Mindset tersebut salah besar, kenapa? Karena, perempuan adalah orang yang paling berpengaruh untuk membangun generasi berikutnya, dalam berkeluarga perempuan pun dituntut untuk bisa dalam segala hal.
Memberikan pendidikan yang layak untuk perempuan bukan untuk melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu atau untuk menyaingi laki-laki, namun untuk membangun generasi yang handal, berpikiran luas dan kreatif yang pada intinya untuk membantu menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Penyair ternama Hafiz Ibrah berkata dalam syairnya:
“Al-Ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq”.
Ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya, jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau mempersiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.
Dari syair ini dapat kita tangkap bahwa perempuan, yang nantinya akan menjadi seorang ibu, merupakan sekolah pertama pada setiap generasi baru yang lahir, generasi yang akan menjadi pemimpin bagi bangsa.
Pelaksanaan pendidikan tanpa melibatkan kaum perempuan sama saja dengan melanggengkan kebodohan bagi generasi selanjutnya.
Syair di atas senada dengan quote di bawah ini.
“Jika kamu mendidik satu laki-laki, maka kamu mendidik satu orang. Namun, jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi.” (Moh. Hatta).
Terdapat pula istilah,
“Wanita adalah tiang negara. Jika ingin menegakkan negara, lindungilah wanita; dan jika ingin menghancurkan negara, hinakanlah wanita”.