Mohon tunggu...
Nur Susilo Agung Prabowo
Nur Susilo Agung Prabowo Mohon Tunggu... -

Simple and natural

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemanakah Makna Sumpah Pemuda Saat Ini?

4 November 2012   04:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:00 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tanggal 28 oktober  84 tahun yang lalu para pemuda Indonesia menyuarakan aspirasi mereka untuk INDONESIA segera merdeka, atau dikenal dengan “SUMPAH PEMUDA”. Para pemuda bersama-sama menyerukan  :


KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA”.
Saat itu para pemuda mendorong para gologan tua agar cepat memerdekakan Indonesia. Mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada agar segera bisa melihat Indonesia merdeka.  Tetapi sekarang apa yang terjadi pada generasi muda saat ini? Apakah usaha mereka untuk negeri tercinta ini “INDONESIA’ ? Apakah mereka ingat dengan perjuangan pahlwan? Apakah mereka ingat dengan hari sumpah pemuda? Mungkin mereka lebih ingat akan hari valentine dibanding hari SUMPAH PEMUDA. Inilah realita yang terjadi pada pemuda-pemudi saat ini. Generasi muda  saat ini lebih mementingkan urusan pribadi dibandingkan dengan kepentingan bersama, contohnya pemuda saat ini lebih senang jika jalan-jalan dibandingkan bergotong royong atau merundingkan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk orang banyak.
Dari segi lain generasi muda saat ini lebih senang berkelompok atau bergeng tidak mau bersatu dengan yang lainnya hal ini yang membuat generasi muda banyak berselisih tentang hal yang spele atau tidak penting. Selain itu saat ini norma dan budaya mulai ditinggalkan oleh para generasi muda. Misalnya para generasi muda saat ini lebih memilih hal-hal yang berbau globalisasi contohnya mereka lebih memilih tarian modern seperti: Breakdance, Gangnam Style, Shuffle, dll dibandingkan tarian tradisional seperti: tari jaipong, tari saman, dll. Oleh sebab itu banyak Negara yang memanfaatkan kelemahan generasi muda kita dengan mengakui budaya-budaya kita misalnya Malaysia yang mengakui tari pendet, batik, reog, dll sebagai budaya mereka. Selain itu dari segi busana (fashion) mereka lebih condong menggunakan budaya barat yang memamerkan aurat mereka tidak seperti pakain tradisional yang tertutup. Pertanyaannya mengapa mereka lebih memilih budaya luar dibanding budaya dalam negri? Malu? Takut diledekin teman? Mungkin sebagian besar menjawab biar tidak ketinggalan jaman.
Dari segi Bahasa, Bahasa Indonesia mulai ditinggalkan oleh para pemuda mereka lebih memilih bahasa inggris dan bahasa gaul yang digunakan sehari-hari. Kalah dengan para turis yang ingin bisa belajar bahasa Indonesia. Dari segi normapun mereka lebih condong menggunakan norma barat yang individualis, misalnya ada beberapa pemuda yang tidak hormat terhadap yang lebih tua kalau jaman dahulu ada orang tua mereka pamitan/salaman sebelum berpergian tapi sekarang sudah jarang dilakukan selain itu jaman dahulu jikalau ada orang/tetangga yang sedang dipinggir jalan dan kita lewat kita mengucapkan permisi/menyapa tapi sekarang saling cuek tidak memperhatikan sekitarnya contoh ini banyak ditemukan pada wilayah perumahan. Padahal dulu norma kita sangat dihargai oleh para wisatawan Negara lain karena begitu besar jiwa sosialisasi bangsa kita.
Semoga dari tanggapan saya diatas tidak banyak generasi muda yang seperti itu. walaupun ada semoga kita bisa bersatu demi NEGARA KITA INDONESIASemangat Para Generasi Muda mari kita ciptakan hal kreatif dan inovatif untuk Indonesia yang SEMAKIN JAYA. MERDEKA INDONESIA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun