''Wahai anakku, aku memberikan tanah itu kepadamu agar dirimu mencari suatu daerah yang kadar tanahnya sama dengan tanah yang kau bawa!'' ucap Syekh Maulana Ishaq.
Sebagai anak yang patuh, Raden Paku langsung melaksanakan perintah ayahnya. Raden Paku segera pergi meninggalkan Pasai bersama dua santri hebat yang setia mendampinginya, yakni Syekh Gerigis dan Syekh Koja. Mereka melakukan perjalanan berhari-hari dengan menyusuri berbagai tempat, hingga menemukan sebuah gunung yang biasa disebut gunung Batang. Â Di sana Raden Paku bermunajat kepada Allah agar memperoleh petunjuk. Saat hendak menyucikan badannya, Raden Paku turun dari gunung untuk mencari sumber air untuk berwudlu. Raden Paku melihat terdapat sebuah sumur, namun pada sumur itu tidak ada embernya. Oleh sebab itu, Raden Paku ingin meminjam ember kepada masyarakat setempat, namun tak ada satupun masyarakat yang mau meminjamkan embernya.
Raden paku merasa kesal kepada mereka karena waktu salat telah tiba. Akhirnya, Raden Paku menggulingkan sumur tersebut hingga air didalamnya dapat keluar. Sumur itu dinamai dengan sumur gemuling. Hingga tulisan ini terbit, bukti peninggalan Sumur Gemuling masih dapat dijumpai di wilayah Gulomantung, kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.
Setelah melewati berbagai rintangan, Raden Paku menemukan sebuah tanah yang cocok. Di situlah Raden Paku mendirikan sebuah pondok pesantren sebagai pusat penyebaran agama Islam. Â Lokasi itu berada di atas Bukit Giri Kedaton yang lokasinya tak seberapa jauh dari Gunung Batang.
Peristiwa demikian membuktikan bahwa Raden Paku memiliki karomah. Karomah adalah suatu keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada para wali yang bertujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa sesungguhnya ajaran yang mereka sebarkan merupakan suatu kebenaran. Peristiwa ini memberikan pelajaran kepada kita untuk selalu berbuat baik kepada seluruh orang sekalipun orang itu tidak pernah mengenal kita sebelumnya, karena kita tidak tahu, bisa jadi orang yang meminta pertolongan kita ialah kekasih Allah. Raden Paku juga mengajarkan kepada umat Islam untuk bersabar dan pantang menyerah dalam menysiarkan agama Islam.
(Sumber: Muhammad Bashri, Pengurus Yayasan Makam Sunan Giri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H