Real Madrid yang melakoni laga tandang melawan Valencia pada pekan ke-35 ini harus tunduk  dengan skor 1-0. Namun, hal yang masih menjadi sorotan hingga saat ini adalah kartu merah yang didapatkan Vinicius jr diakhir laga. Tangannya yang terarahkan ke wajah Hugo Duro membuatnya harus mandi lebih cepat.Â
Awal mula adanya persetuaran ditengah lapangan diawali dengan Vinicius yang mencoba menunjuk orang - orang yang diyakini sedang memakinya. Sudah sangat sering pemain berusia 22 tahun ini mendapatkan perlakuan rasis season ini. Sehingga mendengar dirinya dilecehkan oleh para penggemar Valencia tentu saja membuatnya marah. Vinicius juga sempat beberapa kali berbicara mengenai chants yang dilakukan suporter Valencia kepada wasit. Meskipun begitu, pelecehan yang dialami Vinicius masih berlanjut hingga pertandingan nyaris usai.Â
Sayangnya para pemain dilapangan juga terlibat pertengkaran yang menyebabkan Vinicius diganjar kartu merah. Wasit VAR yang memperlihatkan bagaimana Vinicius mendorong Hugo Duro membuat De Burgos Bengoetxea sebagai wasit utama mengganjarnya langsung dengan kartu merah.Â
Hal ini tentu saja membuat vinicius kecewa, pasalnya pemain lain dari Valencia yang juga melakukan tindakan  kasar padaya justru hanya di ganjar kartu kuning. Sehingga Real Madrid harus bermain dengan 10 orang. Sayangnya Real Madrid juga tidak bisa menyamakan kedudukan dan akhirnya harus menelan kekalahan dengan gol tunggal dari Diego Lopez ada menit ke-33.
Sebenanarya seusai laga ini dan kontroversi kartu yang diterima Vinicius. Komisi wasit di Spanyol menyadari bahwa ruang VAR sangat bias terhadap insiden Viniccius dan Hugo Duro tersebut. Sehingga Iglesias Villanueva yang menjadi wasit VAR saat itu langsung dipecat. Saat laga, terlihat wasit hanya menunjukkan foto Vini dan bukan foto Hugo yang mencekiknya.Â
Bagi Vinicius Jr hal itu tentu saja menjadi hari yang buruk baginya. Sudah kesekian kali ia mendapatkan penghinaan rasial dan tidak banyaknya upaya yang dilakukan La Liga ataupun Real Madrid dalam mengatasi isu rasismenya ini membuatnya kecewa. Sehingga ia mengungkapkannya dalam tulisan panjang di instagram pribadinya.Â
Unggahannya itupun mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Rekan satu tim, sesama pemain sepakbola, para legenda seakbola, pelatih, hingga orang - orang yang bergelut di bidang olahraga lain. Semua memberi dukungan dan support kepada Vinicius Jr. Hal ini juga yang membuat berita semakin besar dan menjadi buah bibir para penggemar bola.
Vinicius juga memperlihatkan video - video yang menunjukkan bagaimana nyanyian dan ucapan - ucapan para suporter selalu diarahkan padanya. Ia bahkan sampai meneteskan air mata saat mendengar ucapan - ucapan rasis padanya.Â
Sebenarnya, sudah banyak kasus rasisme yang sudah terjadi di LaLiga. Seperti yang pernah dialami oleh Dani Alves, Roberto Carlos dan masih banyak pemain lain. Namun karena tindakan yang lambat dari Federasi ataupun Liga, membuat Vinicius yang masih sangat muda ini harus menghadapi makian banyak orang sendirian. Dia harus berdiri dan berbicara untuk dirinya sendiri karena selama satu musim ini saja hinaan yang didapatnya tidak kunjung berhenti padanya.Â
Video - video aksi rasisme keada Vinicius Jr saat laga melawan Valencia lalu.
1. Ucapan rasis bahkan sudah dimulai diluar stadion sebelum laga dimulai. Dengan ucapan seperti. 'Vinicius eres un mono, eres un mono..' Â yang berarti 'Vinicius seperti m*nyet, seperti m*nyet'. [1]
2. Saat laga dimulai nyanyian di tribun penonton juga sudah menghina pemain Real Madrid tersebut. [2]
3. Para rekan setim yang juga melihat vinicius diperlakukan dengan buruk, mulai membelanya. Seperti Lucas Varques yang mengatakan, 'jangan lakukan itu, rasis sialan.' [3]
Sangat disayangkan jika Liga yang cukup terkenal di dunia ini menunjukkan budaya yang sangat buruk. Apalagi masih ada jurnalis dan media yang mendukung tindakan rasisme yang terjadi ini. Sehingga para petinggi federasi sebaiknya bertindak cepat dan tegas sebelum ungkapan Vini yang menyatakan Spanyol adalah negara yang rasis menjadi kenyataan. Saat ini, Â pada dasarnya apa yang terjadi bukan lagi hanya sekedar sepakbola, melainkan kemanusiaan yang harusnya bisa saling dihormati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H