Buya Hamka yang dikenal sebagai ulama dengan karya yang masih abadi hingga kini menunjukkan bahwa perjuangannya tidak sia - sia dan bertahan  melewati lintas zaman dan akan terus berjalan hingga masa yang akan datang.Â
Buya Hamka membuktikan bahwa ilmu yang dimilikinya bisa hidup hingga kini. Perjuangannya yang luar biasa ini akhirnya akan digambarkan dalam filmnya yang berjudul 'Buya Hamka'.
Trailer yang dirilis langsung mencakup 3 volume dalam kisah Sang Mahaguru sudah cukup bisa membuat perasaan merinding kagum sejak trailer dimulai.Â
Penggambaran kisah yang digambarkan semirip mungkin dengan suasana saat itu tepatnya pada kisaran tahun 1908 - 1981, memudahkan para penonton untuk merasakan gambaran suasana saat Buya Hamka harus berjuang di lingkungan yang lebih sulit daripada saat ini. Belum lagi upaya tim produksi yang sangat detail dalam menyerupai wajah asli Buya Hamka dimasa tua membuat film ini menunjukkan keseriusannya.
Pembagian film ini terbagi menjadi tiga bagian. Pada bagian pertama, film akan membahas mengenai kisah Buya Hamka ketika menjadi pemimpin Muhammadiyah di Makassar, dimana tulisan dan karya romansanya disukai.Â
Lalu ia pindah ke Medan dan diangkat menjadi kepala redaksi majalah, sayangnya posisi ini membuatnya harus berbenturan dengan pihak Jepang karena dianggap berbahaya. Belum lagi upayanya mendekati Jepang justru membuatnya dianggap sebagai penjilatyang membuatnya harus dimusihi, sehingga ia diminta mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.Â
Dibagian dua, kisah dimulai saat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Buya yang berusaha untuk mengabarkan pada semua ulama di Medan agar tidak diadu domba justru membuatnya harus tertembak, untungnya ia bisa selamat dan dianggap bejasa sehingga ia bisa pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar.Â
Perjuangannya belum selesai, ia harus mengahadapi fitnah lain karena dianggap sebagai salah satu orang yang terlibat dalam pemberontakan terhadap Soekarno.Â
Buya Hamka harus disiksa dan dipaksa mengakui kejahatan yang tidak dilakukannya. Hikmah dari kesabarannya justru membuatnya bisa menghasilkan karya bersejarah bagi pendidikan islam yaitu tafsir Al-Azhar.
Dibagian ketiga, kita akan mengenal bagaimana kisah masa kecil Buya Hamka, hingga tumbuh menjadi lelaki muda yang mencintai sastra, dan tradisi.Â
Masalah dalam film ini terlihat dari bagaimana Buya kecil harus berbenturan dengan keinginan ayahnya. Hingga dewasa, Buya akhirnya memilih untuk pegi ke Mekkah dan naik haji dengan usahanya sendiri.Â
Perjuangannya baru saja dimulai setelah kembali, yaitu membangun islam di Indonesia. Belum lagi dalam prosesnya, ia bertemu seorang wanita luar biasa bernama Siti Raham yang menjadi inspirasi roman terbesar dalam hidupnya.
Dari trailer film 'Buya Hamka' diatas, sudah memperlihatkan bagaimana kisah hidup dan perjuangannya sudah sepatutnya menjadi inspirasi banyak orang.
Sifatnya yang bisa dijadikan panutan beserta bagaimana ia menghasilkan tulisan dan karya yang dengan mudah diterima banyak orang menjadi alasan lain bagaimana film ini layak untuk dinantikan.Â
Kita akan melihat bagaimana Buya Hamka mengimplementasikan pengetahuan dan imannya yang saling bersaut membentuk pola pikir luar biasa dalam setiap langkah kehidupannya.
Jadwal penayangan yang dilakukan tepat pada saat suasana libur lebaran masih berlangsung, membuat film ini bisa dijadikan sebagai film keluarga yang wajib ditonton. Nilai moral dan pembelajaran yang bisa diambil dari kisah ini sudah pasti menjadi film yang layak dinantikan pada tanggal 23 April nanti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H