Mohon tunggu...
Noor QonitaMS
Noor QonitaMS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Live by the Sun,Love by the moon

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Tren Self-Diagnosis yang Tidak Disadari!

27 September 2021   20:00 Diperbarui: 29 September 2021   09:47 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Self diagnosis memiliki 3 efek lanjutan yaitu Efek Kognitif. yaitu menciptakan keaadan yang membingungkan(karena tidak yakin,apakah dirinya benar benar memiliki gangguan tersebut) Efek Kognitif lainnya adalah ketidakmampuan untuk fokus atau berkonsentrasi serta munculnya persepsi diri tentang abnormalitas. 

Selanjutnya Efek Afektif, yaitu tekanan fisik dan emosional yang menyebabkan tingkat kecemasan tertentu disertai dengan kesusahan. Efek yang terakhir adalah Efek Perilaku, yaitu Maladaptasi Sosial seperti optimisme yang dipaksakan,menyamar sebagai orang yang palsu (bukan dirinya), makan berlebihan ( karena berpikiran bahwa makan banyak dapat mengurangi tekanan dan dapat memenangkan diri), dan gangguan tidur.

Selain ketiga efek itu,Self Diagnosis juga memiliki efek berbahaya lainnya seperti diagnosis yang salah, meresepkan obat sendiri tanpa konsultasi, membuat skema mengenai gangguan yang dialami, mengganggu kehidupan di tingkat utama, mengembangkan ketidaksesuaian dan kondisi diri, perilaku semata mata karena kecemasan mereka dan parahnya dapat menimbulkan masalah yang lain yaitu munculnya masalah kesehatan mental karena kecenderungan mendiagnosis diri sendiri.

Kita sangat bisa menghindari Self Diagnosis dengan cara berkonsultasi langsung dengan profesional bidang itu (Psikologi/Psikiater), memilah informasi yang didapat terlebih informasi dari internet, dan berdiskusi dengan keluarga maupun teman.

"The Internet should be used not for self diagnosis but for a better understanding of the symptoms so educated questions can be posed to doctors to make them more responsible." Clinical psychiatrist and Director of the Mood Disorders Program at Thomas Jefferson University Hospital, Rajnish Mago (n.d)

Sumber :

Ahmed,Aaiz & S.,Stephen. 2017 .Self-Daignosis in Psychology Students.The International Journal of Indian Psychology,Volume 4,Issue 2: 120-139

Ryan,Angela & Wilson,Sue. 2008 .Internet Healthcare: Do Self-Diagnosis Sites Do More Harm Than Good?. Expert Opin. Drug Saf, 7(3): 227-228

Nama : Noor Qonita Maulidina Salsabila

NIM : 202110230311031

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun