Agustus 1998 Garth dan Mayron mendapat 19 tuntutan hukum yang diajukan oleh kreditor. Dan Agustus 2009 hakim menjatuhkan hukuman penjara kepada Garth dan Myron masing-masing tujuh dan enam tahun. Namun mereka mengajukan banding atas keputusan tersebut, yang kemungkinan akan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan pengadilan Kanada. Selain itu, mereka masih menghadapi tuduhan penipuan sekuritasdi Amerika Serikat.
PELAJARAN YANG DIPEROLEH DARI KASUS
Skandal yang terjadi pada Livent disebabkan oleh kurangnya pengawasan dewan komisaris dan komite perusahaan pada manajemen perusahaan. Sehingga dengan adanya skandal ini dapat dijadikan pelajaran agar dewan komisaris harus mengawasi kinerja manajemen. Karena yang melakukan skandal ini adalah direktur utama, wakil direktur serta pihak akuntan perusahaan.
Selain itu seorang pemimpin harus memiliki sikap transparan dan terbuka terutama dalam menjalankan bisnisnya, tidak seperti Garth dan Myron yang tidak memberikan informasi perusahaan yang dibutuhkan oleh auditor independen dalam melakukan audit, mereka juga melarang karyawan lain untuk memberikan informasi pada auditor tanpa seijin mereka. Selain itu seorang pemimpin juga harus sabar dan sopan tidak hanya pada rekan bisnis, namun juga pada rekan kerja. Karena dalam kasus ini Garth terkenal kasar dan sering mencaci maki karyawannya jika mereka tidak dapat memenuhi target yang ditetapkan dan pihak yang sering menjadi korban kekerasan verbal tersebut adalah para akutan perusahaan. Dan karena hal ini pula yang menyebabkan karyawan tidak berani untuk mempertanyakan ataupun menolak setiap keputusan yang diberikan oleh Garth dan Mayron, walaupun keputusan tersebut adalah membuat kecurangan.
 Hal lain yang dapat dipelajari dari kasus Livent adalah mengenai auditor yang terlalu mempercayai laporan keuangan serta pernyataan dari Garth. Padahal sebelumnya telah diperingatkan oleh CFO Livent bahwa perlunya pemeriksaan yang mendalam terhadap laporan keuangan Livent. Audior internal juga kurang melakukan wawancara dan penelusuran terhadap karyawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H