam membentuk identitas seseorang.

  3. David Chalmers (Filsafat Pikiran): Chalmers berpendapat bahwa kesadaran merupakan "masalah keras" dalam filsafat, yaitu masalah tentang bagaimana dan mengapa proses otak menghasilkan pengalaman subjektif. Menurutnya, kesadaran adalah pengalaman subyektif yang dimiliki oleh individu, yang sulit dijelaskan secara fisik.

  4. Antonio Damasio (Neurosains): Damasio mendefinisikan kesadaran sebagai keadaan dimana otak dapat mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber, seperti indra dan emosi, untuk menciptakan kesadaran diri dan lingkungan. Ia juga membedakan antara kesadaran inti (core consciousness) yang lebih primitif dan kesadaran tingkat lanjut (extended consciousness) yang melibatkan refleksi diri.

  5. Jean Piaget (Psikologi Perkembangan): Piaget melihat kesadaran sebagai perkembangan bertahap dalam kehidupan seseorang, terkait dengan perkembangan kognitif. Kesadaran meningkat seiring dengan perkembangan kemampuan berpikir abstrak dan logis pada anak-anak hingga dewasa.

Secara umum, kesadaran sering dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk menyadari diri sendiri, perasaannya, pikirannya, serta lingkungannya, dan bagaimana semua ini saling berhubungan.

Kodrat 

Sedangkan definisi "kodrat" menurut para ahli:

  1. Aristoteles - Kodrat (physis) adalah prinsip internal dari gerak dan perubahan dalam suatu benda. Menurutnya, setiap benda memiliki tujuan yang melekat dalam dirinya sendiri, yang ditentukan oleh kodratnya. Kodrat suatu benda mengarahkan benda tersebut menuju kesempurnaan atau aktualisasi.

  2. Thomas Aquinas - Kodrat adalah esensi atau hakikat sesuatu yang menentukan bagaimana sesuatu itu harus ada dan berfungsi. Kodrat manusia, misalnya, melibatkan kecenderungan bawaan untuk mencari kebaikan, kebenaran, dan tujuan akhir yang bersifat ilahi.

  3. Jean-Jacques Rousseau - Kodrat manusia adalah kondisi alami manusia sebelum terpengaruh oleh peradaban. Rousseau percaya bahwa manusia pada dasarnya baik, dan menjadi rusak hanya karena pengaruh masyarakat dan institusi.

  4. John Locke - Kodrat manusia adalah keadaan kebebasan dan kesetaraan sebelum adanya pemerintahan dan hukum. Menurut Locke, setiap manusia memiliki hak alami, seperti hak atas kehidupan, kebebasan, dan properti, yang muncul dari kodratnya.

  5. Immanuel Kant - Kodrat dalam diri manusia adalah kecenderungan moral dan rasionalitas. Menurut Kant, manusia memiliki kodrat moral yang membuat mereka dapat membedakan antara yang baik dan buruk melalui akal.

Dalam keseluruhan pandangan ini, "kodrat" umumnya mengacu pada hakikat atau sifat dasar yang dimiliki oleh manusia atau benda lain, yang menentukan fungsi, perilaku, dan tujuan mereka.

PEMBAHASAN

Kita telah mempelajari bahwa kesadaran dan kodrat adalah dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam memahami kehidupan manusia.

Kenyataan dalam menjalani kehidupan seperti ini, apapun, kapanpun dan di manupun, kita akan menemui masa di mana pemikiran kita mulai berkembang kearah lebih dewasa dan temuan yang logis yang disebut dengan kesadaran seperti juga yang diutarakan oleh Jean Piaget (Psikologi Perkembangan). Maksudnya  kita mungkin bisa menjalani hidup tanpa sadar tetapi keinginan untuk sadar akan datang pada waktu tertentu. Artinya manusia tidak bisa tertalu lama hidup di kondisi yang tidak sadar. Karena itu pilihan untuk hidup secara sadar berdasarkan kebenaran yang universal bukan lagi pilihan malainkan kodratnya, datang pada waktunya.

Maksudnya, setelah kita menyadari hal ini  dan menggapnya sebagai kebenaran maka, sudah seharusnya dengan berani kita memutuskan untuk hidup secara sadar, kapanpun, di manapun dan dalam kondisi maupun perasaan  bagaimanapun.  Hal ini diperlukan bukan untuk menghidari  kita dari kehidupan yang tidak sadar, melainkan untuk memaksimalkan potensi pribadi kita sebagaimana memanusiakan manusia kita secara maksimal.

Setelah menyadari dan memutuskan untuk hidup secara sadar, maka kita akan diperhadapkan dua pilihan:

  1. Tetap berada pada kondisi ketidaksadaran, meskipun telah meyadari bahwa kita jalani tidak sejalan dengan kebenaran kodrati.

  2. Memperjuangkan kebenaran karena kesadaran kita, bahwa kita tahu akan kebenaran dan tujuan perjuangan yang baik,  bagi kita, orang lain, lingkungan, keadilan, kedamaian, dan kebenaran yang universal.

Kedua pilihan di atas mempunya konsekwensi yang logis:

  1. Jika kita memilih untuk  menerima kondisi yang kita pilih tanpa kesadaran. Maka kita juga harus menerima segala bentuk kebijakan itu tanpa boleh mengkritisi, membandingkan ataupun melawan kebijakan yang telah diperuntukan. Apapun kondisinya; tekanan, persaingan yang tidak sehat, perselisihan, ketidakpastian dan lainnya dengan segala resiko tanpa mempersalahkan pihak manapun termasuk system yang dianut.

  2. Jika kita memilih untuk memperjuangkan kebenaran ketika kita sadar, beresiko untuk kita disalah pahami, dihina, difinah, bahkan lebih dari itu. Namun jika kita berhasil memperjuangkannya maka keadilan yang proporsional, kedamaian, dan kebenaran yang universal bisa tercapai dan memicu efektivitas-efektivitas positif dan memanusiakan manusia.

Maka, penjabaran terkait pentingnya kesadaran dalam mejalani kehidupan ,telah kita lihat bersama tentang aksi dan rekasi pilihan dan konsekwensinya. Maka dengan itu, mengajarkan kepada kita agar dapat lebih bijaksana  dalam memilih sehingga kita menjadi menusia yang lebih maksmal.

KESIMPULAN

Uraian yang telah kita susun dan pelajari di atas, dapat disimpulkan bahwa pilihan untuk hidup secara sadar bukan hanya keputusan moral, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari kodrat manusia yang mendorong kita menuju kebaikan dan kesempurnaan.

Daftar Pustaka

  1. Chalmers, D. (1996). The Conscious Mind: In Search of a Fundamental Theory. Oxford University Press. Hal. 3-8.


    • Chalmers membahas "masalah keras" kesadaran dan bagaimana pengalaman subyektif tidak dapat dijelaskan secara fisik.

  2. Damasio, A. (1999). The Feeling of What Happens: Body and Emotion in the Making of Consciousness. Harcourt Brace. Hal. 126-129.


    • Damasio membedakan antara kesadaran inti (core consciousness) dan kesadaran tingkat lanjut (extended consciousness).

  3. Freud, S. (1915). The Unconscious. Penguin Books. Hal. 48-55.


    • Freud menjelaskan tiga tingkat kesadaran: kesadaran (conscious), prasadar (preconscious), dan alam bawah sadar (unconscious).

  4. Locke, J. (1690). An Essay Concerning Human Understanding. Clarendon Press. Hal. 33-36.


    • Locke menjelaskan konsep kesadaran sebagai kemampuan individu untuk menyadari tindakan dan pikirannya sendiri.

  5. Piaget, J. (1977). The Development of Thought: Equilibration of Cognitive Structures. Viking Press. Hal. 85-90.


    • Piaget menjelaskan kesadaran berkembang melalui tahapan perkembangan kognitif.

  6. Aquinas, T. (1920). Summa Theologica. Benziger Brothers. Hal. I, Q. 76, Art. 1.


    • Aquinas mendefinisikan kodrat manusia sebagai kecenderungan bawaan menuju kebenaran dan kebaikan.

  7. Aristoteles. (2002). Metaphysics (Trans. Hugh Lawson-Tancred). Penguin Books. Hal. 1012a-1012b.


    • Aristoteles menguraikan konsep "physis" sebagai prinsip internal yang mengarahkan benda menuju aktualisasi sempurna.

  8. Kant, I. (1785). Groundwork of the Metaphysics of Morals. Cambridge University Press. Hal. 412-415.


    • Kant menjelaskan kodrat manusia sebagai rasionalitas yang memandu tindakan moral.

  9. Rousseau, J. J. (1762). The Social Contract. Penguin Classics. Hal. 12-16.


    • Rousseau mengemukakan konsep kodrat manusia yang baik secara alami sebelum dipengaruhi oleh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun