Mohon tunggu...
Rita Kurniawati
Rita Kurniawati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Jadikan ikhtiar dan tawakal sebagai katalis untuk mempercepat laju kesuksesan kita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid 19 Mengajarkanku Bagaimana Rasanya Merindu

18 Mei 2020   19:02 Diperbarui: 18 Mei 2020   19:45 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di penghujung Ramadhan, tak terasa waktu begitu cepat, bulan yang penuh kemuliaan dan keberkahan akan segera berakhir namun pandemi ini belum juga berakhir,sementara hari yang fitri akan segera tiba. banyak hal berbeda di Ramadhan tahun ini, tak seperti tahun - tahun sebelumnya, semua aktifitas hanya dilakukan 'di rumah saja'. Tentunya ini akan menjadi renungan bagi kita semua sebagai makhluk hidup yang tak pernah luput dari khilaf dan dosa. 

Terkadang kita sering melupakan dan melalaikan hal - hal yang kecil, padahal hal yang kecil itu bisa menjadi luar biasa besar. Covid - 19 makhluk kecil yang kasat mata tapi memiliki dampak yang luar biasa. 

Sejenak kita berpikir, mengapa hanya karena makhluk sekecil ini tapi bisa melumpuhkan seisi dunia. makhluk yang begitu kecil, namun Kekuasan Penciptanya sangat besar., sebagai makhluk-Nya apa yang patut kita sombongkan, semua hanyalah titipan-Nya. 

Bagaimana perasaan kita jika kita dilupakan, dan apa yang kita rasakan jika lama tak bersua ? tentunya akan ada rasa 'rindu'. Selama ini tanpa kita sadari, ada yang rindu akan doa - doa kita karena kita terkadang lalai bahkan  mungkin lupa hanya untuk satu kata "syukur" atas segala pemberian - Nya. Mungkin ini salah satu bentuk rindu sang Maha Pemberi rezeki pada kita, karena selama ini kita hanya sibuk dengan aktifitas duniawi saja. 

Belajar dari covid - 19, si makhluk kecil yang mematikan namun banyak membawa hikmah terhadap makhluk hidup lainnya. "Di rumah aja"  hanya kalimat itu yang sekarang diserukan di seluruh dunia, lalu apa maknanya?

Rumah dan seisinya merindukan kita yang selama ini kita sering tinggalkan karena kita sibuk dengan aktifitas di luar, yang tadinya kita lebih sering di tempat kerja atau di jalan bahkan tak sedikit dari kita yang menjadikan rumah hanya sebagai tempat bermalam saja. 

Tanpa kita sadari rumah pun rindu untuk kita bersihkan, di tata, dirapihkan. Suasana rumah dan seisinya merindukan kehangatan dan kasih sayang.  Al - Qura'anul Karim yang selama ini hanya jadi hiasan lemari, rindu untuk kita kumandangkan ayat - ayat-Nya, buku - buku yang selama ini hanya jadi penghuni rak saja rindu untuk kita baca, perkakas dapur yang selama ini hanya jadi aksesoris, rindu untuk bunda gunakan dikala menyiapkan hidangan istimewa untuk orang - orang terkasih. 

Ramadahan ditengah pandemi mengajarkan kita bagaimana rasanya rindu dan dirindukan. Ada yang kita rindukan dari Ramadhan sebelumnya, rindu saat tarawih berjamaah bersama di mesjid, rindu saat tadarus bersama di mesjid atau di majlis ta'lim, rindu buka puasa bersama saudara, kerabat, dan sahabat, bahkan rindu bermacet - macetan saat hendak mudik. Namun dibalik semua itu ada keistimewaan yang mungkin selama ini sering kita lewatkan. 

Tadarus yang biasanya hanya bisa khatam satu kali selama satu bulan Ramadhan, kali ini bisa khatam 3-4 kali bahkan  mungkin lebih  tarawih yang biasanya sering bolong - bolong, karena biasanya saat waktu tarawih tiba kita masih diperjalana atau kelelahan karena baru pulang kerja, Insyaallah Ramadhan  ini tarawih kita full satu bulan, buka puasa yang biasanya saat waktu buka puasa kita masih diperjalanan karena aktifitas kita yang padat, namun kali ini kita bisa buka puasa bersama dengan keluarga tercinta, menikmati kolak buatan bunda, diselingi canda tawa buah hati kita  yang suka kegirangan saat menantikan waktu berbuka. 

MasyaAllah,, selalu ada hikmah yang luar biasa dibalik semua rencana- Nya. Dari sini kita bisa belajar bagaimana kita bisa memanfaatkan waktu dan masa sebaik mungkin. waktu itu terbatas pada rentang bilangan atau angka, yaitu detik, menit,jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan abad. kita tak mungkin memutar kembali waktu yang telah sudah terlewati. 

Sementara itu, masa akan meretas bagaimana kita bisa memanfaatkannya saat muda sebelum tua, hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, senggang sebelum sibuk. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al - Ashr ; " Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang - orang yang beriman dan beramal shaleh, dan mereka mengingatkan kepada kebenaran dan kesabaran. "     

Mengapa Sang Khalik berjanji dengan waktu ? karena Allah SWT sang pemilik waktu, Dia menciptakan kehidupan dalam hitungan waktu ( fi sittati ayyaam ) Dia lah yang mengatur rezeki, jodoh, umur di waktu - waktu yang Dia tentukan. 

Semua hanyalah titipan - Nya yang harus kita jaga sebaik mungkin, kita akan merindukan Ramadhan ini, karena belum tentu tahun depan kita akan bertemu kembali dengan Ramadhan. Semoga kita menjadi orang - orang yang bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik - baiknya, bukan menjadi orang - orang yang merugi.

Rindu......walau terkadang menyakitkan, namun percayalah suatu saat akan indah pada waktunya.

" RINDU "

(Tere Liye )

Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukan milik kami

Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan

Bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan

Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami rindu

Sehingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja



Dengan segala keterbatasan yang saya miliki, mohon maaf bila ada kekhilafan 

Semoga bermanfaat

Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun