Mohon tunggu...
Nur Ali Rahman
Nur Ali Rahman Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pembelajar

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dinamika Laut China Selatan: Pelajaran dari Sengketa Kepulauan Falkland bagi Kedaulatan Indonesia

20 Mei 2024   07:59 Diperbarui: 20 Mei 2024   08:06 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut China Selatan merupakan salah satu wilayah paling diperdebatkan di dunia, dengan banyak negara yang mengklaim sebagian dari wilayah ini, termasuk China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Indonesia. Bagi Indonesia, terutama di wilayah Natuna, ketegangan ini membawa implikasi serius terhadap kedaulatan dan keamanan nasional. Untuk memahami dan mengatasi ancaman ini, kita bisa belajar dari sengketa Kepulauan Falkland antara Inggris dan Argentina pada tahun 1982.

Sengketa Kepulauan Falkland, atau Malvinas menurut Argentina, adalah konflik bersenjata yang terjadi ketika Argentina mencoba mengklaim kepulauan yang dikuasai Inggris. Konflik ini memberikan pelajaran penting tentang kesiapan militer, diplomasi internasional, dan kejelasan klaim kedaulatan. Ada beberapa pelajaran utama dari kasus ini yang bisa diterapkan pada situasi di Laut China Selatan.

Pertama, pentingnya kesiapan militer. Saat Argentina menyerang, Inggris menunjukkan kapasitas militernya dengan mengirim armada untuk merebut kembali Kepulauan Falkland. Operasi militer Inggris menunjukkan bahwa kekuatan militer yang solid dapat berfungsi sebagai pencegah terhadap agresi dan memperkuat klaim kedaulatan. Bagi Indonesia, ini berarti pentingnya memperkuat angkatan laut dan meningkatkan kehadiran militer di wilayah Natuna. Latihan militer rutin dan modernisasi alutsista (alat utama sistem senjata) akan memastikan bahwa Indonesia siap menghadapi setiap ancaman yang mungkin muncul.

Kedua, strategi diplomasi internasional sangat penting. Inggris berhasil mendapatkan dukungan internasional, terutama dari Amerika Serikat dan sekutu NATO lainnya, yang memberikan legitimasi dan dukungan logistik selama konflik. Indonesia harus aktif dalam diplomasi internasional, membangun aliansi strategis dengan negara-negara lain di ASEAN dan di luar kawasan untuk mendapatkan dukungan dalam menghadapi klaim China di Laut China Selatan. Menggalang dukungan internasional melalui forum-forum multilateral dan bilateral dapat membantu memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

Ketiga, kejelasan dan konsistensi klaim kedaulatan adalah kunci. Inggris memiliki klaim kedaulatan yang jelas dan konsisten atas Kepulauan Falkland, yang diakui oleh banyak negara di dunia. Indonesia harus memperkuat argumen hukumnya berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) dan secara konsisten mempertahankan klaimnya atas perairan Natuna. Ini termasuk mengadakan survei maritim dan mempublikasikan peta yang mendukung klaimnya. Dengan memiliki bukti-bukti yang kuat dan terdokumentasi, Indonesia dapat lebih efektif dalam mempertahankan hak-haknya di forum internasional.

Selain itu, penting bagi Indonesia untuk belajar dari pendekatan Inggris dalam manajemen krisis dan respons cepat. Ketika Argentina menginvasi, Inggris segera merespons dengan langkah-langkah diplomatik dan militer. Indonesia perlu memiliki rencana kontinjensi yang jelas dan mekanisme respons cepat untuk menghadapi insiden di Laut China Selatan, seperti pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal asing. Hal ini termasuk membentuk satuan tugas khusus yang mampu bertindak cepat dan efektif dalam situasi darurat.

Kolaborasi regional juga menjadi elemen penting dalam menjaga stabilitas kawasan. Inggris, meskipun bertindak sendiri dalam konflik Falkland, mendapat dukungan tidak langsung dari komunitas internasional. Indonesia, di sisi lain, dapat mengambil pendekatan yang lebih kolaboratif dengan negara-negara ASEAN yang juga memiliki kepentingan di Laut China Selatan. Melalui ASEAN, Indonesia dapat mendorong penyelesaian sengketa secara damai dan mendorong implementasi kode etik (Code of Conduct) di Laut China Selatan.

Dalam menghadapi dinamika di Laut China Selatan, Indonesia harus mengambil pendekatan komprehensif yang melibatkan kesiapan militer, diplomasi internasional, dan kejelasan klaim kedaulatan, seperti yang dilakukan Inggris dalam sengketa Kepulauan Falkland. Indonesia juga harus mengembangkan strategi manajemen krisis dan respons cepat serta mendorong kolaborasi regional yang kuat. Dengan menerapkan pelajaran ini, Indonesia dapat lebih efektif dalam mempertahankan kedaulatannya dan menjaga stabilitas di wilayah ini.

Pengalaman Inggris di Kepulauan Falkland menunjukkan bahwa kombinasi antara kekuatan militer yang tangguh, diplomasi yang cerdik, dan kejelasan hukum dapat membantu negara mempertahankan kedaulatannya. Dengan belajar dari sejarah ini, Indonesia dapat menghadapi tantangan di Laut China Selatan dengan lebih percaya diri dan strategi yang terencana.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun