Mohon tunggu...
Nurmitra Sari Purba
Nurmitra Sari Purba Mohon Tunggu... Programmer - Statistician

Menulis untuk mencerdaskan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Ekosistem Menuju Cyber University

9 Mei 2020   18:33 Diperbarui: 9 Mei 2020   19:27 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal lain yang lebih urgent adalah membuat dan memperbaiki grand design atau blue print atau road map pendidikan. Jangan hanya berpaku pada angka partisipasi sekolah (APS) saja. Misal APS Indonesia tinggi setara Singapura, apakah seluruhnya bisa kerja nantinya?  Kita harus berpikir jauh, kira-kira industri apa yang mau dan akan dikembangkan di Indonesia untuk menyerap angkatan kerja.

Skor PISA Indonesia selalu rendah, tetapi anggaran pendidikan tinggi. Itulah pentingnya untuk membuat grand design. Sejak rakyat Indonesia lahir sampai memasuki usia kerja, pikirkan industri apa yang harus disiapkan. Jika blue print tidak ada maka revolusi pendidikan pasti sulit. Ibarat membangun kamar tidur tapi tidak ada blue print, maka bisa-bisa yang dibangun adalah kamar mandi. Mau bangun taman jadinya kolam.

Contoh : misal Indonesia mau membangun industri maritim. Berapa tenaga kerja yang dibutuhkan? Bidang apa saja?. Hal tersebut penting dirancang sebab tidak pas jika orang lulusan FKIP disuruh kerja di maritim. Kita bisa mencontoh negara Tiongkok, dimana mereka merubah perguruan tinggi menjadi politeknik. Mahasiswa langsung praktikum.

Pelajaran TIK yang dihapus dari jenjang pendidikan SD, SMP juga merupakan suatu hal yang dapat dikaji ulang. Memang benar bahwa pelajaran TIK tidak perlu jika hanya sekadar mengajarkan cara menghidupkan komputer, memakai aplikasi Office yang sebenarnya siswa sendiri sudah tahu dan lebih pro. Namun, yang perlu diajarkan saat ini adalah bagaimana memanfaatkan gadget untuk produktivitas, untuk belajar, untuk mengembangkan diri. Ketika tidak ada yang mengajarkan hal tersebut ketika pra-kuliah, jangan heran jika di perkuliahan para mahasiswa tidak siap secara kultur.

Adanya cyber university nantinya akan membawa keuntungan, diantaranya memangkas dana pendidikan. Dengan adanya cyber university, akan terbentuk pendidikan yang MASIF sehingga akan berlaku teori ekonomi dimana semakin banyak semakin murah. Memang di awal dibutuhkan dana yang besar untuk membangun pusat data, melatih dosen, membuat e-learning, dsb. Tetapi, ketika sudah tercipta selanjutnya menjadi mudah. 

Kita bisa mencontoh cyber university dari banyak negara di dunia. Indonesia saja yang masih jauh tertinggal.

DAN, eitts... satu hal yang harus diawasi yaitu jangan sampai cyber university menjadi ajang baru untuk jual beli ijazah. Harus ada quality insurance!. Dan, input serta output harus berbeda!

Referensi : Beritasatu (Bersiap Hadapi Digital Cyber University)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun